[Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah] : Tentang Itsbat Sifat (1)



[Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah] : Tentang Itsbat Sifat (1)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

w

عَنْ رَجُلَيْنِ تَبَاحَثَا فِي ” مَسْأَلَةِ الْإِثْبَاتِ لِلصِّفَاتِ وَالْجَزْمِ بِإِثْبَاتِ الْعُلُوِّ عَلَى الْعَرْشِ “

فَقَالَ أَحَدُهُمَا: لَا يَجِبُ عَلَى أَحَدٍ مَعْرِفَةُ هَذَا وَلَا الْبَحْثُ عَنْهُ؛  بَلْ يُكْرَهُ لَهُ كَمَا قَالَ الْإِمَامُ مَالِكٌ لِلسَّائِلِ : وَمَا أَرَاك إلَّا رَجُلُ سُوءٍ.

Seseorang diantara mereka berkata : Tidak wajib bagi seseorang untuk mengetahui hal ini dan tidak pula membahasnya, bahkan hal tersebut dimakruhkan (dibenci) sebagaimana perkataan Imam Malik kepada seorang penanya : Tidaklah aku melihatmu melainkan adalah seorang yang buruk.

 وَإِنَّمَا يَجِبُ عَلَيْهِ أَنْ يَعْرِفَ وَيَعْتَقِدَ أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى وَاحِدٌ فِي مُلْكِهِ وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ وَخَالِقُهُ وَمَلِيكُهُ؛ بَلْ وَمَنْ تَكَلَّمَ فِي شَيْءٍ مِنْ هَذَا فَهُوَ مُجَسِّمٌ حَشْوِيٌّ.

Akan tetapi wajib baginya untuk mengetahui dan beri’itikad bahwa Allah Ta’ala adalah Esa dalam kekuasaanNya, dan Dia adalah Robb segala sesuatu, Pencipta sekaligus Penguasanya. Bahkan barang siapa yang berbicara tentang hal ini maka dia adalah mujassim haswiyyun

 فَهَلْ هَذَا الْقَائِلُ لِهَذَا الْكَلَامِ مُصِيبٌ أَمْ مُخْطِئٌ؟

Maka apakah orang yang mengatakan perkataan ini benar atau salah ?

فَإِذَا كَانَ مُخْطِئًا فَمَا الدَّلِيلُ عَلَى أَنَّهُ يَجِبُ عَلَى النَّاسِ أَنْ يَعْتَقِدُوا إثْبَاتَ الصِّفَاتِ وَالْعُلُوِّ عَلَى الْعَرْشِ – الَّذِي هُوَ أَعْلَى الْمَخْلُوقَاتِ – وَيَعْرِفُوهُ؟ وَمَا مَعْنَى التَّجْسِيمِ وَالْحَشْوِ؟ . أَفْتُونَا وَابْسُطُوا الْقَوْلَ بَسْطًا شَافِيًا يُزِيلُ الشُّبُهَاتِ فِي هَذَا مُثَابِينَ مَأْجُورِينَ إنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى.

Maka jika dia salah, maka apakah dalil bahwa wajib bagi manusia untuk meyakini itsbat shifat dan uluw ‘alal arsy – yang dia adalah makhluk yang paling tinggi – dan (wajib) mengenalnya ? Apakah makna At Tajsim dan Al Hasywi ? Berikan fatwa kepada kami dan bukakan perkataan yang mudah dan memuaskan untuk menghilangkan syubhan dalam perkara ini. In sya Allah menjadi pahala untukmu.

فَأَجَابَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، يَجِبُ عَلَى الْخَلْقِ الْإِقْرَارُ بِمَا جَاءَ بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَا جَاءَ بِهِ الْقُرْآنُ الْعَزِيزُ أَوْ السُّنَّةُ الْمَعْلُومَةُ وَجَبَ عَلَى الْخَلْقِ الْإِقْرَارُ بِهِ جُمْلَةً وَتَفْصِيلًا عِنْدَ الْعِلْمِ بِالتَّفْصِيلِ؛

Maka aku menjawab : Alhamdulillahi robbil ‘aalamin, wajib bagi makhluk mengakui apa yang datang bersama Nabi shalallahu alaihi wa salam. Pada apa yang datang bersama beliau yakni Al Quranul Karim atau As Sunnah Al Ma’lumah, maka wajib bagi makhluk untuk mengakui apa yang ada padanya secara jumlah (secara ringkas) maupun terperinci, pada hal yang perlu diketahui dengan perincian.

فَلَا يَكُونُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا حَتَّى يُقِرَّ بِمَا جَاءَ بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ تَحْقِيقُ شَهَادَةِ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ.

Maka tidaklah seorang menjadi mu’min hingga dia mengikrarkan apa yang datang bersama Nabi shalallahu alaihi wa salam, yakni mengucapkan dengan jelas pengakuan/syahadat bahwa Tiada Ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah.

فَمَنْ شَهِدَ أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ شَهِدَ أَنَّهُ صَادِقٌ فِيمَا يُخْبِرُ بِهِ عَنْ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنَّ هَذَا حَقِيقَةُ الشَّهَادَةِ بِالرِّسَالَةِ؛ 

Barangsiapa yang bersaksi bahwa beliau Muhammad adalah Rasulullah, bersaksi bahwa beliau benar pada apa yang beliau khabarkan tentang Allah Ta’ala, maka inilah hakikat Asy Syahaadah (Kesaksian) atas Ar Risalah.

إذْ الْكَاذِبُ لَيْسَ بِرَسُولِ فِيمَا يُكَذِّبُهُ وَقَدْ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيلِ} {لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ} {ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ} .

Sebab jika dia berbohong maka dia bukanlah seorang Rasul dikarenakan kebohongannya.

Sebagaimana Firman Allah Ta’ala :

Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, (Al Haqqah ayat 44)

Niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. (Al Haqqah ayat 45)

Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. (Al Haqqah ayat 46)

وَ ” بِالْجُمْلَةِ ” فَهَذَا مَعْلُومٌ بِالِاضْطِرَارِ مِنْ دِينِ الْإِسْلَامِ؛ لَا يَحْتَاجُ إلَى تَقْرِيرِهِ هُنَا؛ وَهُوَ الْإِقْرَارُ بِمَا جَاءَ بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مَا جَاءَ بِهِ مِنْ الْقُرْآنِ وَالسُّنَّةِ كَمَا قَالَ اللَّهُ تَعَالَى:

Adapun yang dimaksud dengan “bil jumlah” (secara ringkas), maka hal ini ini telah ditetapkan/diketahui sebagai hal yang urgen dalam Dinul Islam, tidak perlu kita ungkapkan disini. Hal tersebut ditetapkan pada apa-apa yang datang bersama Nabi shalallahu alaihi wa salam. Yakni apa yang datang dalam Al Quran dan Sunnah, sebagaimana Firman Allah Ta’ala :

{لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ}

Sebagaimana Firman Allah Ta’ala :

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (Ali Imran ayat 164)

وَقَالَ تَعَالَى: {كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ} .

Sebagaimana Firman Allah Ta’ala :

Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, (Al Baqarah 151)

وَقَالَ تَعَالَى: {وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمَا أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنَ الْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُمْ بِهِ}

Dan Firman Allah Ta’ala :

dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab dan Al Hikmah (As Sunnah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. (Surah Al Baqarah 231)

وَقَالَ تَعَالَى: {وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ}

Sebagaimana Firman Allah Ta’ala :

Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. (Surah An Nisaa ayat 64)

وَقَالَ تَعَالَى: {فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا}

Sebagaimana Firman Allah Ta’ala :

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (Surah An Nisaa ayat 65)

وَقَالَ تَعَالَى : { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ }

Sebagaimana Firman Allah Ta’ala :

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), (Surah An Nisaa ayat 59)

Bersambung



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.