Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
them all. Again, when one puts words in their proper places so that their true meanings become intelligible, and sentences and verses in like manner such that prose and poetry become literature, then that is adab toward language. Further, when one puts trees and stones, mountains, rivers, valleys and lakes, animals and their habitat in their proper places, then that is adab toward nature and the environment. The same applies to one’s home when one arranges furniture and puts things in their proper places therein until harmony is achieved — all such activity is adab towards home and furniture. And we cite also putting colours, shapes, and sounds in their proper places producing pleasing effects — that is adab toward art and music. Knowledge too, and its many branches and disciplines, some of which have more important bearing upon our life and destiny than others; if one grades them according to various levels and priorities and classifies the various sciences in relation to their priorities putting each one of them in its proper place, then that is adab toward knowledge. It should already become clear that my interpretation of the meaning of adab reveals that adab implies knowledge; it is knowledge derived from wisdom (ḥikmah); it manifests the purpose of seeking knowledge; it is also internal and external activity of the soul that springs from ethical and moral values and virtues; its fount of origin is not philosophy nor science, but revealed truth that flows from religion.
From the above definitions of some of the major key concepts in Islām, which all converge upon the concept of knowledge, it becomes clear that their meanings are closely interrelated, in particular their meanings which all focus upon the notion of ‘proper place’ which points to a certain ‘order’ in the system and one’s relation to that order. The order is in the form of hierarchy which pervades the created order of being and existence, both external existence and mental existence. The hierarchy I mean, when applied to the human order, is not to be misunderstood as the kind of hierarchy created by man and articulated into a social
Sekali lagi, ketika seseorang menempatkan kata-kata pada tempat yang tepat sehingga makna sejatinya dapat dipahami, dan kalimat maupun bait-bait pada tempat yang semestinya sehingga prosa dan puisi menjadi sastra, maka itulah adab terhadap bahasa. Lebih jauh, ketika seseorang menempatkan pepohonan dan bebatuan, gunung, sungai, lembah dan danau, hewan dan habitatnya pada tempat yang semestinya, maka itulah adab terhadap alam dan lingkungan. Hal yang sama berlaku bagi rumah seseorang ketika ia menata perabotan dan menempatkan segala sesuatu di tempatnya sehingga tercapai keharmonisan — semua aktivitas itu adalah adab terhadap rumah dan perabotan. Kita juga dapat menyebut penempatan warna, bentuk, dan bunyi pada tempatnya sehingga menghasilkan efek yang indah — itulah adab terhadap seni dan musik. Demikian pula pengetahuan dengan berbagai cabang dan disiplin, sebagian darinya lebih penting dan berpengaruh bagi kehidupan dan takdir kita dibandingkan yang lain; jika seseorang mengurutkannya menurut tingkatan dan prioritas, serta mengklasifikasikan berbagai ilmu sesuai prioritasnya dengan menempatkan masing-masing pada tempat yang tepat, maka itulah adab terhadap pengetahuan. Seharusnya sudah jelas bahwa penafsiran saya tentang makna adab menunjukkan bahwa adab menyiratkan pengetahuan; ia adalah pengetahuan yang bersumber dari hikmah; ia mewujudkan tujuan pencarian ilmu; ia juga merupakan aktivitas jiwa, baik internal maupun eksternal, yang bersumber dari nilai-nilai etis dan moral serta kebajikan; sumber asalnya bukan filsafat maupun sains, melainkan kebenaran wahyu yang mengalir dari agama.
Dari definisi-definisi di atas mengenai beberapa konsep kunci utama dalam Islam, yang semuanya bertemu pada konsep pengetahuan, menjadi jelas bahwa makna-makna mereka sangat terkait erat, khususnya karena semuanya berpusat pada gagasan tentang ‘tempat yang tepat’ yang menunjuk pada suatu ‘tatanan’ dalam sistem dan hubungan seseorang dengan tatanan itu. Tatanan itu berbentuk hierarki yang meresap ke dalam tatanan ciptaan, baik pada eksistensi eksternal maupun eksistensi mental. Hierarki yang saya maksud, ketika diterapkan pada tatanan manusia, tidak boleh disalahpahami sebagai jenis hierarki yang dibuat oleh manusia dan dituangkan ke dalam suatu sosial...
