Desa Mulabbis, Batu Fondasi Proyek Permukiman Zionis di Palestina (3)



قرية ملبّس حجر الأساس لمشروع الاستيطان الصهيوني في فلسطين.. لماذا؟

Desa Mulabbis, Batu Fondasi Proyek Permukiman Zionis di Palestina (Bagian Ketiga)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Desa Mulabbis, Batu Fondasi Proyek Permukiman Zionis di Palestina ini termasuk dalam Kategori Tarikh Islam

وقالت خِلة لـ “عربي21”: “آثار السكان الأوائل في قرية ملبّس لم تكتشف على أراضيها، وإنما في منطقة اتصال بين التلال الحمراء (حمرا) ومحيط نهر العوجا”.

Khillah berkata kepada “Arabi21”: “Jejak penduduk awal Desa Mulabbis tidak ditemukan di tanahnya, melainkan di daerah pertemuan antara bukit-bukit merah (Hamra) dan kawasan Sungai al-‘Auja.”

وأضافت: “تم العثور على أحجار صوانٍ تعود للعصر الحجري والتي تشير إلى نمط معيشة يعتمد على الصيد والزراعة”.

Ia menambahkan: “Telah ditemukan batu-batu api yang berasal dari Zaman Batu, yang menunjukkan pola kehidupan berbasis berburu dan bertani.”

وأشارت إلى أنه وُجدت فيما بعد آثار متعدّدة للمستعمرة في تل ملبّس، كذلك كان هناك قبور تعود إلى فترة الحكم الروماني للقرية.

Ia menunjukkan bahwa kemudian ditemukan berbagai peninggalan dari koloni di Bukit Mulabbis, termasuk kuburan yang berasal dari masa pemerintahan Romawi di desa tersebut.

وقالت: “بقي المكان مسكوناً خلال الحكم البيزنطي وبداية الحكم الإسلامي، وكانت طبقاته المكتشفة مماثلةً للآثار المكتَشفة في مناطق قريبة اسمها (الفجّة)”.

Ia berkata: “Tempat ini tetap berpenghuni selama masa Bizantium dan awal pemerintahan Islam. Lapisan arkeologis yang ditemukan serupa dengan peninggalan yang ditemukan di wilayah terdekat bernama al-Fujjah.”

وأضافت: “خلال النصف الثاني من القرن العشرين، عُثر خلال نشاطٍ زراعيّ في تلّ ملبّس ومحيطه على معصرة زيتون، وبقايا معدنية وتوابيت يرجع تاريخها للعصر البيزنطي”.

Ia menambahkan: “Pada paruh kedua abad ke-20, dalam kegiatan pertanian di Bukit Mulabbis dan sekitarnya ditemukan sebuah alat pemeras minyak zaitun, sisa-sisa logam, dan peti jenazah yang berasal dari era Bizantium.”

وأشارت إلى أن الحفريات كشفت بقايا حيٍ صناعيٍ يرجع تاريخه لتلك الفترة الزمنية أيضاً، وبقايا بناءٍ تذكاريّ يرجع للقرن الرابع، ومعاصر نبيذٍ وأفران فخارٍ كان وقودها أخشاب شجر البلوط التي كانت تحيط المنطقة.

Ia menunjukkan bahwa penggalian juga mengungkap sisa-sisa kawasan industri dari periode tersebut, serta sisa bangunan peringatan dari abad ke-4, pabrik anggur, dan tungku tembikar yang bahan bakarnya kayu pohon ek yang tumbuh di sekitar daerah itu.

واعتبرت الباحثة في التاريخ والآثار أن اكتشاف معمل فخار في القرية يدعم المعلومات المتوفرة من بعثات حفرٍ سابقة، حول وجود حيٍّ صناعيّ في المنطقة، قائلة: “وجود معصرة نبيذ يعني الحاجة لصنع أوانٍ فخارية لتخزين ونقل النبيذ بعد إنتاجه إلى مناطق أخرى”.

Peneliti sejarah dan arkeologi itu menganggap penemuan bengkel tembikar di desa memperkuat informasi dari penggalian sebelumnya tentang keberadaan kawasan industri di wilayah tersebut. Ia berkata: “Adanya pabrik anggur menunjukkan kebutuhan akan pembuatan wadah tembikar untuk menyimpan dan mengangkut anggur setelah diproduksi ke daerah lain.”

وأضافت: “كما يشهد فرن الطابون والأرضية الفسيفسائية، والأرصفة الحجرية التي عثر عليها على استمرارية الوجود في هذه المستعمرة في بداية الحكم الإسلامي لها”.

Ia menambahkan: “Keberadaan tungku tabun, lantai mozaik, dan jalan setapak berbatu yang ditemukan menunjukkan keberlanjutan pemukiman ini pada awal pemerintahan Islam.”

وتابعت: “يرمز لقرية مُلبّس بقلعة (بُلبس)، التي سلمها مختار يافا لجيش الاسبتارية عام 1133م، وسلم أيضاً طواحين الجسور الثلاثة (des moulins des trios ponts)والتي يقصد بها تلك التي في قريتي المير والفاروقية، اللتين تقعان قرب نهر اليركون شمال قرية مُلبّس”.

Ia melanjutkan: “Desa Mulabbis dirujuk dengan Benteng Bulbas, yang diserahkan oleh mukhtar Yafa kepada pasukan Hospitaller pada tahun 1133 M. Ia juga menyerahkan tiga kincir jembatan (des moulins des trois ponts) yang dimaksud adalah kincir di desa al-Mir dan al-Faruqiyyah yang terletak di dekat Sungai Yarkon di utara Desa Mulabbis.”

