Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : al Iman wal Hayah - Detail Buku
Halaman Ke : 3
Jumlah yang dimuat : 4
« Sebelumnya Halaman 3 dari 4 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

1. Iman dan Kehidupan
2. Pendahuluan

Iman dan Kehidupan
Karya
Dr. Yusuf al-Qaradhawi
Fakultas Syariah
Universitas Qatar
Cetakan Kedua
1399 H – 1979 M

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Segala puji bagi Allah, dan salawat serta salam atas Rasulullah, keluarga dan sahabatnya, serta siapa pun yang mengikuti petunjuknya. Amma ba’du...

Sesungguhnya pembahasan tentang "iman" tidak lagi ditempatkan di pinggiran eksistensi, seolah terpaksa atau dianggap tak perlu dibahas. Bagaimana bisa demikian, padahal ia adalah sumber kebahagiaan dan nasib manusia? Sesungguhnya isu terbesar yang layak diangkat adalah "isu eksistensial", yaitu jika dilihat dari sudut pandang manusia.

Pertanyaan tentang iman — apakah ada atau tidak — jika diajukan, maka itu adalah pertanyaan mendasar bagi setiap orang yang berpikir dan mencari kebenaran.

Banyak para pemikir dan orang-orang bijak telah memikirkan hal ini, dan masing-masing sampai pada pembuktian keimanan kepada Allah dengan jalannya sendiri.

Sebagian mereka bersandar pada suara fitrah atau kedalamannya — bahwa Allah menciptakan manusia dengan fitrah tersebut:

“Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atas fitrah itu” (QS. Ar-Rum: 30)

Sebagian lainnya bersandar pada akal, yang melihat bahwa setiap ciptaan pasti ada penciptanya, setiap kejadian pasti ada yang menyebabkan, setiap gerakan pasti ada penggeraknya, dan setiap sistem pasti ada yang mengaturnya. Premis awal ini telah dibuktikan oleh akal-akal yang sehat.

Sebagian lagi merenungi jiwanya sendiri yang kompleks dan penuh perhitungan, lalu menyimpulkan bahwa tiada yang lebih cermat dan adil dari Allah. Dan karena itu, dia beriman kepada Allah, hari akhir, kebangkitan, dan pembalasan.

Filsuf Farabi dalam pemikiran filsafatnya mengatakan:

Jika kita tidak menetapkan prinsip… maka nyatakan pendapatmu secara filosofis!

Seorang filsuf yang beriman mengatakan:

Jika engkau tidak beriman, maka engkau akan mendapati bahwa akalmu ragu terhadap alam semesta ini. Dan jika akalmu ragu terhadap alam, maka kau pun akan bingung terhadap seluruh kejadian! Jika kau bertanya: siapa yang memberimu semua ini? Maka kau akan menyadari bahwa manusia itu lemah dan tak mampu menetapkan aturan bagi dirinya sendiri!

Jika akalmu mengatakan bahwa alam semesta ini tanpa arah dan makna, maka kau akan hidup dalam kekacauan. Dan jika semangatmu turun atau naik, kau dalam bahaya.

Karena itu, iman adalah keamanan, dan kufur adalah kehilangan. Jika akalmu adalah akal yang beriman, maka kau akan tenang dan logis.

Karenanya, Allah berfirman melalui lisan orang-orang beriman:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, Tuhan mereka akan membimbing mereka dengan keimanan mereka” (QS. Yunus: 9)
“Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan mendapat kebaikan, dan sungguh akhirat adalah lebih baik” (QS. An-Nahl: 30)

Ibadah yang diwajibkan oleh agama, sejatinya adalah sarana untuk menyucikan jiwa agar bersih, halus, dan jernih. Dunia hanyalah kesenangan yang menipu, sementara Allah adalah sebaik-baik yang diperoleh dan disimpan.


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 3 dari 4 Berikutnya » Daftar Isi