Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Prolegomena to the Metaphysics of Islam - Detail Buku
Halaman Ke : 8
Jumlah yang dimuat : 22
« Sebelumnya Halaman 8 dari 22 Berikutnya » Daftar Isi
English published

is ultimate, and it projects a view of reality and truth that encompasses existence and life altogether in total perspective whose fundamental elements are permanently established. These are, to mention the most salient ones, the nature of God; of Revelation (i.e. the Qur’ān); of His creation; of man and the psychology of the human soul; of knowledge; of religion; of freedom; of values and virtues; of happiness — all of which, together with the key terms and concepts that they unfold, have profound bearing upon our ideas about change, development, and progress. I propose here in this Introduction to give a gist only of some of these fundamental elements of the worldview of Islām. A comprehensive statement of their nature is already set forth in the chapters of this book. It is these fundamental elements of our worldview that we maintain to be permanently established that modernity is challenging, seeing that the shifting systems of thought that have brought modernity forth from the womb of history were fathered by the forces of secularization as a philosophical ideology. But as a matter of fact modernity or postmodernity has itself no coherent vision to offer that could be described as a worldview. If we could strike even a superficial similitude between a worldview and a picture depicted in a jigsaw puzzle, then the jigsaw of modernity is not only far from depicting any coherent picture, but also the very pieces to form such a picture do not fit. This is not to mention postmodernity, which is already undoing all the pieces. No true worldview can come into focus when a grandscale ontological system to project it is denied, and when there is a separation between truth and reality and between truth and values. These fundamental elements act as integrating principles that place all our systems of meaning and standards of life and values in coherent order as a unified system forming the worldview; and the supreme principle of true reality that is articulated by these fundamental elements is focussed on knowledge of the nature of God as revealed in the Qur’ān.

Bahasa Indonesia Translation

adalah yang terakhir, dan ia memproyeksikan suatu pandangan tentang realitas dan kebenaran yang mencakup keberadaan dan kehidupan secara keseluruhan dalam perspektif total yang unsur-unsur dasarnya telah ditetapkan secara permanen. Unsur-unsur tersebut, untuk menyebut yang paling menonjol, adalah: hakikat Tuhan; Wahyu (yakni al-Qur’ān); ciptaan-Nya; manusia dan psikologi jiwa manusia; pengetahuan; agama; kebebasan; nilai dan kebajikan; kebahagiaan — yang semuanya, bersama dengan istilah-istilah kunci dan konsep-konsep yang lahir darinya, memiliki pengaruh mendalam terhadap gagasan kita tentang perubahan, perkembangan, dan kemajuan.

Dalam Pengantar ini saya hanya bermaksud memberikan inti dari beberapa unsur mendasar pandangan dunia Islām. Pernyataan komprehensif mengenai hakikatnya telah disajikan dalam bab-bab buku ini. Unsur-unsur mendasar dari pandangan dunia kita inilah yang kita tegaskan sebagai telah ditetapkan secara permanen yang kini ditantang oleh modernitas, mengingat bahwa sistem-sistem pemikiran yang bergeser dan telah melahirkan modernitas dari rahim sejarah dibidani oleh kekuatan sekularisasi sebagai ideologi filosofis.

Namun kenyataannya, modernitas atau pascamodernitas sendiri tidak memiliki visi koheren yang dapat disebut sebagai pandangan dunia. Jika kita dapat membuat perumpamaan, sekalipun secara dangkal, antara pandangan dunia dan sebuah gambar yang digambarkan dalam puzzle, maka puzzle modernitas bukan saja jauh dari menampilkan gambar yang koheren, tetapi juga potongan-potongan untuk membentuk gambar semacam itu tidak cocok satu sama lain. Belum lagi pascamodernitas, yang bahkan sudah sedang membongkar seluruh potongan itu.

Tidak ada pandangan dunia sejati yang dapat terfokus ketika sebuah sistem ontologis berskala besar untuk memproyeksikannya disangkal, dan ketika terjadi pemisahan antara kebenaran dan realitas serta antara kebenaran dan nilai. Unsur-unsur mendasar ini bertindak sebagai prinsip-prinsip pengintegrasi yang menempatkan seluruh sistem makna, standar hidup, dan nilai kita dalam tatanan koheren sebagai sebuah sistem terpadu yang membentuk pandangan dunia; dan prinsip tertinggi dari realitas sejati yang diartikulasikan oleh unsur-unsur mendasar ini terpusat pada pengetahuan tentang hakikat Tuhan sebagaimana diwahyukan dalam al-Qur’ān.

IDWaktuBahasaPenerjemahStatusAksi
#720 Sep 2025, 09:02:54idadminTervalidasi

adalah yang terakhir, dan ia memproyeksikan suatu pandangan tentang realitas dan kebenaran yang mencakup keberadaan dan kehidupan secara keseluruhan dalam perspektif total yang unsur-unsur dasarnya telah ditetapkan secara permanen. Unsur-unsur tersebut, untuk menyebut yang paling menonjol, adalah: hakikat Tuhan; Wahyu (yakni al-Qur’ān); ciptaan-Nya; manusia dan psikologi jiwa manusia; pengetahuan; agama; kebebasan; nilai dan kebajikan; kebahagiaan — yang semuanya, bersama dengan istilah-istilah kunci dan konsep-konsep yang lahir darinya, memiliki pengaruh mendalam terhadap gagasan kita tentang perubahan, perkembangan, dan kemajuan.

Dalam Pengantar ini saya hanya bermaksud memberikan inti dari beberapa unsur mendasar pandangan dunia Islām. Pernyataan komprehensif mengenai hakikatnya telah disajikan dalam bab-bab buku ini. Unsur-unsur mendasar dari pandangan dunia kita inilah yang kita tegaskan sebagai telah ditetapkan secara permanen yang kini ditantang oleh modernitas, mengingat bahwa sistem-sistem pemikiran yang bergeser dan telah melahirkan modernitas dari rahim sejarah dibidani oleh kekuatan sekularisasi sebagai ideologi filosofis.

Namun kenyataannya, modernitas atau pascamodernitas sendiri tidak memiliki visi koheren yang dapat disebut sebagai pandangan dunia. Jika kita dapat membuat perumpamaan, sekalipun secara dangkal, antara pandangan dunia dan sebuah gambar yang digambarkan dalam puzzle, maka puzzle modernitas bukan saja jauh dari menampilkan gambar yang koheren, tetapi juga potongan-potongan untuk membentuk gambar semacam itu tidak cocok satu sama lain. Belum lagi pascamodernitas, yang bahkan sudah sedang membongkar seluruh potongan itu.

Tidak ada pandangan dunia sejati yang dapat terfokus ketika sebuah sistem ontologis berskala besar untuk memproyeksikannya disangkal, dan ketika terjadi pemisahan antara kebenaran dan realitas serta antara kebenaran dan nilai. Unsur-unsur mendasar ini bertindak sebagai prinsip-prinsip pengintegrasi yang menempatkan seluruh sistem makna, standar hidup, dan nilai kita dalam tatanan koheren sebagai sebuah sistem terpadu yang membentuk pandangan dunia; dan prinsip tertinggi dari realitas sejati yang diartikulasikan oleh unsur-unsur mendasar ini terpusat pada pengetahuan tentang hakikat Tuhan sebagaimana diwahyukan dalam al-Qur’ān


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 8 dari 22 Berikutnya » Daftar Isi