وأوضحت خِلة أن الحفريات عام 2006م و2007م، التي نفّذت تحضيراً لبناء الحي الاستيطاني المعروف باسم “ليف هاسافيونيم”؛ كشفت بقايا بناء يعود تاريخه للعصر الصليبي، بالإضافة إلى أساسات ضخمة من الأرصفة البحرية التي تدعم هيكلاً مقبّباً ومزخرفاً يتربّع على قمة التل.

Khillah menjelaskan bahwa penggalian pada tahun 2006 dan 2007, yang dilakukan sebagai persiapan pembangunan kawasan pemukiman “Lev ha-Savyonim”, mengungkapkan sisa bangunan yang berasal dari era Perang Salib, serta fondasi besar dari dermaga yang menopang struktur berkubah dan berhias di puncak bukit.

وقالت: “بُني فوق الركام الصليبي بعد الدمار الذي لحق به في القرن الثاني عشر خزان ماء ضخم من حوضين، مغطىً بطبقةٍ من الجص الهيدروليكي، وتشير آثار قناة الصرف الصحي إلى احتمالية وجود مصدرٍ مائيّ في تلك المنطقة، مرتبط بتربية المواشي، فوجود حدّاد عدداً ضخماً من عظام الحيوانات في محيط منطقة خزان المياه يعني أنها تعود للمواشي التي امتلكها سكان القرية”.

Ia berkata: “Di atas reruntuhan era Salib setelah kehancurannya pada abad ke-12, dibangun sebuah tangki air besar dengan dua wadah, ditutupi lapisan gipsum hidrolik. Sisa-sisa saluran pembuangan menunjukkan kemungkinan adanya sumber air di daerah tersebut yang terkait dengan peternakan. Penemuan sejumlah besar tulang hewan di sekitar tangki menunjukkan bahwa tulang itu berasal dari ternak milik penduduk desa.”

وتابعت: “كما كشفت الحفريات كذلك عن آثار مساكن مدمّرة من أحجام مختلفة من حجارة الحقول، وحجارة منحوتة، وتراب أسود، وبقايا فخارية ترجع للعهد المملوكي”.

Ia melanjutkan: “Penggalian juga mengungkap sisa-sisa rumah yang hancur dengan berbagai ukuran, terbuat dari batu ladang, batu pahat, tanah hitam, dan pecahan tembikar yang berasal dari era Mamluk.”

وأوضحت أنه في عام 883 هجري (1478 ميلادي)، أوقف السلطان الأشرف سيف الدين قايتباي ربع إيرادات القرية للمدرسة الأشرفية في القدس والجامع العمري “الكبير” في مدينة غزة، مؤكدة أنّ عائلة عبد الحميد المصري سكنت القرية خلال القرن التاسع عشر.

Ia menjelaskan bahwa pada tahun 883 H (1478 M), Sultan al-Asyraf Sayfuddin Qaytbay mewakafkan seperempat pendapatan desa untuk Madrasah Asyrafiyyah di al-Quds dan Masjid Agung ‘Umari di Kota Gaza. Ia juga menegaskan bahwa keluarga Abdul Hamid al-Misri mendiami desa tersebut pada abad ke-19.

وقالت خِلة: “في الثاني عشر من كانون ثاني/ يناير عام 1870م زار الباحث الفرنسي فيكتور جورين القرية ووصفها بأنّها قرية صغيرة يسكنها 140 شخصاً وتحيط بها حقول البطيخ والتبغ”.

Khillah berkata: “Pada 12 Januari 1870, peneliti Prancis Victor Guérin mengunjungi desa itu dan menggambarkannya sebagai desa kecil berpenduduk 140 jiwa, dikelilingi ladang semangka dan tembakau.”

وأضافت: “إن الباحثين الذين قاموا بالدراسة الاستقصائية لغرب فلسطين عام 1874م وصفوا القرية بأنّها قرية طينية، وفيها بئر، وتشير هذه التسجيلات لفترات السكن الأخيرة للقرية”.

Ia menambahkan: “Para peneliti yang melakukan survei Palestina Barat pada tahun 1874 menggambarkan desa ini sebagai desa tanah liat dengan sebuah sumur. Catatan tersebut menunjukkan periode hunian terakhir desa ini.”

وتابعت: “تم خلال حفريات البحث في الطبقات الأولى لتل ملبّس اكتشاف بقايا نفايات، وبقايا أواني ماء وأنابيب فخارية تعود للقرن التاسع عشر، وبداية القرن العشرين، الأمر الذي يؤكد استمرارية استخدام خزانات الماء خلال فترة الحكم العثماني”.

Ia melanjutkan: “Dalam penggalian lapisan awal Bukit Mulabbis ditemukan sisa-sisa sampah, wadah air, dan pipa tanah liat dari abad ke-19 dan awal abad ke-20. Hal ini menegaskan keberlanjutan penggunaan tangki air pada masa pemerintahan Utsmani.”

وأوضحت أن الحفريات كشفت أن القرية كانت تتكوّن من أبنيةٍ من طوب اللبّن وأُسس صخرية، وأنه وجد فيها كذلك بعض من فخار غزة الأسود المعروف باسم (Gray Gaza Ware) والذي يُعدّ أحد مميزات تلك الحقبة التاريخية.

Ia menjelaskan bahwa penggalian mengungkap desa ini terdiri dari bangunan bata lumpur dan fondasi batu, serta ditemukan pula pecahan tembikar Gaza hitam yang dikenal dengan nama Gray Gaza Ware, yang merupakan salah satu ciri khas periode sejarah tersebut.

Alhamdulillah selesai rangkaian artikel 3 (Tiga) Seri

Sumber : Arabi21



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.