Apakah Buang Angin Terus-Menerus Membatalkan Wudhu ? (2)



binary comment

Apakah Buang Angin Terus-Menerus Membatalkan Wudhu ?

(Bagian Kedua dari Tiga Tulisan)

Jika Tidak Dapat Menahan Buang Angin atau Kencing (Karena Sakit)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

w

وهذه الغازات التي شكوتِ منها حكمها حكم المستحاضة ومن به سلس البول . ( الشرح الممتع 1 / 437 )

Adapun permasalahan buang angin sebagaimana yang engkau keluhkan diatur dalam hukum Al Mustahaadhah dan orang yang tidak dapat menahan buang air (Lihat Kitab Asy Syarh Al Mumti’ 1/147)

ولها حالان :

Terkait hal tersebut ada 2 (dua) hal :

الأولى :

أن يكون لها وقت تنقطع فيه ، كما لو كانت تخرج ثم تسكت مدة تتمكنين فيها من الوضوء والصلاة في وقتها ثم تعاود الخروج ، فهنا عليك أن تتوضئي وتصلي في الوقت الذي تنقطع فيه .

Yang pertama, jika terdapat jeda waktu, seperti jika keluar kemudian berhenti dalam rentang waktu dimana anda dapat melakukan wudhu dan sholat pada waktunya, kemudian setelahnya keluar angin atau kencing lagi.

Maka dalam hal ini anda berwudhu dan sholat disaat angin atau kencing itu tidak keluar.

الثانية :

أن تكون مستمرة وليس لها وقت تنقطع فيه بل يمكن أن تخرج كل وقت ، فإنك تتوضئين لكل صلاة بعد دخول وقتها وتصلي بهذا الوضوء ولا يضرك ما خرج ولو كان ذلك أثناء الوضوء أو الصلاة .

Yang kedua, angin atau kencing itu keluar terus menerus tanpa ada jeda, akan tetapi bisa keluar kapan saja.

Dalam hal ini maka anda berwudhu di setiap sholat jika sudah masuk waktunya, kemudian sholat dengan wudhu tersebut. Apa yang keluar dari diri anda tidaklah menjadi masalah bagi anda, meskipun angin atau kencing itu keluar saat wudhu maupun sholat

قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله :

فمن لم يمكنه حفظ الطهارة مقدار الصلاة فإنه يتوضأ ويصلي ولا يضره ما خرج منه في الصلاة ، ولا ينتقض وضوءه بذلك باتفاق الأئمة وأكثر ما عليه أن يتوضأ لكل صلاة .

مجموع الفتاوى 21 / 221

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah Ta’ala mengatakan :

Barangsiapa yang tidak mungkin menjaga kesucian thaharah dalam kadar waktu sholat, maka tetaplah dia wudhu dan sholat, serta tidak memberikan pengaruh padanya apa-apa yang keluar darinya saat sholat. Tidak membatalkan wudhu hal yang demikian atas kesepakatan para imam. Hal yang harus dia lakukan sebatas berwudhu untuk tiap-tiap sholat. (Majmu Fatawa 21/221)

وقد سئلت اللجنة الدائمة عن رجل مصاب بسلس في البول يظهر بعد التبول لفترة لو انتظر انتهاء السلس لانتهت الجماعة ماذا يكون الحكم ؟

Lajnah Daimah pernah ditanya tentang seorang laki-laki yang mengidap sakit tidak dapat menahan kencing beberapa saat setelah buang air kecil. Jika dia menunggu (kencing kembali) maka sholat berjamaah sudah berakhir. Apa hukumnya ?

فأجابت اللجنة :

إذا عرف أن السلس ينتهي فلا يجوز له أن يصلي وهو معه طلباً لفضل الجماعة ، وإنما عليه أن ينتظر حتى ينتهي ويستنجي بعده ويتوضأ ويصلي صلاته ولو فاتته الجماعة ، وعليه أن يبادر بالاستنجاء والوضوء بعد دخول الوقت ، رجاء أن يتمكن من صلاة الجماعة .

Maka Lajnah menjawab :

Jika dia mengetahui kapan kencingnya berakhir, maka tidak boleh baginya sholat dalam keadaan tersebut untuk mencari keutamaan berjamaah. Hendaklah dia menunggu sampai kencingnya selesai, kemudian membersihkan diri setelahnya, berwudhu, kemudian sholat, meskipun meninggalkan sholat berjamaah. Hendaknya dia bersuci sesegera mungkin setelah masuk waktu sholat, dengan harapan dapat mengikuti sholat berjamaah.

وجاء في فتاوى اللجنة الدائمة أيضاً :

الأصل أن خروج الريح ينقض الوضوء ، لكن إذا كان يخرج من شخص باستمرار وجب عليه أن يتوضأ لكل صلاة عند إرادة الصلاة ، ثم إذا خرج منه وهو في الصلاة لا يبطلها وعليه أن يستمر في صلاته حتى يتمها ، تيسراً من الله تعالى لعباده ورفعاً للحرج عنهم ، كما قال تعالى : ( يريد الله بكم اليسر ) وقال : ( ما جعل عليكم في الدين من حرج )

اللجنة الدائمة للبحوث 5 / 411

Juga ditemukan dalam Fatwa Daimah :

Secara ushul (prinsip) keluarnya angin membatalkan wudhu, akan tetapi jika angin yang keluar dari seseorang berlangsung terus-menerus, maka wajib baginya berwudhu di tiap sholat saat dia akan sholat, kemudian jika keluar darinya angin saat sholat, maka tidaklah hal itu membatalkan sholatnya, dan dia dapat melanjutkan sholatnya hingga selesai, sebagai kemudahan dari Allah Ta’ala bagi hambaNya, dan menghilangkan kesempitan dari mereka. Sebagaimana firman Allah Ta’ala : “Allah menghendaki bagi kalian kemudahan” dan FirmanNya pula : ” Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan” (Al Lajnah Daaimah Lil Buhuts 5/411)

Bersambung in sya Allah



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.