المسألة الثانية: الماء الذي تحصل به الطهارة:
Masalah Kedua : Air yang Dapat Mensucikan
w
الطهارة تحتاج إلى شيء يتطهر به، يزال به النجس ويرفع به الحدث وهو الماء، والماء الذي تحصل به الطهارة هو الماء الطَّهُور، وهو: الطاهر في ذاته المطهر لغيره، وهو الباقي على أصل خلقته، أي: على صفته التي خلق عليها، سواء كان نازلاً من السماء: كالمطر وذوب الثلوج والبَرَد، أو جارياً في الأرض: كماء الأنهار والعيون والآبار والبحار.
لقوله تعالى: (وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ) [الأنفال: 11]. ولقوله تعالى: (وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا) [الفرقان: 48].
Thaharah membutuhkan sesuatu yang dapat digunakan untuk mensucikan, yang dengannya najis dapat dihilangkan, dan hadats dapat terangkat, yaitu air.
Air yang dengannya dapat dilakukan Thaharah adalah Air yang Mensucikan (Al Maa-u At Ththahuur), yakni suci zatnya sendiri dan dapat mensucikan selainnya. Yakni air yang keadaannya masih seperti asli seperti saat penciptaannya. yaitu sifat-sifat penciptaannya, baik dia air yang turun dari langit, seperti hujan, tetesan salju maupun embun, atau yang mengalir di bumi seperti sungai, mata air, sumur dan laut. Sebagaimana Firman Allah Ta’ala :
وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ
dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu (Surah Al Anfaal ayat 11)
dan FirmanNya Ta’ala :
وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا
dan Kami turunkan dari langit air yang amat suci (Surah Al Furqon ayat 48)
ولقول النبي – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -:
Dan sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam :
اللهم اغسلني من خطاياي بالماء والثلج والبرد (أخرجه البخاري برقم (744)، ومسلم برقم (598).)
Ya Allah, bersihkan aku dari doa dengan air, salju dan embun (Diriwayatkan Imam Bukhari Hadits nomor 744 dan Imam Muslim Hadits nomor 598)
ولقوله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عن ماء البحر:
Dan Sabda beliau shalallahu ‘alahi wa salam tentang air laut
(هو الطهور ماؤه، الحِلُّ ميتته) (أخرجه أبو داود برقم (83)، والترمذي برقم (69)، والنسائي برقم (59)، وابن ماجه برقم (3246)،)
Dia (Air Laut) itu airnya mensucikan, dan halal bangkainya (Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud hadits Nomor 83, Imam At Tirmidzi Hadits Nomor 69, Imam An Nasaa-i Hadits Nomor 59, dan Imam Ibnu Majah Hadits Nomor 3246)
ولا تحصل الطهارة بماء غير الماء كالخل والبنزين والعصير والليمون، وما شابه
Tidak tercapai thaharah dengan cairan yang bukan air, seperti cuka, bensin, jus, lemon dan yang sejenisnya,
ذلك؛ لقوله تعالى: (فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا) [المائدة: 6] فلو كانت الطهارة تحصل بماء غير الماء لنقل عادم الماء إليه، ولم ينقل إلى التراب.
Hal tersebut berdasarkan Firman Allah Ta’ala :
فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا
… jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih) … (Surah Al Maaidah ayat 6)
Jikalau Thaharah dapat tercapai/dapat dilakukan dengan cairan selain Air, maka ayat tersebut akan menyebutkan cairan tersebut, bukan menyebutkan tanah.
Allahu Ta’ala ‘A’lam
Leave a Reply