حكم الاقتراض بالربا تخلصا من الوقوع في الحبس
Hukum Berhutang dengan Riba untuk Menghindari Hukuman Penjara
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Hukum Berhutang dengan Riba untuk Menghindari Hukuman Penjara ini masuk dalam Kategori Tanya Jawab
السؤال
Pertanyaan:
لقد بحثت في فتاواكم التي أجبتم عنها جزاكم الله خيرا حول القروض الربوية خاصة عند الضرورات فأجبتم أن المعسر لا يجوز حبسه، إلا أن القوانين المعمول بها في البلدان العربية أن الذي لايستطيع السداد يسجن ويطالب بالسداد أو تحجز أملاكه وتباع بثمن بخس في المزاد العلني، فهل هذا يجيز للمدين أن يقترض من البنك بفائدة للتخلص من الحبس أو الحجز وبارك الله فيكم.
Saya telah membaca fatwa-fatwa kalian – jazakumullahu khairan – tentang pinjaman berbasis riba, khususnya dalam kondisi darurat. Dalam fatwa disebutkan bahwa orang yang kesulitan (bangkrut) tidak boleh dipenjara. Namun, hukum yang berlaku di negara-negara Arab adalah orang yang tidak mampu membayar hutangnya akan dipenjara dan tetap dituntut untuk membayar, atau hartanya disita lalu dijual murah di pelelangan. Apakah hal ini membolehkan seorang debitur meminjam dari bank dengan bunga untuk menghindari penjara atau penyitaan? Semoga Allah memberkahi kalian.
الإجابــة
Jawaban:
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه، أما بعد:
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga, dan para sahabat beliau, amma ba’du:
فإذا لم يجد الدائن وسيلة لسداد دينه الذي سيحبس لو لم يسدده إلا أن يقترض بالربا، فلا حرج عليه في الاقتراض بالربا إذا كان الحبس طويلاً يضر بمعاشه وبأهله، وقد اختلف أهل العلم في الحبس هل هو ضرورة وإكراه أم لا؟ فذهب الحنفية والشافعية إلى أنه ضرورة وإكراه إذا كان لفترة طويلة أو قصيرة لذوي المروءات، وذهب المالكية إلى أن الحبس ليس ضرورة ولا إكراها , وذهب الظاهرية إلى أن الحبس إكراه مطلقاً، والراجح هو المذهب الأول -والله أعلم-
Jika seorang debitur tidak menemukan cara lain untuk melunasi hutang yang akan membuatnya dipenjara kecuali dengan berhutang riba, maka tidak mengapa ia melakukannya, apabila penjara tersebut berlangsung lama dan membahayakan kehidupannya serta keluarganya. Para ulama berbeda pendapat tentang apakah penjara termasuk keadaan darurat dan paksaan atau tidak. Ulama Hanafiyah dan Syafi’iyah berpendapat bahwa penjara merupakan keadaan darurat dan paksaan, baik dalam jangka panjang maupun pendek bagi orang-orang yang terhormat. Ulama Malikiyah berpendapat bahwa penjara bukanlah darurat dan bukan pula paksaan. Sedangkan ulama Zhahiriyah berpendapat bahwa penjara adalah paksaan secara mutlak. Pendapat yang lebih kuat adalah pendapat pertama – wallahu a’lam.
ولكنا نعود وننبه إلى أن ذلك إنما يجوزفي حالة ما إذا تعين الاقتراض بفائدة لتفادي الحبس، فإذا كان هناك وسيلة أخرى ككفالة أو اقتراض بدون ربا أو بيع بعض الممتلكات التي لا يحتاجها الشخص لضروريات حياته وحاجياتها الأساسية فإنه لا يجوز حينئذ اللجوء لذلك.
Namun, kami menegaskan bahwa hal ini hanya boleh dilakukan apabila satu-satunya cara untuk menghindari penjara adalah dengan berhutang riba. Jika masih ada cara lain seperti mendapatkan penjamin, berhutang tanpa riba, atau menjual sebagian harta yang tidak dibutuhkan untuk kebutuhan pokok kehidupan, maka tidak boleh memilih jalan riba.
والله أعلم.
Wallahu a’lam.
Sumber : IslamWeb
Leave a Reply