Pesannya Telah Sampai
( KH. Budi Ashari, Lc _Hafidzahullah_)
Hasil dari strategi Al Qassam dalam penyerahan tawanan mulai terlihat. Seperti yang sudah saya tuliskan (kecerdasan yang tidak lazim) bahwa salah satu strategi mereka adalah memilih tempat yang berbeda-beda. Bukan saja dalam rangka keamanan bagi para pejuang dan lokasi strategis mereka, tetapi juga untuk mengirim pesan ke pasukan Israel dan masyarakatnya.
Dan pesan itu sudah sampai...
Pesan itu menimbulkan kekacauan di tubuh pasukan Israel. Mereka yang berminggu-minggu ada neraka perang darat, mereka yang kehilangan teman-temannya karena terkapar di Gaza. Mereka pun kecewa, marah dan bereaksi.
Awalnya mereka sangat percaya diri bahwa mereka menang, apalagi mereka sendiri yang mengarahkan moncong tank ke bangunan-bangunan Gaza yang hancur dan sebagiannya rata dengan tanah. Ditambah, negara mereka pun selalu mengumumkan bahwa pasukan Israel telah berhasil merangsek masuk ke tangah Kota Gaza dan menguasainya.
Tiba-tiba...
Bak disambar petir di siang bolong, para pejuang Al Qassam dengan nyamannya menyerahkan tawanan di tempat yang berbeda-beda; di tempat tank-tank Israel pernah parkir. 5 hari penyerahan, 5 tempat yang berbeda. Saya sudah tuliskan sampai hari yang ke-3 dengan kejutannya.
Hari ke-4 sangat unik.
Karena tawanan diserahkan di sebuah jalanan yang sepi dan sangat gelap. Tidak ada lampu setitik pun kecuali lampu mobil-mobil Al Qassam dan palang merah.
Pesan apa yang mau disampaikan?
Tempat tersebut ternyata ada di tepi pantai. Itulah tempat yang disebut-sebut oleh pemerintah Israel bahwa tank-tank mereka bukan saja menguasai, tetapi masih ada di tempat saat hari-hari penghentian perang sementara ini. Bahkan berita Israel menyampaikan kalau sebagian tank-tank itu justru bergerak masuk lebih dalam ke arah selatan.
Inilah kecerdasan tanpa kata. Para pejuang Al Qassam menyerahkan tawanan di tempat itu dengan suasana gelap. Dan tidak ada sama sekali tanda-tanda keberadaan tentara Israel apalagi tank-tank mereka.
Pesan telah sampai ke pasukan Israel. Semua tempat yang mereka duga sudah mereka kuasai ternyata tidak sama sekali. Bualan pemerintah Israel yang jauh panggang dari api dan penuh dusta di hadapan pasukannya sendiri pun mulai terkuak. Semetara mereka telah yakin menang, di tengah kesedihan mereka karena kehilangan teman-teman sesama tentara. Maka jelas mereka sangat marah.
Seorang komandan kompi dan wakilnya dipecat karena tidak mau masuk ke medan pertempuran dengan alasan tidak adanya perlindungan di medan pertempuran. Tentu ini menggelikan, karena mereka punya kendaraan-kendaraan lapis baja yang mereka banggakan. Padahal sebab utamanya adalah para petarung hebat Gaza itu membuat mereka ketakutan, sehingga komandan kompi dalam kesulitan. Kesulitan dengan pasukannya yang menolak masuk ke medan perang dan kesulitan berhadapan dengan atasannya komandan batalyon. Memang mereka bangsa pengecut.
Kekecewaan dan kemarahan pasukan Israel bertambah setelah pemerintah mereka mengumumkan bahwa sejak perang dimulai ada 1000 tentara mereka yang terluka dengan 202 orang dalam keadaan kritis.
https://www.aljazeera.net/news/2023/11/28/%D8%A7%D9%84%D8%AC%D9%8A%D8%B4-%D9%8A%D9%82%D8%B1-%D8%A8%D8%AC%D8%B1%D8%AD-%D8%A3%D9%84%D9%81-%D9%85%D9%86-%D8%AC%D9%86%D9%88%D8%AF%D9%87-%D9%88%D9%8A%D8%B3%D8%AA%D8%BA%D9%84
Semua pakar tahu bahwa Israel selalu menyembunyikan rapat-rapat kerugian perang mereka. Seperti yang disampaikan oleh Mayjen Washif Uraiqat, pakar urusan militer,
"Mereka belum menyampaikan yang lebih penting. Seperti yang disampaikan oleh lembaga urusan orang-orang cacat di Israel menyampaikan bahwa kami menyiapkan diri untuk menangani ribuan tentara Israel, belum lagi ditambah tentara-tentara yang sedang diobati secara kejiwaan di Tel Aviv dan berbagai kota. Juga ada banyak yang bunuh diri. Angka-angkanya belum diumumkan. Mentalitas tentara Israel hancur.
Yang harus diketahui bahwa pasukan yang dikirim Israel adalah pasukan-pasukan khusus.
Inilah yang memaksa Netanyahu dan para pemimpin militernya mau menerima semua syarat para pejuang Gaza untuk penghentian perang. Karena kita tahu jumlah kerugian besar yang sesungguhnya di dalam tentara Israel.
Semua ini disembunyikan oleh pemerintah Israel agar tidak mempengaruhi mental para tentaranya.
Tetapi walau begitu, sekarang ini ada 2000 tentara terdiri komandan dan pasukan yang tidak mau berperang. Ada satu unit militer sedang diinterogasi, karena lari saat berhadapan dengan para pejuang Palestina.
Perkiraan saya ada sangat banyak cerita dalam hal ini yang akan diberitakan oleh media-media Israel selepas perang selesai."
Dan...
Hari ke-5 memasuki strategi baru. Seperti penyerahan hari ke-3, kini diserahkan di tengah kota di kerumunan masa banyak dengan teriakan kemenangan yang bergemuruh. Ini lebih ramai lagi. Tentu sangat bahaya dan tidak mudah penyerahan dilakukan di kerumunan masa seperti itu. Lagi-lagi justru ini untuk menunjukkan dikaguminya pasukan pejuang ini oleh masyarakat Gaza. Dan untuk menunjukkan betapa siap dan sigapnya intelijen para pejuang Gaza.
Tapi ada pemandangan yang baru. Al Qassam bergabung dengan Saraya Al Quds.
Suasana penuh kehangatan mereka tunjukkan. Peluk hangat ukhuwah di hadapan masyarakat Gaza yang terus bersorak sorai kemenangan pun mereka lakukan. Bahkan terlihat saling berebut mencium kepala yang merupakan khas di Arab sebagai bukti penghormatan yang paling tinggi pun ada. Dan jelas semua itu tanpa rekayasa.
Pemandangan baru ini tentu memunculkan pertanyaan baru: strategi apalagi dan pesan apalagi?
Kalau analisa pendek kita mengatakan itu dikarenakan kelompok-kelompok pejuang lain juga punya tawanan masing-masing, tentu berbeda dengan analisa dan strategi para pejuang. Mereka selalu punya pesan dengan kecerdasan yang tidak biasa.
Duduk saja..., untuk belajar kecerdasan dari mereka.
Tunggu saja pesan hari ke-5 ini sampai ke siapa dan menghasilkan apa