Tanah Suci antara Yudaisme, Kekristenan, dan Islam (6)



الأرض المقدسة بين اليهودية والنصرانية والإسلام

Tanah Suci antara Yudaisme, Kekristenan, dan Islam (6)

Oleh : Hudzaifah Samir al Kahlut

Dibawah Bimbingan : DR. Ahmad Jaber al-‘Amshi

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Rangkaian terjemahan tesis ini dapat anda ikuti pada Kategori : Tanah Suci antara Yudaisme, Kekristenan, dan Islam

“وقال ابن دريد(١): (قدس أُوارة) جبل معروف، وقال الأزهري: جبل معروف، وقال عرام(٢): جبلان لمزينة وهما معروفان بدهاء، سقيًا مزينة. وبالحجاز جبلان يقال لهما القدسَان: قدس الأبيض وقدس الأسود، والقدس اسم للبيت المقدس، وقدس بفتح القاف: هي بحيرة بين حمص(٣) وجبل لبنان(٤)، تنصب إليها مياه تلك الجبال، ثم تخرج منها فتسير نهرًا عظيمًا وهو (العاصي)(٥) الذي عليه مدينة حمص(٦) وشيزر(٧)، ثم يصب في البحر قرب أنطاكية(٨)(٩).

Ibnu Durayd berkata: “Quds Uwarah adalah sebuah gunung yang dikenal.” Al-Azhari berkata: “Gunung yang dikenal.” ‘Aram berkata: “Ada dua gunung di wilayah Muzaynah yang dikenal, tempat mengalirnya air untuk kabilah Muzaynah.” Di Hijaz juga terdapat dua gunung yang disebut al-Qudsan, yaitu Quds al-Abyadh dan Quds al-Aswad. Kata al-Quds juga merupakan nama bagi Bait al-Maqdis. Adapun Quds dengan qaf yang difatḥahkan, ialah sebuah danau yang terletak di antara Hims [Homs]1 dan Gunung Lebanon2. Dari pegunungan itu mengalir air menuju danau tersebut, lalu keluar darinya mengalir sebagai sungai besar, yaitu Sungai al-‘Āṣī3, yang dilalui oleh kota Hims4 dan Shaizar5, lalu bermuara ke laut dekat Antakiyah67.

ثانيًا: معنى البركة:

Kedua: Makna Barakah:

أما البركة فمعناها قريب من القدسية، وإن كانت تتسع في اشتقاقها اللغوي إلى معنى الاستقرار والنماء، والزيادة والكرامة والتشريف والسعادة والارتفاع وغيرها.(١)

Adapun barakah, maknanya dekat dengan qudsiyyah (kesucian). Hanya saja, dalam etimologi bahasa, ia lebih luas, mencakup makna ketetapan, pertumbuhan, pertambahan, kemuliaan, kehormatan, kebahagiaan, ketinggian, dan selainnya. 8

قال الخليل(٢): البركة من الزيادة والنماء، والتبريك: أن تدعو بالبركة، وتبارك الله عزّ وجلّ: تمجيدٌ وتقديسٌ، وفُسِّر على: ﴿فَجَعَلَهُ بَرَكَةً﴾ (النمل/٦٣)، والله أعلم بما أراد. وقال أبو حاتم(٣): طعامٌ بَريكٌ أي ذو بركة.(٤)

Al-Khalīl berkata: al-barakah berarti pertambahan dan pertumbuhan. Sedangkan al-tabrīk ialah mendoakan keberkahan. Ungkapan tabārakallāh berarti pengagungan dan pensucian Allah Ta‘ala. Firman Allah dalam Al Quran: ﴿فَجَعَلَهُ بَرَكَةً﴾ (Surah An-Naml ayat 63), “Maka Allah menjadikannya penuh berkah,” dan Allah lebih mengetahui maksud-Nya. Abū Ḥātim berkata: “Makanan barīk artinya makanan yang penuh barakah.” 9 10

قال الفراء في قوله تعالى: ﴿رَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ﴾ (هود/٧٣): “البركات السعادة، وقيل: كذلك قوله في التشهد: السلام عليك أيها النبي ورحمة الله وبركاته؛ لأن من أسعده الله بما أسعد به النبي ﷺ فقد نال السعادة المباركة الدائمة”. ونُقل في تفسير ﴿وَبَارَكْنَا﴾ أي: ازددْ، وقال الزجاج: تبارك: تفاعل من البركة، كأنك تقول: البركة له.(٥)

