Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Cinta. Yaitu mencintai kalimah tauhid, mencintai konsekuensi dan tuntutan yang dikandungnya, serta mencintai orang-orang yang mengamalkannya dengan penuh komitmen terhadap syarat-syaratnya. Di sisi lain, membenci segala sesuatu yang bertentangan dengannya. Allah Ta‘ala berfirman:
﴿وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ﴾
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menjadikan tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.” (Surah Al-Baqarah: 165)
Allah mengabarkan bahwa hamba-hamba-Nya yang beriman lebih besar cintanya kepada-Nya, karena mereka tidak menjadikan tandingan selain-Nya. Tanda kecintaan seorang hamba kepada Rabbnya adalah ia mendahulukan apa yang dicintai Allah meskipun bertentangan dengan hawa nafsunya, membenci apa yang dibenci Allah meskipun diinginkan hawa nafsunya, berloyalitas kepada orang-orang yang dicintai Allah dan Rasul-Nya, memusuhi orang-orang yang dimusuhi Allah dan Rasul-Nya, serta mengikuti Rasulullah ﷺ dengan meneladani sunnahnya dan menerima petunjuk beliau.
Al-Hasan al-Bashri berkata kepada al-Farazdaq (seorang penyair terkenal) ketika ia sedang menguburkan istrinya: “Apa yang telah engkau persiapkan untuk hari ini?” Ia menjawab: “Kesaksian La ilaha illallah selama tujuh puluh tahun.” Maka al-Hasan berkata: “Itu adalah bekal yang baik. Akan tetapi, La ilaha illallah memiliki syarat-syarat. Maka berhati-hatilah jangan sampai engkau mencela wanita-wanita yang terjaga kehormatannya.”
Dikatakan kepada al-Hasan al-Bashri: “Ada orang-orang yang berkata: Barang siapa mengucapkan La ilaha illallah, ia pasti masuk surga.” Maka beliau menjawab: “Barang siapa mengucapkan La ilaha illallah lalu menunaikan hak dan kewajibannya, maka ia masuk surga.”
Wahb bin Munabbih pernah ditanya: “Bukankah kunci surga itu La ilaha illallah?” Beliau menjawab: “Benar. Tetapi tidak ada satu kunci pun melainkan memiliki gigi-gigi. Jika engkau datang membawa kunci dengan giginya yang lengkap, maka akan dibukakan untukmu. Jika tidak, maka tidak akan dibukakan bagimu.”