Fatwa Dikeluarkan oleh Komite Syariah Khusus (2)



تقوم على الفتوى لجنة شرعية متخصصة

Fatwa Dikeluarkan oleh Komite Syariah Khusus (Bagian Kedua)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Fatwa Dikeluarkan oleh Komite Syariah Khusus ini masuk dalam Kategori Tanya Jawab

ولأن مبنى الشريعة على قول واحد، وهو حكم الله في ذلك الأمر، وذلك قياساً على المفتي، فإنه لا يحل له أن يأخذ بأي رأيين مختلفين دون النظر في الترجيح إجماعاً، وترجيحه يكون كما تقدم. وذهب بعضهم أن الترجيح يكون بالأشد احتياطاً. اهـ.

Karena syariat dibangun di atas satu hukum, yaitu hukum Allah pada suatu perkara. Seorang mufti pun tidak halal mengambil dua pendapat yang berbeda tanpa melakukan tarjih, dan ini sudah menjadi ijma’. Bentuk tarjihnya sebagaimana telah disebutkan sebelumnya. Sebagian ulama bahkan mengatakan tarjih dilakukan dengan memilih pendapat yang lebih berhati-hati. Selesai.

مع علم المستفتي أنه لا تخلصه فتوى المفتي من الله إذا كان يعلم أن الأمر في الباطن بخلاف ما أفتاه، كما لا ينفعه قضاء القاضي بذلك؛ لحديث أم سلمة -رضي الله عنها- أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال:

Seorang penanya juga harus tahu bahwa fatwa seorang mufti tidak bisa membebaskannya di hadapan Allah, bila ia mengetahui bahwa kenyataan batinnya berbeda dengan fatwa itu. Sama seperti putusan seorang qadhi tidak bermanfaat baginya. Sebagaimana hadits Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah ﷺ bersabda :

إنكم تختصمون إلي، ولعل بعضكم ألحن بحجته من بعض، فمن قضيت له بحق أخيه شيئا بقوله، فإنما أقطع له قطعة من النار، فلا يأخذها. رواه البخاري.

“Kalian mengadukan perkara kepadaku, mungkin sebagian kalian lebih pandai dalam menyampaikan argumennya daripada yang lain. Maka barang siapa yang aku putuskan untuknya dengan mengambil hak saudaranya melalui ucapannya, sesungguhnya aku hanya memberinya sepotong api neraka, maka janganlah ia mengambilnya.” (Hadits Riwayat Bukhari).

والاختلاف واقع في الاجتهادات الفقهية، ولكن لا يظن المستفتي أن مجرد فتوى فقيه تبيح له ما سأل عنه، سواء تردد أو حاك في صدره، لعلمه بالحال في الباطن، أو لشكه فيه، أو لجهله به، أو لعلمه بجهل المفتي، أو بمحاباته له في فتواه، أو لأن المفتي معروف بالحيل والرخص المخالفة للسنة أو غير ذلك من الأسباب المانعة من الثقة بفتواه، وسكون النفس إليها، فليتق الله السائل أيضاً. والاختلافات الفقهية منها ما هو سائغ ومنها ما هو غير سائغ، فما كان سائغاً فيسع الجميع، وغيره لا يسع أحداً أن يعمل به.

Perbedaan memang terjadi dalam ijtihad fiqh, tetapi seorang penanya tidak boleh menyangka bahwa fatwa seorang faqih otomatis membolehkan sesuatu yang ditanyakan. Terlebih jika ia sendiri merasa ragu dalam hatinya, mengetahui kondisi yang sebenarnya, atau meragukan fatwa tersebut; atau mengetahui kelemahan ilmu mufti, atau adanya sikap berpihak dalam fatwanya, atau mufti tersebut dikenal gemar memberi celah dan keringanan yang menyelisihi sunnah, atau sebab lain yang menghalangi kepercayaan pada fatwanya. Maka hendaknya penanya pun bertakwa kepada Allah. Perbedaan fiqh ada yang sah (saa’igh) dan bisa ditoleransi, dan ada yang tidak sah. Yang sah dapat ditampung semua, sedangkan yang tidak sah tidak boleh diamalkan oleh siapa pun.

ومما ينبغي أن يعلمه إخوتنا الكرام أن الفتوى في هذا الموقع تخضع لآلية منضبطة في إعدادها ومراجعتها، وفي إجازتها ونشرها، فهي تبدأ بتحرير الفتوى من أحد الشيوخ في اللجنة، كل حسب اختصاصه والمجال المعني به ـ ثم تحال إلى رئيس اللجنة لمراجعتها، وفي حال تطابقت وجهتا النظر في الفتوى فإنها تأخذ طريقها إلى الطباعة، ثم تحال بعد ذلك إلى المدقق الذي يقوم بمراجعتها ثانية. ثم تحال إلى الآذن بالنشر الذي يتولى المراجعة النهائية، في جانبيها الشرعي والأسلوبي، ومن ثم تأخذ طريقها للنشر على الموقع.

Yang patut diketahui oleh saudara-saudara kami, fatwa di situs ini tunduk pada mekanisme yang ketat dalam penyusunan, penelaahan, pengesahan, dan publikasinya. Prosesnya dimulai dengan penyusunan fatwa oleh salah satu ulama anggota komite sesuai bidang keahliannya. Kemudian naskah diserahkan kepada ketua komite untuk ditelaah. Jika pendapat keduanya sesuai, fatwa masuk tahap pencetakan. Setelah itu fatwa diperiksa lagi oleh editor. Terakhir, naskah sampai pada penanggung jawab publikasi yang menelaah aspek syar’i dan gaya bahasa, sebelum akhirnya dipublikasikan di situs.

وفي حال الاختلاف في مسألة معينة من المسائل الاجتهادية التي قد تختلف فيها أنظار أهل العلم، فإن اللجنة تجتمع وتناقش هذه المسألة من جوانبها حتى يتم الوصول إلى ما يترجح، بعد مناقشة الأدلة وأقوال أهل العلم فيها.

Jika terjadi perbedaan dalam suatu masalah ijtihadiyah yang memang para ulama berbeda pendapat di dalamnya, maka komite akan berkumpul untuk membahas masalah tersebut dari berbagai sisi hingga sampai pada pendapat yang dianggap rajih, setelah mendiskusikan dalil dan pendapat para ulama.

ولجنة الفتوى ذات شخصية مستقلة، وهي مؤلفة من كوكبة من طلاب العلم من حملة الشهادات الشرعية، ممن تمرس في الفتيا والبحث العلمي.

Komite Fatwa memiliki kepribadian independen, terdiri dari sejumlah penuntut ilmu yang memiliki kualifikasi syar’i, serta berpengalaman dalam dunia fatwa dan penelitian ilmiah.

وهذه اللجنة بكامل أعضائها تتبنى وتعتمد منهج أهل السنة والجماعة في النظر والاستدلال، وفي التعامل مع المخالف، من غير تعصب لمذهب أو بلد أو طائفة.

Seluruh anggota komite ini berpegang teguh pada manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam berijtihad, berhujjah, serta dalam bersikap terhadap pihak yang berbeda pendapat, tanpa fanatisme pada mazhab, negara, atau kelompok tertentu.

فهي فتاوى محكمة بحمد الله، وليست فتاوى شخصية. نسعى فيها إلى الوصول إلى الحق جهدنا، مراعين سلامة الاستدلال وملابسات الواقع وتغير الحال، قدر الإمكان، ولا نزكي على الله أحداً.

Dengan demikian, fatwa-fatwa yang dikeluarkan bersifat kolektif dan terjaga, bukan fatwa pribadi. Kami berusaha sekuat tenaga untuk sampai pada kebenaran, dengan tetap memperhatikan keabsahan istidlal, kondisi realitas, serta perubahan keadaan semampu kami. Dan kami tidak menyanjung siapa pun di hadapan Allah.

والله نسأل أن يوفقنا وجميع المسلمين لأرشد أمورنا، وأن يعيننا على أمور ديننا ودنيانا، وأن يعفو عنا ويصفح عن زللنا.

Kepada Allah-lah kami memohon agar memberi taufik kepada kami dan seluruh kaum Muslimin untuk meraih kebaikan urusan kami, menolong kami dalam urusan agama dan dunia kami, serta mengampuni dan memaafkan kesalahan kami.

والله تعالى أعلم.

Wallahu Ta’ala a’lam.

Sumber : IslamWeb

mekanisme fatwa islamweb | komite syariah | fatwa kolektif | ahlus sunnah wal jamaah | standar fatwa



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.