Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Dan firman-Nya: "Sesungguhnya engkau hanyalah seorang pemberi peringatan, dan bagi setiap kaum ada seorang pemberi petunjuk" (ar Ra'd: 7).
Dan firman-Nya: "Adapun Tsamud, maka Kami telah memberi mereka petunjuk, namun mereka lebih menyukai buta daripada petunjuk" (Fushshilat: 17).
Dan firman-Nya: "Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan" (al Balad: 10), menurut tafsir orang yang mengatakan bahwa maksud dari keduanya adalah kebaikan dan keburukan, dan itulah yang lebih kuat – dan Allah lebih mengetahui.
Dan asal kata at taqwa adalah penjagaan dari sesuatu yang dibenci, karena asal katanya adalah dari kata wiqāyah (perlindungan).
Telah berkata an Nabighah (dalam bait syair, bahar al kāmil):
"Telah jatuh kerudung, padahal ia tidak menginginkan menjatuhkannya, maka ia mengambilnya dan melindungi kami dengan tangan."
Dan telah berkata penyair lain (dalam bahar ath thawīl):
"Lalu ia melemparkan kerudung di hadapan matahari dan melindungi dirinya dengan dua bagian tubuh terbaik: telapak tangan dan pergelangan tangan."
Dan telah dikatakan bahwa 'Umar bin al Khattab radhiyallahu 'anhu bertanya kepada Ubay bin Ka'b tentang takwa. Maka ia berkata:
"Tidakkah engkau pernah menempuh jalan yang penuh duri?"
Ia ('Umar) menjawab: "Ya."
Ia (Ubay) berkata: "Apa yang engkau lakukan?"
Ia berkata: "Aku menggulung pakaian dan bersungguh-sungguh."
Ia (Ubay) berkata: "Itulah takwa."
Dan makna ini telah diambil oleh Ibnu al Mu'tazz, maka ia berkata (dalam bahar al kāmil yang terpotong):
"Tinggalkanlah dosa, baik yang kecil maupun yang besar, itulah takwa.
Dan lakukanlah sebagaimana orang yang berjalan di atas tanah yang berduri, ia berhati-hati terhadap apa yang ia lihat.
Jangan meremehkan dosa kecil, karena gunung-gunung tersusun dari kerikil."
Dan Abu Darda’ suatu hari melantunkan syair (dalam bahar al wāfir):
"Seseorang ingin mendapatkan apa yang ia inginkan, namun Allah tidak menghendaki kecuali apa yang Dia kehendaki.
Manusia berkata: 'Keuntunganku dan hartaku,' padahal takwa kepada Allah adalah sebaik-baik perolehan."
Dan dalam Sunan Ibnu Mājah dari Abu Umāmah dari Nabi ﷺ:
"Tidaklah seseorang mendapatkan sesuatu yang lebih baik setelah takwa kepada Allah daripada istri yang salehah: jika ia memandangnya, ia menyenangkannya; jika ia memerintahnya, ia menaatinya; jika ia bersumpah atasnya, ia menepatinya; dan jika ia pergi darinya, ia menjaga dirinya dan hartanya."
Surat al Baqarah (2): Ayat 3
"(Yaitu) orang-orang yang beriman kepada yang gaib, dan mendirikan shalat, serta dari apa yang Kami rezekikan kepada mereka, mereka infakkan."