وبشر الصابرين
Dan Sampaikanlah Kabar Gembira kepada Orang-Orang yang Sabar
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Dan Sampaikanlah Kabar Gembira kepada Orang-Orang yang Sabar ini termasuk dalam Kategori Tadabbur al Quran
بسم الله الرحمن الرحيم
والصلاة والسلام على نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Amma ba’du.
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ * الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ * أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ [البقرة: ١٥٥ – ١٥٧]
“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: ‘Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali’. Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Surah Al-Baqarah ayat 155-157)
آية توقفت عندها كثيراً. في أولى لحظات ألمي. أحقاً أن الله تعالى وعد الصابرين هذا الوعد؟؟. ولماذا يمنح الله الصابرين كل هذه المنازل والدرجات والوعود؟؟. ما ميزة الصابرين عن غيرهم؟؟. ولماذا وصفهم بالمهتدين وصلى عليهم؟؟.
Ayat ini membuatku berhenti lama merenunginya. Di detik-detik pertama rasa sakitku. Benarkah Allah Ta’ala menjanjikan janji seperti ini kepada orang-orang yang sabar? Mengapa Allah memberi orang-orang sabar semua kedudukan, derajat, dan janji yang agung ini? Apa keistimewaan orang sabar dibanding yang lain? Dan mengapa Allah menyebut mereka sebagai orang-orang yang mendapat petunjuk dan bershalawat kepada mereka?
أسئلة كثيرة دارت في خلدي وأنا أسترجع معنى هذه الآية. أتفكر فيها. كل هذا في أولى لحظات ألمي. فتفكرت في الأحوال التي يجب فيها الصبر فوجدت فيما وجدت أن.
Banyak sekali pertanyaan berputar di benakku ketika aku mengulang makna ayat ini, merenungkannya, semua itu terjadi di detik-detik pertama rasa sakitku. Aku lalu memikirkan keadaan-keadaan yang mengharuskan adanya kesabaran, dan aku dapati di antaranya adalah:
البلاء. امتحانٌ من الله عز وجل لعباده. ليعرف الصادق من الكاذب. وليزيد ثبات المؤمن منهم. فينهار الإنسان أمامه. ويلعن القدر واليوم الذي نزل فيه هذا البلاء. ويندب ويبكي، وقد يفقد عقله من هول ما يجد من بلاء. ومن ثم لا يجد أمامه سوى الانتحار ليرتاح من هذا البلاء الذي لا يرفع عنه ولا يجد سبيلاً لرده.
Cobaan adalah ujian dari Allah Azza wa Jalla kepada hamba-hamba-Nya, untuk mengetahui siapa yang jujur dan siapa yang dusta, serta untuk menambah keteguhan orang-orang beriman. Namun, manusia bisa runtuh di hadapannya, mengutuk takdir dan hari turunnya cobaan itu, meratap dan menangis, bahkan mungkin kehilangan akalnya karena dahsyatnya ujian yang menimpanya. Lalu ia tidak melihat jalan keluar selain bunuh diri untuk beristirahat dari cobaan yang tak kunjung hilang dan tak ada jalan untuk menolaknya.
الهم. نيران تستعر في القلب. وتؤرقه وتضيع الوقت. وتشيب الرأس وتزيد الغضب. الهم. عدوٌ للإنسان مرافقٌ له في حله وترحاله. بسبب الهم يخسر الإنسان علاقاته. بسبب الهم يدمر الإنسان نفسه. يحاول الخروج منه بشتى الطرق. المهدئات والمسكنات والمنشطات. وفي النهاية يصل الأمر به إلى الانتحار. للخروج من هذا الهم الذي نغص عليه لذة حياته.
Kegelisahan adalah api yang membara di hati, mengusik ketenangan, membuang waktu, memutihkan rambut, dan menambah amarah. Kegelisahan adalah musuh manusia yang selalu menyertainya di mana pun ia berada. Karena kegelisahan, manusia kehilangan hubungan baiknya; karena kegelisahan pula, ia menghancurkan dirinya sendiri. Ia mencoba keluar darinya dengan berbagai cara: obat penenang, pereda nyeri, dan stimulan. Namun pada akhirnya, hal itu bisa berujung pada bunuh diri demi lepas dari kegelisahan yang telah merusak kenikmatan hidupnya.
الحزن. تتنوع أشكاله وطرائقه. حتى يشحب الوجه. وتتغير الوجنات. ويعتصر القلب ألماً. فيلجأ الإنسان إلى تفريغ طاقة حزنه بطرق شتى. بالحرام والحلال. فقد يذهب لشرب المسكر كي يعيش في العالم الآخر. أو يعتكف على الأفلام المحرمة. أو يمارس الحرام. ظناً منه أن شعوره باللذة والشهوة سينسيه ما به من حزن. فيزيد عليه الحزن. ويزداد هو تغيرًا إلى الأسوأ. يقول الحياة ملل. الحياة ما فيها خير. ما تضحك لحظة إلا وتبكي ساعة. فيزداد حزنه بفقد حبيب. أو إخفاق في الحياة. فيجد أن أفضل طريق له للراحة. هو الانتحار.
