Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Tulang pada tubuh kita, dan pada tubuh banyak hewan, dapat bergerak melalui sendi. Ketika otot tertentu berkontraksi, otot lain mengendur secara serentak dalam keselarasan yang menakjubkan, sehingga tangan, kaki, jari, dan bagian tubuh lainnya dapat bergerak sesuai keinginan manusia atau hewan. Struktur sendi dirancang sedemikian rupa agar memungkinkan pergeseran yang halus tanpa menimbulkan rasa gesekan.
Demikian pula susunan tulang belakang dirancang untuk menahan tekanan sekaligus menghindari gesekan. Vertebra (ruas tulang belakang) saling terkait dengan desain yang menakjubkan, dan seluruh susunannya melindungi sumsum tulang belakang. Demikian juga tengkorak melindungi otak yang ada di dalamnya, sementara saraf keluar dari sumsum tulang belakang melalui celah-celah pada ruas tulang. Semua rancangan ini pasti terbentuk sekaligus dalam waktu yang sama. Jika salah satu bagiannya rusak, maka pergerakan hewan menjadi tidak mungkin. Apakah masuk akal semua susunan ini terjadi karena kebetulan semata?
Telah diketahui bahwa ketika terjadi luka pada tubuh kita, darah yang keluar dari pembuluh yang terluka segera membeku di lokasi luka tersebut. Ini adalah rancangan yang disengaja dengan penuh hikmah, karena darah yang membeku menutup pembuluh darah yang robek dan menghentikan aliran darah lebih lanjut. Jika proses pembekuan ini tidak terjadi, maka darah akan terus mengalir hingga menyebabkan kematian.
Yang menunjukkan bahwa ini adalah pengaturan yang disengaja oleh Sang Pencipta untuk menjaga kehidupan makhluk adalah bahwa proses ini terjadi dengan cara yang berbeda pada hewan yang beragam, tetapi hasil akhirnya sama. Misalnya, pada kebanyakan serangga, jika tubuh seekor kecoak terluka, sejumlah sel akan berkumpul dan membentuk sumbatan untuk menutup luka agar darah tidak terus mengalir keluar. Sementara pada sebagian serangga lain, darah membeku dengan cara yang mirip seperti darah manusia.”