Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Tafsir Al Azhar Juz 1 (Pengantar dan Al Fatihah) - Detail Buku
Halaman Ke : 68
Jumlah yang dimuat : 116
« Sebelumnya Halaman 68 dari 116 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

Dia berkata bahwa Surat al-Fatihah itu telah tersimpul di dalam Bismillahir-Rahmanir-Rahim; barangkali setelah merenungkan agak mendalam tentang Maha MurahNya Tuhan Allah kepada hambaNya dan Kasih-SayangNya sehingga diutusNya Rasul, diwahyukanNya Kitab-kitab Suci, disediakannNya syurga bagi yang taat dan ampunan bagi yang taubat. Penafsiran ini masih juga dapat kita terima. Tetapi setengah penafsir itu melanjutkan lagi. Katanya, Bismillahir-Rahmanir-Rahim itu tersimpul dalam huruf B (al-Baa) pada permulaan Bismillah! Dan selanjutnya lagi, ada mereka yang berkata bahwa huruf Ba pangkal Bismillah itupun tersimpul dalam titik huruf Ba itu. Sampai di huruf Ba dan titiknya itu, penafsir ini tidak mau mengikuti lagi. Sebab itu bukan lagi penafsiran yang berdasar ilmu, tetapi sudah satu khayal!

Apa sebab?

Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab, dan bahasa Arab mempunyai 28 huruf, di antaranya huruf kedua, yaitu al-Baa, atau huruf B dalam istilah Latin. Tetapi kalau membacanya secara tunggal ialah al-Baa (dengan ditekan sedikit ujungnya, sehingga berbunyi ada hamzah). Maka menurut undang-undang bahasa Arab dan ejaannya, barulah sebuah huruf berarti apabila dia telah dirangkaikan dengan huruf yang lain atau kalimat yang lain. Dan yang khusus pada huruf al-Baa baru dia berarti dengan, setelah dia diberi baris bawah (kasrah) dan dirangkaikan dengan satu kalimat yang bersifat ism (nama).

Misalnya bi Muhammadin (مُحَمَّدٍ بِ) yang berarti (dengan Muhammad). Bil-lahi (بِاللهِ) (dengan Allah). Atau Bismillahi (بِسْمِ اللهِ) (dengan nama Allah).

Cobalah fikirkan, bagaimana akan dapat diterima apabila dikatakan bahwa seluruh al-Fatihah terkumpul ke dalam Bismillahir-Rahmanir-Rahim dan Bismillahir-Rahmanir-Rahim terkumpul seluruhnya kepada huruf al-Baa?

Dan lebih tidak dapat diterima pula kalau dikatakan bahwa huruf al-Baa itupun terkumpullah kepada titiknya yang ada di bawah itu. Yang berarti bahwa seluruh isi al-Quran, yang terdiri dari 114 Surat mengandung 6,236 terkumpul semuanya kepada satu titik. Bukan sembarang titik, tetapi titik Ba yang di bawah itu.

Bagaimana akan disimpulkan ke sana, padahal baik di zaman Rasulullah s.a.w. atau di waktu Saiyidina Abu Bakar as-Shiddiq memerintahkan mengumpulkan al-Quran ke dalam satu Mushhaf, ataupun selanjutnya setelah Usman bin Affan memerintahkan membuat Mushhaf al-Imam, sebagai Mushhaf yang resmi sampai sekarang, pada ketiganya itu huruf al-Baa belum lagi bertitik!

