مَا مِنْكُم مِنْ أَحَدٍ إِلَّا سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ
Tidak Ada Seorangpun Melainkan Pasti Diajak Bicara Rabbnya (Bagian Keempat)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Tiap Kalian Pasti Diajak Bicara Oleh Rabbnya ini termasuk dalam Kategori Aqidah
ثانيا: الأدلة من الأحاديث النبوية
Kedua: Dalil dari Hadits-Hadits Nabi
1 ـ حديث احتجاج آدَم وموسى عليهما الصلاة والسلام وفيه: (قال له آدَم: يا مُوسى، اصطفاك اللهُ بكَلامِه) رواه البخاري.
1 – Hadits tentang perdebatan Adam dan Musa ‘alaihimas salam, di dalamnya disebutkan: “Adam berkata kepadanya: Wahai Musa, Allah telah memilihmu dengan kalam-Nya.” (Hadits Riwayat Bukhari).
2 ـ وعن صَفوان بن محرِزٍ المازِنيُّ قال: (بيْنَما أنَا أمْشِي مع ابن عمر رضي اللَّه عنه آخِذٌ بيَدِه، إذْ عَرَضَ رَجُلٌ، فقال: كيف سَمِعْتَ رسولَ اللَّه صلى الله عليه وسلم يقول في النَّجْوى (النَّجوى هي إسرار الواحدِ بالكلامِ مع آخَرَ على انفراد، والمراد بها هنا: ما يقَع بيْن الله تعالى وبيْن عبْدِه المؤمنِ يوم القيامة)؟ فقال ابن عمر: سَمِعْتُ رَسولَ اللَّه صلى الله عليه وسلم يقول:
2 – Dari Shafwan bin Muhriz al-Mazini, ia berkata: “Ketika aku berjalan bersama Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma sambil memegang tangannya, tiba-tiba seorang lelaki bertanya: ‘Bagaimana engkau mendengar Rasulullah ﷺ berbicara tentang an-najwa (an-najwa adalah pembicaraan rahasia seorang dengan yang lain secara menyendiri; yang dimaksud di sini adalah apa yang terjadi antara Allah Ta’ala dan hamba-Nya yang beriman pada hari kiamat)?’ Ibnu ‘Umar menjawab: ‘Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda :
إنَّ اللَّهَ يُدْنِي المُؤْمِنَ، فَيَضَع عليه كَنَفَه ويَسْتُرُه، فيَقول: أتَعْرِف ذَنْبَ كَذا؟ أتَعْرِفُ ذَنْب كذا؟ فيَقول: نَعَمْ أيْ رَبِّ، حتَّى إذَا قَرَّرَه بذُنُوبِه، ورَأَى في نَفْسِه أنَّه هَلَكَ، قال: سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ في الدُّنْيَا، وأَنَا أغْفِرُها لك اليَوم) رواه البخاري.
Sesungguhnya Allah mendekatkan seorang mukmin, lalu Allah menaungkan perlindungan-Nya atasnya dan menutupinya, kemudian berfirman: Apakah engkau mengetahui dosa ini? Apakah engkau mengetahui dosa itu? Ia menjawab: Ya, wahai Rabbku. Hingga ketika Allah menegaskan kepadanya dosa-dosanya dan ia melihat dalam dirinya bahwa ia binasa, Allah berfirman: Aku telah menutupinya atasmu di dunia, dan pada hari ini Aku mengampuninya untukmu.’” (Hadits Riwayat Bukhari).
3 ـ وعن أبي سَعيدٍ الخُدريّ رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (إنَّ اللهَ يقول لأهلِ الجَنَّة: يا أهلَ الجنَّة، فيقولون: لَبَّيك رَبَّنا وسَعْدَيك والخير في يَدَيك، فيقول: هل رَضِيتُم؟..) رواه البخاري.
3 – Dari Abu Sa‘id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah berfirman kepada para penghuni surga: ‘Wahai para penghuni surga.’ Mereka menjawab: ‘Kami penuhi panggilan-Mu, wahai Rabb kami, dan segala kebaikan berada di tangan-Mu.’ Allah berfirman: ‘Apakah kalian telah ridha?’ …” (Hadits Riwayat Bukhari).
4 ـ وعن عديّ بن حاتم رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال:
4 – Dari ‘Adiy bin Hatim radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda :
(ما منكم مِنْ أحَدٍ إلا سيُكَلِّمُه رَبُّه، ليس بينه وبينه تَرجمانٌ، ولا حِجابٌ يَحجُبُه) رواه البخاري ومسلم.
“Tidak seorang pun di antara kalian melainkan pasti akan diajak bicara oleh Rabbnya; tidak ada penerjemah antara dia dengan-Nya, dan tidak ada tabir yang menghalanginya.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).
قال الشيخ الهراس: “في هذين الحديثين: (يقول تعالى: يا آدم) و (ما منكم مِنْ أحد إلا سيكلمه ربه) إثبات القول والنداء والتكليم لله عز وجل، وقد سبق أن بيَّنّا مذهب أهل السُنة والجماعة في ذلك، وأنهم يؤمنون بأن هذه صفات أفعال له سبحانه تابعة لمشيئته وحكمته، فهو قال، ويقول، ونادى، وينادي، وكلم، ويُكَلم..
Syaikh Al-Harras berkata: “Pada dua hadits: (Allah Ta’ala berfirman: ‘Wahai Adam’) dan (Tidak seorang pun di antara kalian melainkan pasti akan diajak bicara oleh Rabbnya), terdapat penetapan sifat ‘berfirman’, ‘memanggil’, dan ‘berkalam’ bagi Allah ‘Azza wa Jalla. Telah kami jelaskan sebelumnya bahwa Ahlus Sunnah wal Jamaah beriman bahwa ini semua adalah sifat perbuatan bagi-Nya Subhanahu, yang mengikuti kehendak dan hikmah-Nya. Maka Dia telah berfirman dan berfirman (seterusnya), telah memanggil dan memanggil, telah berbicara dan berbicara (kepada siapa yang Dia kehendaki).
وقد دل الحديث الثاني على أنه سبحانه سيكلم جميع عباده بلا واسطة، وهذا تكليم عام، لأنه تكليم محاسبة، فهو يشمل المؤمن والكافر والبر والفاجر، ولا ينافيه قوله تعالى: {وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ} (البقرة:174)، لأن المنفي هنا هو التكليم بما يسر المُكَلَّم، وهو تكليم خاص (حديث صَفوان بن مُحرِزٍ المازِنيُّ)، ويقابله تكليمه سبحانه لأهل الجنة تكليم محبة ورضوان وإحسان”.
Hadits kedua menunjukkan bahwa Allah Subhanahu akan berbicara kepada seluruh hamba-Nya tanpa perantara. Ini adalah kalam yang umum, karena merupakan pembicaraan saat perhitungan (hisab), mencakup orang beriman dan kafir, orang baik dan fajir. Hal ini tidak bertentangan dengan firman-Nya Ta’ala: {Dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat} (Al-Baqarah: 174), karena yang dinafikan di sini adalah bentuk kalam yang menyenangkan bagi yang diajak bicara; ini merupakan kalam yang khusus (sebagaimana pada hadits Shafwan bin Muhriz al-Mazini). Adapun kebalikannya, yaitu kalam-Nya Subhanahu kepada para penghuni surga, adalah kalam cinta, keridhaan, dan kebaikan.”
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Sumber: IslamWeb
Leave a Reply