Syarh ar Risalah at Tadmuriyyah (Bagian 1)
Oleh : Prof. DR. Muhammad Ibnu Abdir Rahman Al Khumais
Kompilasi dan Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Semua Syarh ar Risalah at Tadmuriyyah kami tempatkan dibawah kategori Syarh Tadmuriyah DR. Al Khumais
w
المقدمة
al Muqaddimah
إنَّ الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.
Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, dan memohon ampun kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, yang tidak memiliki sekutu, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya.
Allah berfirman:
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراًوَنِسَاءًوَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً} [النساء: ١] .
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari satu jiwa (Adam), dan darinya Allah menciptakan pasangannya (Hawa), dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kalian saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sungguh, Allah selalu mengawasi kalian.” (Surah An Nisa ayat 1)
Allah juga berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً*يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً} [الأحزاب: ٧٠ـ٧١] .
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kalian kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki amal perbuatan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah meraih kemenangan yang agung.” (Surah Al Ahzab ayat 70-71)
Allah berfirman pula:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ} [آل عمران: ١٠٢] .
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan sebagai Muslim.” (Surah Ali Imran ayat 102)
أما بعد:
Amma Ba’du
فإن أصدق الحديث كتاب الله، وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم، وشر الأمور محدَثاتها، وكل محدثة بدعة، وكل بدعة ضلالة، وكل ضلالة في النار١.
Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad ﷺ. Seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan (dalam agama), setiap perkara yang diada-adakan adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.
وبعد:
Wa ba’du
فإن العقيدة أهم ما يوليه المسلم الحريص على دينه اهتمامه، فالنبي صلى الله عليه وسلم، لم يزل يعلم أصحابه ذلك، وكذلك علماء المسلمين جميعاً دعوا إلى ذلك وكان من أولئك العلماء: شيخ الإسلام ابن تيمية في كثير من كتبه ورسائله، ومن بين تلكم الرسائل (الرسالة التدمرية) .
Sesungguhnya akidah adalah perkara terpenting yang harus diperhatikan oleh seorang Muslim yang bersemangat menjaga agamanya. Nabi Muhammad ﷺ senantiasa mengajarkan hal ini kepada para sahabatnya. Demikian pula para ulama Islam semuanya menyeru kepada perhatian terhadap akidah. Di antara ulama tersebut adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam banyak kitab dan risalahnya, termasuk Risalah Tadmuriyyah.
ولا تخفى أهمية هذه الرسالة لما فيها من تحرير للقواعد، وتأصيل في الرد على أهل البدع، وذلك في أصلين عظيمين:
Risalah ini memiliki pentingnya yang besar karena menjelaskan kaidah-kaidah dan mengokohkan dasar-dasar dalam menghadapi ahli bid’ah, terutama dalam dua pokok besar:
الأول: في الاعتقاد.
والثاني: في العمل.
- Pokok dalam keyakinan (akidah).
- Pokok dalam amal perbuatan.
فالاعتقاد: انحرف فيه جماعة من أهل الكلام فعارضوا الكتاب والسنة بأفكار فلسفية، وآراء كلامية.
Pada pokok pertama, sekelompok ahli kalam menyimpang dengan menyelisihi Al-Qur’an dan Sunnah, menggantinya dengan ide-ide filosofis dan pandangan ilmu kalam.
والعمل: انحرف فيه مجموعة من العُبَّاد والزُّهاد الذين عملوا بغير هدى من الكتاب والسنة.
Pada pokok kedua, sekelompok ahli ibadah dan zuhud menyimpang dengan beramal tanpa petunjuk dari Al-Qur’an dan Sunnah.
فبيَّن ـ رحمه الله ـ الواجب في الأصل وهو إثبات ما أثبته الله لنفسه ونفي ما نفاه عن نفسه، والواجب في الثاني الاجتهاد في فعل المأمور وترك المحظور مع الاستغفار بعد ذلك قال تعالى:
Syaikhul Islam p menjelaskan kewajiban terkait pokok pertama, yaitu menetapkan apa yang Allah tetapkan untuk diri-Nya dan menafikan apa yang Allah nafikan dari diri-Nya. Adapun terkait pokok kedua, kewajibannya adalah bersungguh-sungguh melaksanakan perintah, menjauhi larangan, serta memohon ampun setelah itu. Allah berfirman:
{وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ} [آل عمران: ١٧]
“Dan mereka yang memohon ampun di waktu sahur.” (Surah Ali Imran ayat 17)
ثم بيَّن حال الناس في الاستعانة والعبادة وأنهم على أربعة أحوال:
Kemudian beliau menjelaskan keadaan manusia dalam hal istianah (memohon pertolongan kepada Allah) dan ibadah (menyembah-Nya) yang terbagi menjadi empat:
الأولى: المؤمنون الذين جمعوا بينهما.
الثانية: من عبدوا الله من غير استعانة.
الثالثة: من عندهم استعانة من غير استقامة.
الرابعة: من لا يعبد الله ولا يستعين به وهم من شر هذه الأنواع
- Orang-orang mukmin yang menggabungkan keduanya.
- Orang-orang yang menyembah Allah tanpa memohon pertolongan kepada-Nya.
- Orang-orang yang memohon pertolongan tanpa keistiqamahan.
- Orang-orang yang tidak menyembah Allah dan tidak memohon pertolongan kepada-Nya, dan mereka adalah golongan terburuk.
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Leave a Reply