Kecerdasan Tak Lazim

Ditulis oleh: KH. Budi Ashari

Tukar menukar tawanan selama tiga hari ini memberikan pemandangan menarik. Sebagiannya sudah kita bahas.

Yang banyak menimbulkan tanda tanya di media Arab dan kalangan para pakar adalah bagaimana bisa para pejuang Al Qassam yang membawa belasan tawanan setiap harinya untuk diserahkan kepada tim kesehatan palang merah, keluar dari tempat mereka menyembunyikan tawanan tanpa diketahui dari mana keluar mereka, sehigga tidak diketahui pintu penting untuk masuk ke terowongan.

Al Qassam hanya meminta agar tidak ada drone dan pesawat terbang di atas Gaza selama tukar tawanan. Tentu salah satunya agar tidak terbaca tempat menyembunyikan tawanan. Tetapi, lupakah kita dengan satelit yang juga banyak dipakai di perang ini. Belum lagi klaim Israel bahwa mereka punya kamera yang bisa memotret tembus ke dalam tanah sampai kedalaman 30 M.

Gaza bukanlah kota yang luas, apalagi semua ini terkonsentrasi di bagian utaranya saja.

Tapi tetap saja hasil mereka nihil.

Perang darat yang sudah membuat Israel mengalami kerugian pasukan dan kendaraan militer, bahkan dibantu oleh pasukan khusus Amerika; Delta ternyata tidak mampu menemukan walau seorang pun dari tawanan.

Tiga hari, tiga strategi. Penyerahan dilakukan di tiga tempat yang berbeda; Gaza paling utara, Khan Yunis dan yang paling menghebohkan adalah kali ketiga di mana penyerahan dilakukan di tengah Kota Gaza bagian utara yaitu Sahah Filistin.

Berpindah pindah dengan mengejutkan pemberitahuannya tentu juga bagian dari strategi mengacaukan fokus Israel yang terus mencari tahu tempat rahasia para pejuang.

Kejutan yang paling dahsyat adalah di penyerahan hari ke tiga. Silakan lihat sendiri videonya.

Di mana pasukan Al Qassam datang seakan sedang melakukan parade militer yang memamerkan pasukan lengkap dengan kegagahannya berbalut seragam dan senjata mereka, kendaraan militer yang beriringan dan kesigapan pergerakan pasukan. Untuk menunjukkan bahwa kekuatan para mujahid itu masih utuh dan tidak ada yang berubah, tetap kuat, hebat dan siap melanjutkan perang.

'Parade militer' itu semua ditonton oleh masyarakat Gaza yang sesungguhnya sedang bersedih dan terluka. Tetapi mereka melupakan itu semua. Sekali lagi, mereka jenis manusia yang berbeda. Sorak sorai dengan selingan takbir dan teriakan kemenangan menggema mengiringi kedatangan dan kesigapan pasukan Al Qassam. Ini bukti bahwa para pejuang ini dikagumi, dibanggakan dan direstui oleh masyarakat Gaza.

Tempat penyerahan yang dipilih juga memberikan efek penghinaan kepada pasukan Israel. Karena Sahah Filistin ini tempat yang juga porak poranda oleh tank-tank Israel. Dan mereka sudah masuk ke tempat ini. Bahkan kepala staf militer Israel pun masuk ke tempat itu untuk membuktikan kepada semua bahwa mereka menang. Dan dengan sangat mudah Al Qassam membuktikan tanpa kata bahwa tempat ini masih dalam kekuasaan para pejuang. Lagi-lagi pasukan Israel hanya menang dalam khayalan dan kebohongan.

Waktu penyerahan juga merupakan penghinaan berikutnya bagi Israel. Para mujahid tidak perlu bersembunyi di gelapnya malam. Di siang terang mereka bergerak tanpa takut tersingkap rahasia mereka. Sekaligus mengabarkan kepada seluruh dunia, bahwa strategi intelijen para mujahid jelas lebih hebat di atas intelijen Israel yang selama perang ini jelas-jelas terbukti bahwa kehebatan mereka hanyalah isu yang dibesarkan.

Sekaligus untuk menjelaskan kepada dunia bahwa pasukan Israel lengkap dengan segala kecanggihan kendaraan dan senjata mereka hanya bisa masuk ke Gaza tetapi tidak bisa menguasai sama sekali. Itupun hanya masuk, maju, dihancurkan kemudian mundur lagi.

"Al Qassam dengan kecerdasan tertinggi, memilih tempat ini untuk penyerahan tawanan, untuk mereka menyatakan: Saya masih mengendalikan, saya lah yang mempunyai keputusan, saya masih solid dalam mengatur dan menguasai perang ini di daerah mana pun terbukti dengan penyerahan di tiga tempat berbeda," analisa Mayjen Fayiz Ad Duwairi.

Mayjen Faiz melanjutkan, "Dari sisi tentara Israel, mereka merasa dibohongi oleh panglima mereka. Di mana tugas perang darat untuk membebaskan tawanan yang katanya mudah dan tidak memerlukan waktu lama, ternyata tidak benar. Justru berakhir dengan Israel harus mengikuti semua syarat para pejuang."

Setelah ini ada dua hal penting yang layak ditunggu:

- Kejutan apalagi yang akan diberikan oleh Al Qassam di penyerahan tawanan hari terakhir

- Apakah penghentian perang akan diperpanjang? Walau para panglima militer Israel sudah berkoar-koar akan mulai perang lagi setelah 4 hari ini, tapi melihat Israel yang sudah tidak punya ruang bergerak sama sekali dan sudah kalah dari berbagai sisi, peluang sangat besar untuk diperpanjangnya masa penghentian perang.

Kita tunggu.....