Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Al-Zuhri meriwayatkan dari Abdullah bin Abdullah bin ‘Uyaynah dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Beliau melarang membunuh semut, lebah, burung hud-hud, dan burung ṣurad.”
Dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah ra. dari Nabi ﷺ disebutkan: “Seorang nabi pernah singgah di bawah sebatang pohon, lalu ia digigit seekor semut. Ia pun memerintahkan agar seluruh perbekalannya dikeluarkan, kemudian memerintahkan agar desa semut itu dibakar. Maka Allah ﷻ mewahyukan kepadanya: ‘Hanya karena seekor semut menggigitmu, engkau membinasakan satu umat yang bertasbih kepada-Ku? Tidakkah cukup hanya semut itu saja yang engkau binasakan?!’”
‘Auf bin Abi Jamīlah meriwayatkan dari Qasāmah bin Zuhair, ia berkata: Abu Musa al-Ash‘ari berkata, “Sesungguhnya setiap sesuatu memiliki pemimpin, bahkan semut pun memiliki para pemimpin.”
Di antara keajaiban petunjuk semut adalah bahwa ia mengenal Tuhannya yang berada di atas langit, di atas ‘Arsy-Nya. Sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad dalam Kitab al-Zuhd dari Abu Hurairah secara marfu‘: “Seorang nabi pernah keluar bersama kaumnya untuk meminta hujan. Tiba-tiba mereka melihat seekor semut mengangkat kedua kakinya ke langit sambil berdoa dalam keadaan telentang. Maka nabi itu berkata: ‘Kembalilah kalian, karena doa kalian telah digantikan dan dicukupi oleh makhluk lain.’” Riwayat ini datang dengan berbagai jalur, di antaranya diriwayatkan oleh al-Ṭahawi dalam al-Tahdzīb dan selainnya.
Dalam Musnad Imam Ahmad juga disebutkan: “Sulaiman bin Dawud as. pernah keluar untuk meminta hujan. Ia melihat seekor semut dalam keadaan telentang, mengangkat kakinya ke langit sambil berdoa: ‘Ya Allah, sesungguhnya kami hanyalah makhluk-Mu, kami tidak bisa hidup tanpa curahan hujan-Mu dan rezeki-Mu. Jika Engkau tidak menurunkannya, niscaya kami binasa.’ Maka Sulaiman berkata: ‘Kembalilah kalian, karena kalian telah dikabulkan melalui doa makhluk lain.’”
Dikisahkan pula bahwa seekor semut keluar dari sarangnya dan menemukan sepotong belalang. Ia mencoba membawanya tetapi tidak sanggup, lalu pergi memanggil teman-temannya untuk membantu. Ketika mereka kembali, potongan itu sudah diambil. Mereka pun mencari ke sekelilingnya, tidak menemukannya, lalu kembali pulang. Setelah itu potongan belalang itu diletakkan kembali, semut tadi kembali mencobanya, tidak sanggup, lalu pergi lagi memanggil teman-temannya. Namun potongan itu diangkat lagi. Demikian terjadi berulang kali. Hingga pada kali terakhir, semut-semut itu mengepung temannya itu, lalu meletakkan potongan belalang itu di tengah mereka, kemudian mereka memotong-motong tubuh semut tersebut sedikit demi sedikit. Guru kami berkata ketika kisah ini disebutkan kepadanya: “Allah ﷻ telah memfitrahkan semut dengan kebencian terhadap dusta dan memberikan hukuman bagi pendusta.”