B E D A!
Ditulis oleh: KH. Budi Ashari
Tukar tahanan hari pertama memberikan pemandangan yang jauh berbeda.
Di awal harus diingat bahwa yang ada dibebaskan oleh para pejuang Gaza adalah tawanan perang yang baru berjalan puluhan hari. Sementara yang diminta oleh para pejuang untuk dibebaskan dari penjara-penjara Israel adalah mereka yang sudah dipenjara sangat lama, di antara mereka sudah ada yang dipenjara selama 8 tahun lamanya.
Pihak Gaza tidak memberi syarat apa pun, sementara pihak Israel melarang adanya perayaan di jalanan bahkan sebagian keluarga dilarang datang ke rumah tahanan yang dibebaskan hanya sekadar untuk mengucapkan selamat dan diancam akan ditangkap lagi kalau melakukan perayaan.
Tapi bukan masyarakat Palestina kalau takut pada ancaman. Pesta pora di jalanan dengan berbagai teriakan bahagia, takbir dan doa mereka teriakkan; khususnya doa dan ucapan terimakasih untuk para pejuang Palestina. Di rumah-rumah mereka, keluarga sanak saudara berdatangan mengucapkan selamat dan melepas rindu.
Berikut beberapa video suasanya:
Suasana para tahanan Palestina yang dibebaskan keluar dari bis.
Video yang disebarkan para pejuang tentang proses pembebasan tawanan Israel dari Gaza
Wawancara dengan salah satu yang dibebaskan Amani Al Hasyim, seorang ibu dengan punya dua anak kecil yang tidak mengenalinya, karena sudah 8 tahun di dalam penjara kejam Israel dan tidak boleh sekalipun anaknya menjenguk sang ibu dalam penjara. Dengan wajah berseri berkata, "Para pejuang itu berjanji dan mereka telah menepati janji. Ini bukan hal yang mengherankan dari para pejuang Palestina."
Ini adalah Malak Salman yang dipenjara saat masih berusia 16 tahun dan kini seudah berusia 23 tahun mengisahkan kekejaman Israel di penjara mereka, banyak yang pingsan karena tidak diberi makan yang cukup. Tidak tahu dunia luar sama sekali bahkan pembebasannya pun baru diberitahukan kepadanya 5 menit sebelumnya. "Semoga Allah membebaskan semua yang ada dalam penjara," tutupnya.
Anak muda berumur 17 tahun menceritakan kekejaman yang sama walau di penjara yang berbeda. Dia masih punya saudara di dalam penjara yang belum dikeluarkan. Dia Juga menceritakan bawa Israel melarang keras adanya perayaan penyambutan, kalau melanggar akan dipenjara lagi. Tapi dia bicara di tengah perayaan penyambutan di jalanan.
Sementara tawanan Israel yang dikeluarkan baik anak-anak ataupun nenek-nenek semuanya dalam keadaan sehat dan baik. Tapi Israel mengeluarkan larangan keras bagi rumah sakit tempat mengecek kesehatan mereka untuk bicara dengan media, larangan juga berlaku untuk keluarga mereka. Israel sangat takut karena telah terjadi di saat perang berkobar, tentang dua orang nenek (yang telah saya tulis juga) dibebaskan kemudian diwawancarai televisi, malah keduanya bercerita tentang kebaikan para pejuang Gaza dalam merawat, melindungi, memberi makan dan mengobati mereka. Israel trauma dengan akhlak mulia para pejuang.
Di video juga bisa dilihat ketegangan muka Netanyahu di ruang komando perangnya memantau pertukaran tawanan. Dan orang Israel yang dibebaskan tidak langsung bebas nyaman ke rumah, tetapi mereka akan mendapatkan sederet pertanyaan dari pihak intelijen Israel untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin tentang yang mereka saksikan di Gaza demi kebutuhan perang.
Kalaupun ada wajah bahagia Israel hanya ada di foto ini; para pasukan Israel di perbatasan Gaza berfoto sangat bahagia karena keluar dari perang; tentu...bukan karena menang.
https://twitter.com/ajmubasher/status/1728111410058785202/photo/1
Beda lagi dengan sikap ayah dari tahanan yang dibebaskan bernama Fatimah Amaranah,
"Semua muslim adalah mahkota di kepala saya. Saya ada di antara dua perasaan: Kalau dikatakan saya tidak bahagia, jelas dusta. Tetapi di sisi lain saya merasakan sakit melihat yang menimpa saudara-saudara saya di Gaza. Tidak ada acara penyambutan khusus di rumah saya. Saya takut ditanya di sisi Allah: Bagaimana kamu bersenang, sementara darah saudaramu mengalir. Bagaimana kamu menari sementara saudaramu terluka?
Bagaimana saya menjawabnya nanti..."
Benarlah engkau ayahanda; bagaimana cara menjawab pertanyaan Allah kelak...
Terimakasih ayahanda, semoga hati kami tidak membatu!
Kami mencintai kalian semua karena Allah,
اللهم اشهد!!!