Kesedihan memiliki banyak bentuk dan cara. Hingga wajah menjadi pucat, pipi berubah, dan hati terhimpit rasa sakit. Manusia pun mencari cara untuk melampiaskan energi kesedihannya dengan berbagai jalan, baik yang halal maupun haram. Ada yang memilih minum minuman memabukkan untuk hidup di dunia lain, atau mengurung diri menonton film-film haram, atau melakukan perbuatan maksiat, dengan anggapan bahwa rasa nikmat dan syahwat akan membuatnya lupa terhadap kesedihannya. Namun, kesedihan justru semakin bertambah, dan dirinya berubah menjadi lebih buruk. Ia berkata, “Hidup ini membosankan, hidup ini tak ada kebaikan. Tidaklah tertawa sekejap, kecuali setelahnya menangis berjam-jam.” Kesedihannya bertambah karena kehilangan orang tercinta atau kegagalan dalam hidup. Hingga ia merasa bahwa jalan terbaik untuk beristirahat adalah bunuh diri.
تأملت هذه الأصناف الثلاثة. فوجدت أن هناك صنفًا رابعًا هو مغيب عن الواقع. قسم لم يتأثر بهذه الأصناف الثلاثة. بل زاد من قوته وثباته وإيمانه. إنه قسمٌ. نزل به بلاءٌ. يكاد يزلزل أركانه. وقد يجعله يفقد الكثير من إيمانه إن لم يكن صادقاً. يبتلي الله هذا المؤمن في دينه وماله ونفسه وأهله وعرضه. كما قال عليه الصلاة والسلام: ما يزال البلاء بالمؤمن والمؤمنة في نفسه وولده وماله حتى يلقى الله وما عليه خطيئة.
Aku merenungkan tiga golongan ini, lalu aku dapati ada golongan keempat yang berbeda dari kenyataan yang dialami tiga golongan tersebut. Golongan ini tidak terpengaruh olehnya, bahkan semakin kuat, teguh, dan bertambah imannya. Ia adalah golongan yang ditimpa cobaan besar yang hampir mengguncang sendi kehidupannya, bahkan bisa membuatnya kehilangan banyak imannya jika ia tidak jujur dalam keimanan. Allah menguji orang beriman ini pada agamanya, hartanya, dirinya, keluarganya, dan kehormatannya. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ: “Cobaan senantiasa menimpa seorang mukmin laki-laki maupun perempuan pada dirinya, anaknya, dan hartanya hingga ia bertemu Allah dalam keadaan tidak ada dosa padanya.”
هكذا المؤمن. يستمر البلاء نازلاً صاعداً فيه. وكلما ازداد إيمانه ازداد بلاؤه. فكما قال عليه السلام: يبتلى الرجل على حسب دينه. ويستمر صابراً وهو يقول: لا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم، اللهم أجرني في مصيبتي وأخلف لي خيراً منها. فيرتاح كيانه. ويرضى فؤاده. ويقول: يا رب إني بإيماني وقرآني. سأصبر أمام كل بلاء قد ينزل بي. يا رب. إني أريد أن أكون ممن قلت فيهم:
Demikianlah seorang mukmin. Cobaan terus datang silih berganti kepadanya, dan semakin besar imannya, semakin besar pula cobaannya. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ: “Seseorang diuji sesuai dengan kadar agamanya.” Ia terus bersabar seraya berkata: “Laa haula wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim. Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku ini dan gantikanlah untukku yang lebih baik darinya.” Maka jiwanya menjadi tenang, hatinya ridha, dan ia berkata: “Ya Rabb, dengan imanku dan Al Quranku, aku akan bersabar atas setiap cobaan yang menimpaku. Ya Rabb, aku ingin menjadi bagian dari orang-orang yang Engkau firmankan:
وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا [الإنسان: ١٢].
‘Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka dengan surga dan sutera.’” (Surah Al-Insan ayat 12)
هذا هو المؤمن. وهذا هو الصبر. منزلة عظيمة. غابت عن الكثير منا. وتذكرها القليل. فوضعوا قوله تعالى:
Inilah seorang mukmin, dan inilah kesabaran. Kedudukan yang agung, yang telah hilang dari banyak orang dan hanya sedikit yang mengingatnya. Mereka menempatkan firman Allah Ta’ala :
وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ [البقرة: ١٧٧]
“Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan pada masa peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar imannya, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (Surah Al-Baqarah ayat 177)
أمام أعينهم. ونبراساً لاشتعال همتهم. فلنكن من الصابرين على ما ينزل بدنيا الكدر والتعب من بلاء ونصب. ننل أعلى المراتب والغرف في جنان الفردوس الأعلى. والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
di hadapan mata mereka, sebagai pelita untuk membangkitkan semangat. Maka marilah kita menjadi bagian dari orang-orang yang bersabar atas segala ujian, kesulitan, dan penderitaan di dunia yang penuh kesedihan ini, agar kita meraih derajat tertinggi dan kamar-kamar mulia di surga Firdaus yang paling tinggi. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sumber : Alukah
Leave a Reply