id) oleh admin pada 20 September 2025 - 12:01:33.Sekali lagi, ketika seseorang menempatkan kata-kata pada tempat yang tepat sehingga makna sejatinya dapat dipahami, dan kalimat maupun bait-bait pada tempat yang semestinya sehingga prosa dan puisi menjadi sastra, maka itulah adab terhadap bahasa. Lebih jauh, ketika seseorang menempatkan pepohonan dan bebatuan, gunung, sungai, lembah dan danau, hewan dan habitatnya pada tempat yang semestinya, maka itulah adab terhadap alam dan lingkungan. Hal yang sama berlaku bagi rumah seseorang ketika ia menata perabotan dan menempatkan segala sesuatu di tempatnya sehingga tercapai keharmonisan — semua aktivitas itu adalah adab terhadap rumah dan perabotan. Kita juga dapat menyebut penempatan warna, bentuk, dan bunyi pada tempatnya sehingga menghasilkan efek yang indah — itulah adab terhadap seni dan musik. Demikian pula pengetahuan dengan berbagai cabang dan disiplin, sebagian darinya lebih penting dan berpengaruh bagi kehidupan dan takdir kita dibandingkan yang lain; jika seseorang mengurutkannya menurut tingkatan dan prioritas, serta mengklasifikasikan berbagai ilmu sesuai prioritasnya dengan menempatkan masing-masing pada tempat yang tepat, maka itulah adab terhadap pengetahuan. Seharusnya sudah jelas bahwa penafsiran saya tentang makna adab menunjukkan bahwa adab menyiratkan pengetahuan; ia adalah pengetahuan yang bersumber dari hikmah; ia mewujudkan tujuan pencarian ilmu; ia juga merupakan aktivitas jiwa, baik internal maupun eksternal, yang bersumber dari nilai-nilai etis dan moral serta kebajikan; sumber asalnya bukan filsafat maupun sains, melainkan kebenaran wahyu yang mengalir dari agama.
Dari definisi-definisi di atas mengenai beberapa konsep kunci utama dalam Islam, yang semuanya bertemu pada konsep pengetahuan, menjadi jelas bahwa makna-makna mereka sangat terkait erat, khususnya karena semuanya berpusat pada gagasan tentang ‘tempat yang tepat’ yang menunjuk pada suatu ‘tatanan’ dalam sistem dan hubungan seseorang dengan tatanan itu. Tatanan itu berbentuk hierarki yang meresap ke dalam tatanan ciptaan, baik pada eksistensi eksternal maupun eksistensi mental. Hierarki yang saya maksud, ketika diterapkan pada tatanan manusia, tidak boleh disalahpahami sebagai jenis hierarki yang dibuat oleh manusia dan dituangkan ke dalam suatu sosial...
| ID | Waktu | Bahasa | Penerjemah | Status | Aksi |
|---|---|---|---|---|---|
| #24 | 20 Sep 2025, 12:01:33 | id | admin | Tervalidasi | — |
Sekali lagi, ketika seseorang menempatkan kata-kata pada tempat yang tepat sehingga makna sejatinya dapat dipahami, dan kalimat maupun bait-bait pada tempat yang semestinya sehingga prosa dan puisi menjadi sastra, maka itulah adab terhadap bahasa. Lebih jauh, ketika seseorang menempatkan pepohonan dan bebatuan, gunung, sungai, lembah dan danau, hewan dan habitatnya pada tempat yang semestinya, maka itulah adab terhadap alam dan lingkungan. Hal yang sama berlaku bagi rumah seseorang ketika ia menata perabotan dan menempatkan segala sesuatu di tempatnya sehingga tercapai keharmonisan — semua aktivitas itu adalah adab terhadap rumah dan perabotan. Kita juga dapat menyebut penempatan warna, bentuk, dan bunyi pada tempatnya sehingga menghasilkan efek yang indah — itulah adab terhadap seni dan musik. Demikian pula pengetahuan dengan berbagai cabang dan disiplin, sebagian darinya lebih penting dan berpengaruh bagi kehidupan dan takdir kita dibandingkan yang lain; jika seseorang mengurutkannya menurut tingkatan dan prioritas, serta mengklasifikasikan berbagai ilmu sesuai prioritasnya dengan menempatkan masing-masing pada tempat yang tepat, maka itulah adab terhadap pengetahuan. Seharusnya sudah jelas bahwa penafsiran saya tentang makna adab menunjukkan bahwa adab menyiratkan pengetahuan; ia adalah pengetahuan yang bersumber dari hikmah; ia mewujudkan tujuan pencarian ilmu; ia juga merupakan aktivitas jiwa, baik internal maupun eksternal, yang bersumber dari nilai-nilai etis dan moral serta kebajikan; sumber asalnya bukan filsafat maupun sains, melainkan kebenaran wahyu yang mengalir dari agama. Dari definisi-definisi di atas mengenai beberapa konsep kunci utama dalam Islam, yang semuanya bertemu pada konsep pengetahuan, menjadi jelas bahwa makna-makna mereka sangat terkait erat, khususnya karena semuanya berpusat pada gagasan tentang ‘tempat yang tepat’ yang menunjuk pada suatu ‘tatanan’ dalam sistem dan hubungan seseorang dengan tatanan itu. Tatanan itu berbentuk hierarki yang meresap ke dalam tatanan ciptaan, baik pada eksistensi eksternal maupun eksistensi mental. Hierarki yang saya maksud, ketika diterapkan pada tatanan manusia, tidak boleh disalahpahami sebagai jenis hierarki yang dibuat oleh manusia dan dituangkan ke dalam suatu sosial... | |||||