Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Al Aqidah fiLlah - Detail Buku
Halaman Ke : 193
Jumlah yang dimuat : 228
« Sebelumnya Halaman 193 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation
  1. Cinta. Yaitu mencintai kalimah tauhid, mencintai konsekuensi dan tuntutan yang dikandungnya, serta mencintai orang-orang yang mengamalkannya dengan penuh komitmen terhadap syarat-syaratnya. Di sisi lain, membenci segala sesuatu yang bertentangan dengannya. Allah Ta‘ala berfirman:

    ﴿وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ﴾

    “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menjadikan tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.” (Surah Al-Baqarah: 165)

    Allah mengabarkan bahwa hamba-hamba-Nya yang beriman lebih besar cintanya kepada-Nya, karena mereka tidak menjadikan tandingan selain-Nya. Tanda kecintaan seorang hamba kepada Rabbnya adalah ia mendahulukan apa yang dicintai Allah meskipun bertentangan dengan hawa nafsunya, membenci apa yang dibenci Allah meskipun diinginkan hawa nafsunya, berloyalitas kepada orang-orang yang dicintai Allah dan Rasul-Nya, memusuhi orang-orang yang dimusuhi Allah dan Rasul-Nya, serta mengikuti Rasulullah ﷺ dengan meneladani sunnahnya dan menerima petunjuk beliau.

Isyarat Salaf tentang Syarat-syarat Ini

Al-Hasan al-Bashri berkata kepada al-Farazdaq (seorang penyair terkenal) ketika ia sedang menguburkan istrinya: “Apa yang telah engkau persiapkan untuk hari ini?” Ia menjawab: “Kesaksian La ilaha illallah selama tujuh puluh tahun.” Maka al-Hasan berkata: “Itu adalah bekal yang baik. Akan tetapi, La ilaha illallah memiliki syarat-syarat. Maka berhati-hatilah jangan sampai engkau mencela wanita-wanita yang terjaga kehormatannya.”

Dikatakan kepada al-Hasan al-Bashri: “Ada orang-orang yang berkata: Barang siapa mengucapkan La ilaha illallah, ia pasti masuk surga.” Maka beliau menjawab: “Barang siapa mengucapkan La ilaha illallah lalu menunaikan hak dan kewajibannya, maka ia masuk surga.”

Wahb bin Munabbih pernah ditanya: “Bukankah kunci surga itu La ilaha illallah?” Beliau menjawab: “Benar. Tetapi tidak ada satu kunci pun melainkan memiliki gigi-gigi. Jika engkau datang membawa kunci dengan giginya yang lengkap, maka akan dibukakan untukmu. Jika tidak, maka tidak akan dibukakan bagimu.”


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 193 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi