Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Al Aqidah fiLlah - Detail Buku
Halaman Ke : 64
Jumlah yang dimuat : 228
« Sebelumnya Halaman 64 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

Semut adalah salah satu hewan yang paling dikenal dengan sifat hemat dan kehati-hatiannya. Sampai-sampai ketekunan semut dijadikan perumpamaan. Dikisahkan bahwa Nabi Sulaiman ‘alaihissalam ketika melihat ketekunan semut dalam menyimpan makanan, beliau memanggil seekor semut dan bertanya kepadanya: “Berapa banyak makanan yang engkau makan dalam setahun?” Semut itu menjawab: “Tiga butir gandum.” Nabi Sulaiman kemudian memerintahkan agar semut itu dimasukkan ke dalam sebuah botol, menutup rapat mulutnya, serta meletakkan tiga butir gandum di dalamnya. Setelah satu tahun, botol itu dibuka, ternyata hanya tersisa satu setengah butir. Nabi Sulaiman bertanya: “Mengapa demikian? Bukankah engkau katakan kebutuhanmu adalah tiga butir setiap tahun?”

Semut itu menjawab: “Benar, tetapi ketika aku melihatmu disibukkan dengan urusan umatmu, aku memperhitungkan kembali sisa umurku dan ternyata lebih panjang dari waktu yang telah ditentukan. Maka aku pun mencukupkan diri dengan setengah dari kebutuhanku dan menyimpan setengahnya lagi sebagai persediaan bagi diriku.” Nabi Sulaiman pun kagum dengan ketelitian dan kehati-hatian semut itu. Sungguh, ini termasuk keajaiban petunjuk dan anugerah Allah.

Di antara bukti kehati-hatian semut adalah ia bekerja keras sepanjang musim panas untuk menyimpan persediaan menghadapi musim dingin, karena ia mengetahui bahwa di musim itu sulit mendapatkan makanan. Padahal tubuhnya lemah, tetapi ia memiliki kekuatan yang menakjubkan, mampu membawa beban berkali-kali lipat dari berat tubuhnya dan menyeretnya ke dalam sarangnya.

Semut tidak memiliki pemimpin atau raja sebagaimana lebah, tetapi ada semacam penunjuk jalan yang mencari rezeki. Jika ia menemukannya, ia memberi tahu kawan-kawannya, lalu mereka keluar bersama-sama. Setiap semut bekerja keras demi kepentingan bersama, tanpa ada yang mencuri makanan untuk dirinya sendiri tanpa berbagi dengan yang lain.

Di antara keajaibannya, jika seseorang ingin melindungi sesuatu dari semut agar tidak jatuh ke dalam madu atau yang sejenisnya, maka ia akan menggali parit kecil di sekelilingnya dan mengisinya dengan air, atau meletakkannya dalam wadah besar berisi air. Semut-semut yang mengitari tidak bisa mencapainya. Namun mereka kemudian memanjat dinding dan berjalan di langit-langit hingga sejajar dengan benda itu, lalu menjatuhkan dirinya ke atasnya. Hal ini telah diuji dan terbukti.

Diceritakan pula bahwa seorang pandai besi pernah memanaskan lingkaran besi hingga merah lalu meletakkannya di tanah untuk didinginkan. Kebetulan di dalam lingkaran itu terdapat semut. Semut-semut tersebut berusaha mencari jalan keluar, tetapi panas api menghadang mereka. Maka mereka semua menuju ke tengah lingkaran, menjadikan pusatnya sebagai tempat berkumpul, karena itulah titik yang paling aman dan paling jauh dari panas yang membakar di sekeliling lingkaran.


  1. Ibnul Qayyim, Syifā’ al-‘Alīl, hlm. 104.

Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 64 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi