Contoh Keindahan Artistik dalam al-Quran (4)



من صور الإعجاز الفني في القرآن

Contoh-Contoh Keindahan Artistik dalam al-Quran (Bagian Empat)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Keindahan Artistik dalam al-Quran ini termasuk dalam Kategori Tadabbur al Quran

الوقفة الثانية وهي وقفة شعورية نفسية، تتضح من خلال الإخبار عن وقوع “الواقعة” حيث يُشعر هذا اللفظ بحالة من الخوف والرعب، وفقًا لجرسه الموسيقي ومعناه العام .. ثم يبدأ تصور حقيقة هذه الواقعة وما يحيط بها من أحداث ووقائع، كانتشار الملائكة على أطراف السماء، فإذا ما ربط الذهن بين انشقاق السماء وتصدعها، وبين انتشار الملائكة على أرجائها، اتضحت الحركة، وتمت أهداف المشهد، وأدى غايته في إطار الصورة العامة ليوم الفزع الأكبر.

Poin kedua adalah poin yang bersifat emosional dan psikologis, yang tampak dari pemberitahuan tentang terjadinya “peristiwa besar (al-Waqi’ah)”, di mana kata ini menimbulkan rasa takut dan ngeri, baik dari lantunan suaranya maupun dari makna umumnya. Kemudian mulailah tergambar hakikat peristiwa besar itu dan segala yang mengitarinya, seperti tersebarnya para malaikat di tepi-tepi langit. Apabila pikiran mengaitkan antara terbelahnya langit dan retaknya, dengan tersebarnya para malaikat di seluruh penjuru, maka gerakan itu menjadi jelas, tujuan adegan pun tercapai, dan sasarannya terwujud dalam bingkai gambaran umum Hari Kengerian yang Agung.

أما الوقفة الثالثة وهي وقفة تجمع وتمزج بين العنصر الحسي المُشاهد، والعنصر النفسي المُدرَك، يبدو ذلك في تجهيز ساحة العرض، التي لا تخفى فيها خافية واحدة، حيث يُصبح كل شيء مكشوفًا، مُعدًّا للحساب والجزاء، ويبدو كذلك في الأمر الإلهي الصادر في صورة حازمة جازمة قوية { خذوه فغلوه } وفي مشهد الملائكة وهم يجرونه مكبلاً بسلسلة يبلغ طولها سبعون ذراعًا.

Adapun poin ketiga adalah poin yang menggabungkan dan memadukan antara unsur visual yang dapat dilihat dan unsur psikologis yang dapat dirasakan. Hal ini terlihat pada persiapan tempat pengadilan, di mana tidak ada satu pun rahasia yang tersembunyi, sehingga segala sesuatu menjadi tampak jelas, siap untuk perhitungan dan pembalasan. Hal ini juga tampak pada perintah Ilahi yang disampaikan dengan tegas, pasti, dan penuh kekuatan: “Tangkaplah dia lalu belenggulah tangannya”, dan pada adegan para malaikat yang menyeretnya dalam keadaan terbelenggu dengan rantai sepanjang tujuh puluh hasta.

ولا يخفى عليك أخي الكريم ما يثيره هذان المشهدان في النفس من مشاعر الخوف والرعب والفزع؛ فبقدر ما في المشهد الأول من حركة التجهيز لساحة المحاكمة وإعداد الموازين، وما يرافق ذلك من تسليم نتائج الأعمال لأصحابها…بقدر ما في المشهد الثاني من عنف وقسوة يُؤخذ بها هذا الجاحد الذي جُرِّد من حوله وطَوْله وقوته، فأصبح أعزل، لا حيلة له ولا تدبير.

Tidaklah tersembunyi bagi Anda, saudaraku yang mulia, betapa dua adegan ini membangkitkan rasa takut, gentar, dan ngeri di dalam jiwa; sebesar gerakan pada adegan pertama yang mempersiapkan arena pengadilan dan penegakan timbangan, disertai penyerahan catatan amal kepada pemiliknya… sebesar itulah pula kekerasan dan kebengisan pada adegan kedua, ketika orang kafir yang ingkar itu diambil, setelah dilucuti dari segala kekuatan dan kemampuannya, sehingga ia menjadi tak berdaya dan tanpa jalan keluar.

وعلى ضوء ما تقدم يتضح لنا جانبًا من جوانب الإعجاز الفني التي تضمنتها هذه الآيات الكريمات، وبدا لنا ما يتركه هذا الأسلوب التصويري من أثر بالغ في النفس الإنسانية من خلال ما يُضْفيه من صور حسية وظلال معنوية، وما يرافق ذلك من حركة وصوت تعمل جميعها على خلق صورة حية ومؤثرة غاية التأثير، ما لا قدرة لأحد مهما أوتي من أسباب البلاغة والبيان على الإتيان بمثله أو جزء منه.

Berdasarkan pemaparan di atas, tampaklah kepada kita salah satu sisi kemukjizatan artistik yang terkandung dalam ayat-ayat mulia ini, dan terlihat pula betapa gaya penggambaran ini meninggalkan pengaruh yang sangat mendalam pada jiwa manusia. Hal ini terwujud melalui perpaduan antara gambar-gambar yang dapat dirasakan secara indrawi dan bayangan-bayangan yang bersifat maknawi, disertai gerakan dan suara yang semuanya bekerja untuk menciptakan gambaran yang hidup dan sangat menggetarkan hati—sesuatu yang tidak mampu dihadirkan oleh siapa pun, betapapun ia dikaruniai kelengkapan retorika dan kefasihan.

نسأل الله أن ينفعنا بالقرآن العظيم وأن يجعله شافعًا لنا

Kita memohon kepada Allah agar memberi manfaat kepada kita dengan Al Quran yang agung dan menjadikannya sebagai pemberi syafaat bagi kita,

 يوم لا ينفع مال ولا بنون * إلا من أتى الله بقلب سليم  (الشعراء: ٨٨-٨٩).

“(yaitu) pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (Surah asy-Syu’ara ayat 88-89).

Alhamdulillah selesai Rangkaian Artikel 4 (Empat) Seri

Sumber : IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.