أوهام الجاهليّة الأولى: الطيرة والتشاؤم
Waham Jahiliyah Pertama: Tathayyur dan Tasya’um (Bagian Ketiga)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Waham Jahiliyah Pertama: Tathayyur dan Tasya’um ini masuk dalam Kategori Aqidah
في الواقع أن الطِيرة والتفاؤل يشتركان من جهةٍ ويختلفان من أخرى، أما الاشتراك فهو حاصلٌ من جهة التأثير في القلب، ومن جهة الاستبشار والتيامن،
Sesungguhnya antara thiyarah (pesimisme) dan optimisme terdapat sisi persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah keduanya berpengaruh pada hati, serta sama-sama menimbulkan rasa harapan dan semangat.
وأما الاختلاف فهو من جهة أن الاستبشار الحاصل من طريق الطِيرة فهو بشيءٍ لا معوّل عليه -وهو حركة الطير- على نحوٍ ينقص من توكّل العبد على ربّه تبارك وتعالى ، بينما الحال في التفاؤل أن يكون الأثر المعنوي الحاصل من سماع الكلمة الطيّبة كائنٌ من جهة تقوية العزم ورجاء الخير والحضّ على صالح الأعمال،
Perbedaannya, optimisme yang timbul dari thiyarah bersumber dari sesuatu yang tidak bisa dijadikan pegangan, seperti gerakan burung, yang justru mengurangi tawakal seorang hamba kepada Rabb-nya. Adapun optimisme yang datang dari mendengar kata-kata yang baik, maka ia memberi pengaruh positif dalam bentuk menguatkan tekad, menumbuhkan harapan akan kebaikan, dan mendorong kepada amal saleh.
ثم إنه لا ينقص من معاني التوكّل المطلوب، ولا تُفضي بصاحبها إلى المعصية أو الشرك، ولذلك كان النبي –صلى الله عليه وسلم- يعجبه الفأل الحسن ويكره الطيرة.
Hal itu tidak mengurangi makna tawakal yang benar, juga tidak menyeret pelakunya kepada maksiat atau syirik. Karena itu, Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– menyukai optimisme yang baik dan membenci thiyarah.
يقول الإمام ابن القيّم: ” وهذا الذي جعله الله سبحانه في طباع الناس وغرائزهم من الإعجاب بالأسماء الحسنة والألفاظ المحبوبة وهو نظير ما جعل في غرائزهم من الإعجاب بالمناظر الأنيقة، والرياض المنورة، والمياه الصافية، والألوان الحسنة، والروائح الطيبة، والمطاعم المستلذّة، وذلك أمر لا يمكن دفعه ولا يجد القلب عنه انصرافاً،
Imam Ibnu Qayyim berkata: “Inilah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan dalam tabiat manusia, yaitu rasa kagum terhadap nama-nama yang indah dan ucapan-ucapan yang menyenangkan. Hal ini serupa dengan tabiat mereka yang kagum kepada pemandangan yang indah, taman yang penuh cahaya, air yang jernih, warna-warna yang elok, aroma yang harum, dan makanan yang lezat. Itu semua adalah perkara yang tidak bisa dihindari, hati pun tidak bisa berpaling darinya.
فهو ينفع المؤمن ويسرّ نفسه وينشطها، ولا يضرها في إيمانها وتوحيدها، وأخبر صلى الله عليه وسلم- أن الفأل من الطيرة وهو خيرها، فأبطل الطيرة وأخبر أن الفأل منها ولكنه خيرها،
Hal itu bermanfaat bagi seorang mukmin: menyenangkan jiwanya, memberi semangat, dan sama sekali tidak merusak iman serta tauhidnya. Rasulullah ﷺ menerangkan bahwa optimisme termasuk bagian dari thiyarah, namun ia adalah yang terbaik darinya. Beliau membatalkan thiyarah dan menegaskan bahwa optimisme adalah bagian darinya, tetapi merupakan sisi yang baik.
ففصل بين الفأل والطيرة لما بينهما من الامتياز والتضاد، ونفع أحدهما ومضرة الآخر، ونظير هذا منعه من الرقية بالشرك وإذنه فيها إذا لم تكن شركا؛ لما فيها من المنفعة الخالية عن المفسدة”.
Dengan demikian, beliau memisahkan antara optimisme dan thiyarah karena keduanya berbeda dan saling bertolak belakang: yang satu membawa manfaat, sedangkan yang lain mendatangkan mudarat. Hal ini serupa dengan larangan beliau terhadap ruqyah yang mengandung syirik, tetapi membolehkannya jika ruqyah itu tidak mengandung syirik, karena di dalamnya ada manfaat yang bersih dari kerusakan.
التشاؤم والتطيّر بين الماضي والحاضر
Tasyā’um dan Tathayyur antara Masa Lalu dan Masa Kini
عادة التطير عادة موغلة في القدم، استخدمها أعداء الرسل في رد دعوة الحق والهدى بدعوى أنها سبب لحلول المصائب والبلايا، فقد تشاءم قوم صالح بنبيهم – عليه السلام – حيث قالوا له:
Kebiasaan tathayyur adalah kebiasaan yang sangat kuno. Ia digunakan oleh para penentang para rasul untuk menolak dakwah kebenaran dan petunjuk, dengan alasan bahwa para rasul adalah sebab datangnya musibah dan bencana. Kaum Nabi Shalih –‘alaihissalam– pernah merasa sial dengan beliau dan para pengikutnya, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
{اطَّيرنا بك وبمن معك قال طائركم عند الله بل أنتم قوم تفتنون }(النمل:٤٧) .
“Mereka berkata: ‘Kami merasa sial karena kamu dan orang-orang yang bersama kamu.’ Shalih berkata: ‘Kesialanmu itu ada pada Allah, tetapi kamu kaum yang diuji.’” (Surah An-Naml: 47).
أي تشاءمنا بك وبمن اتبعك .
Maksudnya, mereka berkata: “Kami merasa sial denganmu dan orang-orang yang mengikutimu.”
وتطيّر فرعونُ وقومه بموسى – عليه السلام – ومن معه، قال تعالى:
Fir’aun dan kaumnya juga merasa sial dengan Nabi Musa –‘alaihissalam– dan orang-orang yang bersamanya. Allah Ta’ala berfirman:
{ فإذا جاءتهم الحسنة قالوا لنا هذه وإن تصبهم سيئة يطيروا بموسى ومن معه ألا إنما طائرهم عند الله ولكن أكثرهم لا يعلمون }(الأعراف: ١٣١ ).
“Apabila mereka memperoleh kebaikan, mereka berkata: ‘Ini untuk kami.’ Dan jika mereka ditimpa keburukan, mereka menganggapnya sebagai kesialan karena Musa dan orang-orang yang bersamanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu ada pada Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (Surah Al-A’raf: 131).
وتطير أصحاب القرية برسل الله عز وجل حيث قالوا لهم:
Penduduk suatu negeri juga merasa sial dengan para utusan Allah ‘Azza wa Jalla, sebagaimana perkataan mereka kepada para rasul itu:
{ قالوا إنا تطيرنا بكم لئن لم تنتهوا لنرجمنكم وليمسنكم منا عذاب أليم }(يس:١٨).
“Mereka berkata: ‘Sesungguhnya kami merasa sial dengan kamu. Jika kamu tidak berhenti, niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan ditimpa azab yang pedih dari kami.’” (Surah Yasin: 18).
وقد كان الرد عليهم جميعاً: أن ما حلَّ بكم من شر وبلاء إنما هو بسبب كفركم وعنادكم واستكباركم، ولا يخرج عن قضاء الله وحكمته وعدله، قال تعالى:
Jawaban terhadap mereka semuanya adalah bahwa keburukan dan bencana yang menimpa mereka hanyalah akibat kekafiran, kedurhakaan, dan kesombongan mereka. Semua itu tidak keluar dari ketetapan Allah, hikmah, dan keadilan-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
{ ألا إنما طائرهم عند الله }(الأعراف: ١٣١).
“Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu ada pada Allah.” (Surah Al-A’raf: 131).
ويذكر المؤرّخون أعاجيب المعتقدات الجاهليّة فيما يتعلّق بالتشاؤم من الحيوانات، فقد كانوا يظنّون أن السّباع والطير الجبلية إذا تحوّلت عن أماكنها ومواضعها دلّت بذلك على أن الشتاء سيشتدّ ويتفاقم، وأن الجرذان إذا قرضت ثياب أحدٍ دلّت بذلك على نقص ماله وولده، وإذا أكثرت الضفادع النّقيق دلت على فشوّ الموت،
Para sejarawan menyebutkan banyak keanehan dari keyakinan jahiliyah terkait pesimisme terhadap hewan. Mereka mengira jika binatang buas atau burung gunung berpindah dari tempat asalnya, itu menandakan musim dingin akan semakin keras. Jika tikus menggigit pakaian seseorang, mereka menganggapnya pertanda berkurangnya harta dan anak. Jika katak bersuara keras, mereka meyakininya sebagai pertanda merebaknya kematian.
وإذا صرخت ديوك صراخاً كالبكاء فشا الموت في النساء، وإذا صرخ الدجاج مثل ذلك الصراخ فشا الموت في الرجال، وإذا صفّق ديك بجناحيه ولم يصرخ دل على أن الخير محتبس عن صاحبه، وإذا نبح كلب بعد هدأةٍ نبحة بغتة دل على أن السّرّاق قد اجتمعوا بالغارة على بعض ما في تلك الدار أو ما جاورهم، ومن سقطت أمامه حيّة من جحر أصابته مضرة،
Jika ayam jantan berkokok seperti tangisan, mereka menganggapnya pertanda banyak perempuan akan mati. Jika ayam betina mengeluarkan suara seperti itu, mereka menganggapnya pertanda banyak laki-laki akan mati. Jika ayam jantan mengepakkan sayap tanpa berkokok, itu dianggap sebagai pertanda tertahannya kebaikan dari pemiliknya. Jika anjing tiba-tiba menggonggong keras setelah suasana tenang, mereka meyakini para pencuri tengah berkumpul untuk merampok rumah itu atau rumah di sekitarnya. Jika seekor ular jatuh dari lubangnya di hadapan seseorang, diyakini orang itu akan tertimpa bahaya.
وإذا رئي في الهواء دخانٌ وظلمة من غير علة تخوّف على الناس الوباء والمرض، وإذا عوت ذئاب من جبال وجاوبتهم الكلاب من القرى المجاورة تفاقم الأمر في التحارب وسفك الدماء، فضلاً عن صورٍ أخرى كثيرة يضيق الوقت عن ذكرها وهي مبثوثةٌ في كتب التاريخ.
Jika terlihat asap atau kegelapan di udara tanpa sebab yang jelas, mereka takut itu pertanda wabah penyakit. Jika serigala melolong dari gunung lalu dijawab oleh anjing-anjing dari desa sekitar, mereka meyakini akan terjadi perang dan pertumpahan darah. Masih banyak lagi bentuk keyakinan khurafat semacam itu yang tidak mungkin disebutkan semuanya di sini, dan semuanya telah disebutkan dalam buku-buku sejarah.
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Sumber : IslamWeb
Leave a Reply