قم في فم الدنيا وحيّ الأزهرا

Oleh: KH. Budi Ashari, Lc.

Salah satu yang ditunggu dunia Islam, berbagai organisasi ulama dan juga individu ulama adalah sikap Al Azhar Asy Syarif. Sebagai salah satu lembaga pendidikan tertua di dunia, mercusuar keilmuwan Islam yang terus berkarya mengawal keilmuwan Islam di seluruh dunia.

Tertanggal 30 Oktober, portal Al Azhar telah mengeluarkan pernyataan sikapnya mendukung perjuangan di Gaza dan masyarakatnya:

https://bit.ly/476m3vg

"Salam kebaikan dari Allah yang diberkahi untuk para pejuang Palestina, penduduk Gaza lambang izzah dan keteguhan, untuk anak-anak kecilnya dan para wanitanya yang sabar, salam kebaikan untuk kalian semua.

Dengan fisik kalian yang lemah dan dada tanpa pelindung, kalian hadapi peluru-peluru yang dikirimkan oleh tentara teroris yang telah Allah cabut kasih sayang dari hatinya, telanjang dari semua nilai akhlak dan kemanusiaan, melegalkan segala bentuk kejahatan yang buas; berupa penghancuran rumah sakit, masjid, gereja, pembunuhan anak-anak, perempuan, jurnalis, penduduk yang tak bersalah yang tidak punya kekuatan.

Salam untuk kalian wahai para pahlawan. Dengan iman kalian yang menjulang kuat, kalian hadapi kapal-kapal induk dan roket-roket dan kalian lawan dari panggung iman kepada Allah tanpa takut dan tanpa terhina.

Wahai para pahlawan: ambillah kekuatan kalian dari Quran kalian. Gunakan ayat ini untuk membantu kalian:

{ولا تهنوا ولا تحزنوا وأنتم الأعلون إن كنتم مؤمنين}.

"Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman."

Inilah, Al Azhar mencatat dengan penuh bangga dan penghormatan terhadap sikap laki-laki pemberani yang dimiliki oleh tuan Antonio Guterez, Sekjen PBB yang meminta tanpa takut dan basa-basi agar segera menghentikan kejatahan terhadap orang-orang lemah di Gaza. Salam untuk anda hai laki-laki pemberani, anda telah menyatakan kalimat yang benar dan adil.

Al Azhar juga terus mendukung sikap orang-orang merdeka yang tidak pernah diam, keluar menolak pembantaian keji yang terjadi di Gaza dan meminta agar kejahatan zionis dihentikan serta dikeluarkannya hukuman atas pembunuhan anak-anak tak bersalah.

Al Azhar menyerukan kepada pemerintahan negara-negara Arab dan Islam agar bersegera memberikan bantuan kepada saudaranya di Palestina. Dan agar mengirimkan segala bentuk bantuan untuk menolong dan mendukung mereka serta untuk menghentikan kejahatan penjajah ini."

Al Azhar juga mengeluarkan sikap tegas berikut:

https://bit.ly/47b2jGZ

"Dukungan barat terhadap zionis tanpa batas, tanpa kemanusiaan, melegalkan kejahatan mereka dan apa yang kita saksikan tentang liputan media barat yang selalu berhadapan dengan Palestina dan penduduknya.

Sesungguhnya ini adalah kebohongan yang membongkar klaim kebebasan yang selalu diserukan oleh barat. Barat menegaskan sikap pemalsuan fakta, memiliki standar ganda, melakukan penyesatan opini internasional, terlibat dalam mendukung kekejaman terhadap rakyat Palestina yang tidak bersalah dan membuka kesempatan luas untuk tindak terorisme zionis di Palestina.

Hendaknya seluruh dunia tahu bahwa semua penjajahan pasti akan hancur sekarang atau nanti, panjang atau pun pendek."

Kalimat sangat kuat juga didukungkan Al Azhar kepada penduduk Palestina yang bertahan di negerinya:

"Kami mengormati penduduk Palestina yang tidak mau meninggalkan negerinya yang mahal, tetap bertahan hidup di sana. Walau berapa pun harga dan pengorbanan yang harus dibayar.

Karena negeri adalah ibu, kehormatan dan kemuliaan.

Kami katakan: Lebih baik kalian mati di negeri kalian sebagai ksatria, pahlawan dan syuhada daripada kalian tinggalkan negeri kalian dirusak oleh penjajah yang dzalim.

Dan ketahuilah, jika kalian tinggalkan negeri kalian maka itu artinya kematian Palestina yang menjadi masalah kalian dan masalah kami dan hilanglah negeri ini untuk selamanya."

Tapi Israel tidak tinggal diam.

Tanggal 2 November, pernyataan Al Azhar diserbu oleh tulisan yang disebarkan oleh INSS (Institute for National Security Studies, Israel). Dua orang peneliti senior yang menulisnya; DR. Michael Barak, peneliti senior di Institute for Counter Terrorism dan Ofir Winter, peneliti senior di INSS dan dosen bidang kajian Arab dan Islam, Tel Aviv University.

Judul makalahnya: "Bagaimana pusat moderasi beragama menjadi pendukung terorisme?" (karena pentingnya, makalah ini selengkapnya akan segera kami terjemah Insya Allah).

Di antara isinya adalah:

"Saat pemerintah Mesir mengumumkan komitmennya tentang perdamaian dengan Israel, justru Al Azhar menyebut Israel sebagai: Musuh yang dzalim."

Dan di akhir makalah ini ada 3 rekomendasi:

1. Wajib bagi ISRAEL, AMERIKA dan negara-negara Arab toleran semisal SAUDI dan EMIRAT ARAB untuk menekan Mesir agar menghentikan Al Azhar.

2. Wajib bagi Israel, organisasi-organisasi Yahudi dan koleganya di berbagai negara untuk menghancurkan nama baik Al Azhar yang telah gagal memerangi terorisme dan pemikiran radikal.

3. Wajib bagi bagi Mesir, wilayah regional dan seluruh negara di antaranya EMIRAT ARAB yang membantu pendanaan Al Azhar agar menghentikan pendanaannya. Dan bagi Amerika yang membantu pendanaan Mesir untuk memerangi terorisme agar menyertakan syarat penghentian Al Azhar.

DR. Ali M. Ash Shalabi sebagai pakar siroh nabawiyyah menuliskan surat terbuka yang bisa mewakili ucapan terimakasih kita kepada Al Azhar terkhusus Syekhul Al Azhar, DR. Ahmad Thayyib hafidzahullah ta'ala:

https://bit.ly/3MIcOZU

"Syekh kami yang mulia: Allah menyiapkan bagi anda satu amal yang tinggi dan agung serta jihad yang besar di usia anda sekarang. Maka bertawakallah kepada Allah, minta pertolongan kepada Nya, ikhlaskan semua upaya anda, mintalah pertolongan dan kebenaran, dengan izin Allah andalah pemenangnya.

Pembelaan anda terhadap rakyat Palestina di Gaza dan penyuaraan penghentian kejahatan serta hukuman bagi penjajah, wahai syekh kami yang mulia, merupakan cara terbesar untuk mendekatkan diri kepada Allah azza wajalla.

Semoga Allah mencatat ini sebagai pahala anda dan Allah meninggikan nama anda, semoga Dia memberi anda taufik untuk kebaikan Mesir, orang-orang lemah di Gaza dan seluruh dunia."