مَا مِنْكُم مِنْ أَحَدٍ إِلَّا سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ
Tidak Ada Seorangpun Melainkan Pasti Diajak Bicara Rabbnya (Bagian Kedua)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Tiap Kalian Pasti Diajak Bicara Oleh Rabbnya ini termasuk dalam Kategori Aqidah
وقد كثُرت وصحت الأدلة على أن المؤمنين يلقون ويرَوْن ربهم سبحانه في الآخرة، وأنه عز وجل يكلمهم بكلام مسموع مفهوم لا يحتاج إلى ترجمة، يعرفه المُخاطَب به.. عن عدي بن حاتم رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (ما مِنكُم أحَدٌ إلَّا سَيُكَلِّمُه رَبُّه ليس بيْنَه وبيْنه تُرْجمان، فَيَنْظر أيْمَن منه فلا يرى إلَّا ما قَدَّم مِنْ عَمَلِه، ويَنْظُر أشْأَم منه (شماله) فلا يَرَى إلَّا ما قَدَّم، ويَنْظُر بيْن يَدَيْه فلا يَرى إلَّا النَّار تِلْقاء وجْهِه، فاتَّقُوا النَّار ولو بشِقِّ تَمْرَة) رواه البخاري.
Telah banyak dan sahih dalil yang menunjukkan bahwa orang-orang beriman akan berjumpa dan melihat Rabb mereka Subhanahu wa Ta’ala di akhirat, dan bahwa Dia ‘Azza wa Jalla akan berbicara kepada mereka dengan pembicaraan yang terdengar dan dipahami tanpa membutuhkan penerjemah, sehingga orang yang diajak bicara akan langsung memahaminya. Dari ‘Adiy bin Hatim radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda: “Tidak seorang pun di antara kalian melainkan pasti akan diajak bicara oleh Rabbnya, tidak ada penerjemah antara dia dan Rabbnya. Ia melihat ke sebelah kanannya, maka ia tidak melihat kecuali amal yang telah ia kerjakan; ia melihat ke sebelah kirinya, maka ia tidak melihat kecuali amal yang telah ia kerjakan; ia melihat ke depannya, maka ia tidak melihat kecuali neraka di hadapannya. Maka lindungilah diri kalian dari neraka walau hanya dengan sepotong kurma.” (Hadits Riwayat Bukhari).
التَرجُمان فيه لغات، يقال: تُرجُمان، وتَرجَمان، وتَرجُمان، والتَرجُمان يقال لمن ينقل مِنْ لغة إلى لغة أخرى.
Kata at-tarjumān memiliki beberapa bentuk lafal, yaitu: turjumān, tarjamān, dan tarjumān. Kata ini digunakan untuk menyebut seseorang yang menerjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lain.
قال العيني: “قوله: (ما مِنكم) الخطاب للمؤمنين، وقيل: بعمومه. قوله: (ترجمان) فيه لغات ضم التاء والجيم وفتح الأول وضم الثاني”.
Al-‘Aini berkata: “Sabda Nabi (ما مِنكم) adalah khithab yang ditujukan kepada orang-orang beriman, dan ada juga yang mengatakan bersifat umum. Kata (ترجمان) memiliki beberapa bentuk, yaitu dengan dhammah pada huruf ta’ dan jim, serta dengan fathah pada huruf pertama dan dhammah pada huruf kedua.”
وقال النووي: “قوله (ليس بينه وبينه ترجمان) هو بفتح التاء وضمها وهو المعبر عن لسان بلسان”.
An-Nawawi berkata: “Sabda Nabi (ليس بينه وبينه ترجمان) dibaca dengan fathah pada huruf ta’ dan juga boleh dengan dhammah, dan maknanya adalah seseorang yang menerjemahkan suatu bahasa ke bahasa lain.”
وقال الأصبهاني: “وَالْمرَاد بذلك أَن يفهمهم خطابه يَوْم الْقِيَامَة من غير ترجمان، فَإِذا حاسبهم يَوْم القيامة أفهمهم كَلَامه وأسمعهم خطابه من غير وَاسِطة، لَا كما أفهمهم في الدُّنْيا بوسائط الرُّسُل والكتب”.
Al-Ashbahani berkata: “Yang dimaksud dengan hal itu adalah bahwa Allah akan membuat mereka memahami firman-Nya pada hari kiamat tanpa penerjemah. Ketika Dia menghisab mereka pada hari kiamat, Dia akan membuat mereka memahami kalam-Nya dan mendengar langsung firman-Nya tanpa perantara, tidak seperti di dunia yang difahami melalui perantara para rasul dan kitab-kitab-Nya.”
وقال ابن بطال: “(ليس بينه وبينهم ترجمان) وجميع أحاديث الباب فيها كلام الله مع عباده، ففي حديث الشفاعة قوله تعالى لِمُحمد صلى الله عليه وسلم: (أخْرِج من النار مَنْ في قلبه مثقال حبة مِنْ خردل من إيمان) إلى قوله: (وعزتي وجلالي وكبريائي لأخرجن منها مَنْ قال: لا إله إلا الله) فهذا كلامه للنبي صلى الله عليه وسلم بدليل قوله: (فأستأذن على ربي)..
Ibnu Baththal berkata: “Sabda Nabi (ليس بينه وبينهم ترجمان) — seluruh hadits dalam bab ini menunjukkan adanya percakapan Allah dengan hamba-hamba-Nya. Dalam hadits syafaat, Allah berfirman kepada Muhammad ﷺ: ‘Keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam hatinya terdapat iman seberat biji sawi,’ hingga firman-Nya: ‘Demi kemuliaan-Ku, keagungan-Ku, dan kebesaran-Ku, sungguh Aku akan mengeluarkan dari neraka orang yang mengatakan: La ilaha illallah.’ Ini adalah perkataan Allah kepada Nabi ﷺ, dibuktikan dengan sabda Nabi: ‘Maka aku memohon izin kepada Rabbku’…”
… وكذلك قوله في حديث: آخِر مَنْ يدخل الجنة قوله تعالى: (ادْخُل الجنةَ، فيقول: رب الجنة ملأى) إلى قوله: (لك مثل الدنيا عشر مرات) فأثبت بذلك كلامه تعالى مع غير الأنبياء مشافهة، ونظرهم إليه، وكذلك حديث النجوى: (يُدْنيه الله ويقول: سترْتُها عليك في الدنيا، وأنا أغفرها لك اليوم) على الانفراد عن الناس”.
… Demikian pula sabda Nabi dalam hadits tentang orang terakhir yang masuk surga, Allah berfirman: ‘Masuklah ke surga.’ Orang itu berkata: ‘Wahai Rabbku, surga telah penuh,’ hingga firman-Nya: ‘Bagimu seperti dunia sepuluh kali lipat.’ Dengan ini ditetapkan bahwa Allah berbicara langsung dengan selain para nabi dan mereka melihat-Nya. Begitu pula dalam hadits an-najwa (bisik-bisik), Nabi bersabda: ‘Allah mendekatkannya dan berfirman: Aku telah menutupi aibmu di dunia, dan pada hari ini Aku mengampuninya untukmu,’ dalam keadaan terpisah dari pandangan manusia.”
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Sumber: IslamWeb
Leave a Reply