Huruf-huruf al-Quran, termasuk huruf al-Baa barulah diberi bertitik di zaman pemerintahan Abdul Malik bin Marwan, Khalifah ke 5 Bani Umayyah, atas buah fikiran daripada Wali Negeri Irak, al-Hajjaj bin Yusuf. Sedangkan memberinya berbaris fat-hah, dhammah, kasrah, tanwin dan sukun, terlebih dahulu daripada memberinya titik. Yang memberikan berbaris itu ialah Hasan al-Aswad ad-Du’ali, atas perintah Wali Negeri Bashrah, Zayyad. Di zaman Kha-

IDWaktuBahasaPenerjemahStatusAksi
#6624 Sep 2025, 05:28:21idadminTervalidasi

Dia berkata bahwa Surat al-Fatihah itu telah tersimpul di dalam Bismillahir-Rahmanir-Rahim; barangkali setelah merenungkan agak mendalam tentang Maha MurahNya Tuhan Allah kepada hambaNya dan Kasih-SayangNya sehingga diutusNya Rasul, diwahyukanNya Kitab-kitab Suci, disediakannNya syurga bagi yang taat dan ampunan bagi yang taubat. Penafsiran ini masih juga dapat kita terima. Tetapi setengah penafsir itu melanjutkan lagi. Katanya, Bismillahir-Rahmanir-Rahim itu tersimpul dalam huruf B (al-Baa) pada permulaan Bismillah! Dan selanjutnya lagi, ada mereka yang berkata bahwa huruf Ba pangkal Bismillah itupun tersimpul dalam titik huruf Ba itu. Sampai di huruf Ba dan titiknya itu, penafsir ini tidak mau mengikuti lagi. Sebab itu bukan lagi penafsiran yang berdasar ilmu, tetapi sudah satu khayal!

Apa sebab?

Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab, dan bahasa Arab mempunyai 28 huruf, di antaranya huruf kedua, yaitu al-Baa, atau huruf B dalam istilah Latin. Tetapi kalau membacanya secara tunggal ialah al-Baa (dengan ditekan sedikit ujungnya, sehingga berbunyi ada hamzah). Maka menurut undang-undang bahasa Arab dan ejaannya, barulah sebuah huruf berarti apabila dia telah dirangkaikan dengan huruf yang lain atau kalimat yang lain. Dan yang khusus pada huruf al-Baa baru dia berarti dengan, setelah dia diberi baris bawah (kasrah) dan dirangkaikan dengan satu kalimat yang bersifat ism (nama).

Misalnya bi Muhammadin (مُحَمَّدٍ بِ) yang berarti (dengan Muhammad). Bil-lahi (بِاللهِ) (dengan Allah). Atau Bismillahi (بِسْمِ اللهِ) (dengan nama Allah).

Cobalah fikirkan, bagaimana akan dapat diterima apabila dikatakan bahwa seluruh al-Fatihah terkumpul ke dalam Bismillahir-Rahmanir-Rahim dan Bismillahir-Rahmanir-Rahim terkumpul seluruhnya kepada huruf al-Baa?

Dan lebih tidak dapat diterima pula kalau dikatakan bahwa huruf al-Baa itupun terkumpullah kepada titiknya yang ada di bawah itu. Yang berarti bahwa seluruh isi al-Quran, yang terdiri dari 114 Surat mengandung 6,236 terkumpul semuanya kepada satu titik. Bukan sembarang titik, tetapi titik Ba yang di bawah itu.

Bagaimana akan disimpulkan ke sana, padahal baik di zaman Rasulullah s.a.w. atau di waktu Saiyidina Abu Bakar as-Shiddiq memerintahkan mengumpulkan al-Quran ke dalam satu Mushhaf, ataupun selanjutnya setelah Usman bin Affan memerintahkan membuat Mushhaf al-Imam, sebagai Mushhaf yang resmi sampai sekarang, pada ketiganya itu huruf al-Baa belum lagi bertitik!

Huruf-huruf al-Quran, termasuk huruf al-Baa barulah diberi bertitik di zaman pemerintahan Abdul Malik bin Marwan, Khalifah ke 5 Bani Umayyah, atas buah fikiran daripada Wali Negeri Irak, al-Hajjaj bin Yusuf. Sedangkan memberinya berbaris fat-hah, dhammah, kasrah, tanwin dan sukun, terlebih dahulu daripada memberinya titik. Yang memberikan berbaris itu ialah Hasan al-Aswad ad-Du’ali, atas perintah Wali Negeri Bashrah, Zayyad. Di zaman Kha-


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 68 dari 116 Berikutnya » Daftar Isi