Al-Farrā’ menafsirkan firman Allah Ta‘ala :

رَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ

(Surah Hūd ayat 73),

“Barakah berarti kebahagiaan.” Demikian pula pada ucapan dalam tasyahhud: “Assalāmu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu wa raḥmatullāhi wa barakātuh.” Maksudnya: barangsiapa diberi kebahagiaan oleh Allah sebagaimana kebahagiaan yang diberikan kepada Nabi ﷺ, maka ia telah memperoleh kebahagiaan yang penuh keberkahan dan abadi. Dalam tafsir ayat

وَبَارَكْنَا

maknanya adalah “menambah.” Al-Zajjāj berkata: tabāraka adalah bentuk tafā‘ul dari kata barakah, seakan-akan engkau mengatakan: “Keberkahan itu bagi-Nya.” 11

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Sumber : Universitas Islam Gaza

Catatan penelitian | Taurat | Injil | Alkitab | Yahudi | Nasrani | Islam | Abdul Wahhab al-Masiri

Catatan Kaki

  1. Hims (Homs): kota kuno yang terkenal di Syam, di tepi sungai al-‘Āṣī, dekat jalan utama antara Damaskus dan Aleppo. Lihat: Mu‘jam al-Buldān, 2/302.
  2. Gunung Lebanon: pegunungan panjang yang membentang di pesisir Syam, penuh dengan hutan dan sumber air. Lihat: Mu‘jam al-Buldān, 5/11.
  3. Sungai al-‘Āṣī: sungai besar yang berhulu dari Ba‘labak, mengalir ke arah utara melalui Homs, Hama, dan Shaizar, lalu bermuara di Laut Tengah dekat Antakiyah. Disebut “al-‘Āṣī” karena alirannya berlawanan arah dengan sungai-sungai lain di Syam. Lihat: Mu‘jam al-Buldān, 3/383.
  4. Lihat catatan kaki sebelumnya tentang Hims di Mu‘jam al-Buldān, 2/302.
  5. Shaizar: kota kuno di pinggiran Hama, pernah menjadi benteng terkenal pada masa Perang Salib, dihancurkan oleh gempa tahun 552 H/1157 M. Lihat: Mu‘jam al-Buldān, 3/300.
  6. Antakiyah (Antioch): kota besar kuno di Syam, pusat perdagangan dan benteng strategis, kini berada di Turki selatan. Lihat: Mu‘jam al-Buldān, 1/266.
  7. Lihat juga Mu‘jam al-Buldān, 5/352 dan 1/311.
  8. Rujukan: Tāj al-‘Arūs min Jawāhir al-Qāmūs, karya Muḥammad bin Muḥammad bin ‘Abd al-Razzāq al-Ḥusainī Abī al-Faiḍ al-Murtaḍā al-Zabīdī, Dār al-Hidāyah, Riyāḍ, 27/57.
  9. Tentang al-Khalīl bin Aḥmad al-Farāhīdī (100–170 H): seorang imam, pemuka bahasa Arab, peletak dasar ilmu ‘arūḍ, dan salah satu tokoh besar umat dalam ilmu bahasa. Ia terkenal sebagai seorang yang taat, zuhud, wara‘, tawāḍu‘, dan berwibawa. Lihat: al-Dzahabī, Siyar A‘lām al-Nubalā’, 7/429–431.
  10. Tentang Abū Ḥātim al-Sijistānī, Muhammad bin Ḥabīb bin Muḥammad (w. 250 H): seorang qārī’, ahli bahasa, pakar sastra, dan perawi hadits Basrah. Ia memiliki sejumlah karya dalam bahasa, nahwu, qirā’āt, serta tafsir. Lihat: al-Dzahabī, Siyar A‘lām al-Nubalā’, 12/268.
  11. Lihat: Mu‘jam Maqāyīs al-Lughah, Ibn Fāris, 1/231; Lisān al-‘Arab, Ibn Manẓūr, 1/266.


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.