Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Sungguh menakjubkan bahwa hewan sederhana seperti amuba, yang tidak memiliki otak maupun sistem saraf, mampu membedakan antara makanan yang bergerak dan makanan yang diam. Jika makanannya berupa hewan kecil yang bergerak, maka lengan amuba akan memanjang dengan hati-hati dari kejauhan agar mangsa tidak kabur. Namun, jika makanannya berupa zat yang diam dan tidak bergerak, lengannya langsung memeluknya tanpa perlu kehati-hatian, karena zat itu tidak mungkin bisa lari. Bagaimana mungkin makhluk sekecil amuba—yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop, tanpa otak, tanpa saraf, tanpa mata, atau organ indra apa pun—dapat memahami hal ini!
Setelah lengannya menutup makanan, zat makanan itu masuk ke dalam tubuh amuba dan dikelilingi oleh setetes air. Pada saat itu, tubuh amuba mulai mengeluarkan enzim pencerna bersifat asam untuk membunuh mangsa yang masih hidup, kemudian mengeluarkan enzim bersifat basa. Hal ini mengandung hikmah, sebab enzim terpenting, yaitu enzim yang mencerna protein, hanya bisa bekerja dalam lingkungan yang bersifat basa.”
Dr. Yusuf menjelaskan tentang sistem peredaran darah: “Peredaran darah pada berbagai jenis hewan berlangsung dengan cara yang beraneka ragam, sebagaimana berbeda pula struktur jantung pada kelompok-kelompok hewan. Namun semuanya mengarah pada satu hasil, yaitu sampainya darah ke seluruh bagian tubuh.”
“Jika kita memperhatikan struktur jantung dan sistem peredaran darah pada manusia maupun banyak hewan, kita mendapati bahwa jantung—organ yang memiliki rancangan luar biasa—terdiri dari ruang-ruang yang dihubungkan dengan bukaan yang dilengkapi katup. Fungsi katup ini adalah untuk membiarkan darah mengalir hanya ke satu arah dan mencegahnya kembali ke arah sebaliknya.”
“Kita juga menemukan katup yang serupa pada pembuluh-pembuluh darah besar dengan tujuan yang sama.”