Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Dr. Yusuf menjelaskan tentang hal ini: “Seluruh makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan, pasti membutuhkan makanan. Namun, cara tumbuhan memperoleh makanan sangat berbeda dengan cara hewan. Tumbuhan tetap berada di tempatnya, tidak bisa bergerak untuk mencari makanan sebagaimana hewan. Karena itu, tumbuhan membuat makanannya sendiri dengan memanfaatkan energi matahari.”
“Adapun hewan mendapatkan makanannya dalam bentuk siap dari bahan tumbuhan atau hewan lain. Makanan yang dimakan hewan harus dicerna agar bisa diserap tubuh dan dimanfaatkan. Proses pencernaan ini sangat rumit, tujuannya adalah mengubah zat yang kompleks menjadi zat sederhana yang dapat diserap tubuh dan diambil manfaatnya.”
“Zat makanan bisa berupa lemak, protein, karbohidrat, dan lain sebagainya. Setiap jenis makanan dicerna oleh enzim tertentu yang hanya bekerja pada zat tertentu dan tidak berpengaruh pada zat lainnya yang berada di sampingnya. Ada enzim yang bekerja pada lemak, tetapi tidak pada protein. Ada enzim yang bekerja pada protein, tetapi tidak pada lemak.”
“Apakah mungkin semua ini terjadi karena kebetulan atau percobaan buta yang mengandung kesalahan dan kebenaran? Tidak mungkin! Akal sehat pasti menyadari bahwa ini mustahil, dan teori probabilitas dalam ilmu matematika juga menolak hal ini secara tegas.”
“Pada hewan kecil bersel satu seperti amuba, proses makan berlangsung dengan cara yang menakjubkan. Dari tubuhnya muncul semacam lengan yang memeluk zat makanan yang ada di sekitarnya di dalam air. Zat makanan itu bisa berupa hewan kecil yang bergerak atau tumbuhan bersel satu yang ukurannya lebih kecil dari amuba. Jika berupa hewan kecil, maka makanannya bersifat bergerak. Jika berupa tumbuhan bersel satu seperti sebagian alga, maka makanannya bersifat tetap.”