Bagian Pertama dari Serial Artikel oleh Paddy Dowling
Pada tanggal 22 Oktober, tentara Israel merilis rekaman unit komando Maglan-nya yang menggunakan bom mortar 120mm berpandu presisi baru yang disebut Iron Sting, melawan Hamas di Gaza.
Produsen bom tersebut, Elbit Systems yang berbasis di Haifa, telah mempromosikan senjata tersebut di halaman situs web mereka sejak Maret 2021, ketika bom ini digunakan pertama kali dalam militer Israel.
Benny Gantz, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan Israel dan kini menjadi bagian dari kabinet perang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menggambarkan Iron Sting sebagai "senjata yang dirancang untuk menyerang target secara tepat, baik di medan terbuka maupun lingkungan perkotaan, sambil mengurangi kemungkinan kerusakan sekunder dan mencegah cedera pada non-kombatan."
Ini adalah klaim propaganda yang diulang-ulang oleh Mark Regev, mantan juru bicara Netanyahu, terkait pendekatan yang diambil oleh Zionis Israel dalam perangnya di Gaza. Mereka mengatakan bahwa Israel berusaha berlaku semanusiawi mungkin
Namun, lebih dari sebulan setelah Israel meluncurkan serangan udara di Gaza setidaknya 11.400 warga sipil Palestina tewas, dan 30.000 lainnya terluka di jalur yang terkepung dan Tepi Barat yang dijajah mereka. Lebih dari 4.700 anak-anak Gaza telah meninggal.
Mesin pembunuh Israel yang menghancurkan tersebut, diuji coba pada rakyat Palestina, untuk kemudian dijual kepada para pelaku global, demikian yang dikatakan oleh para analis.
Tampak pada gambar berikut ini Selongsong yang tidak digunakan dari roket drone Spike Israel yang dirancang untuk meledak saat bertabrakan, melepaskan kubus-kubus logam dari sebuah tabung tembaga. Proyektil tersebut meluncur dengan kecepatan yang dapat memotong manusia menjadi dua
Bersambung