Perang Arab – Israel 1948 (7)



Perang Arab – Israel 1948 (Bagian 7)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Perang Arab – Israel 1948 ini adalah salah satu artikel di Kategori Tarikh

Serial Lengkap dapat dilihat di Kategori Sejarah Palestina

الأسلحة الفاسدة

قضية الأسلحة الفاسدة هي واحدة من أشهر القضايا التي ارتبطت بهزيمة مصر في حرب فلسطين عام ١٩٤٨، وتم الترويج لأنها كانت أحد أسباب قيام مجموعة الضباط الأحرار بثورة يوليو/تموز ١٩٥٢ على الملك فاروق الأول.

Kasus Persenjataan yang Rusak

Kasus senjata rusak adalah salah satu kasus paling terkenal yang terkait dengan kekalahan Mesir dalam Perang Palestina tahun 1948, dan dijadikan sebagai salah satu alasan kelompok Perwira Bebas melakukan Revolusi Juli 1952 terhadap Raja Farouk I.

وكان الملك فاروق قرر دخول الحرب قبل نهاية الانتداب البريطاني على فلسطين بأسبوعين فقط، ثم أقر البرلمان المصري دخول الحرب قبلها بيومين فقط.

Raja Farouk memutuskan untuk terjun dalam perang dua minggu sebelum mandat Inggris di Palestina berakhir. Parlemen Mesir menyetujui keterlibatan dalam perang hanya dua hari sebelum perang dimulai.

Perang Arab Israel 1948 : Raja Farouk
Perang Arab Israel 1948 : Raja Farouk

ودفع نقص التسليح وضيق الوقت القيادة المصرية لتشكيل لجنة “احتياجات الجيش” في ١٣ مايو/أيار١٩٤٨، ومنحها صلاحيات واسعة لشراء السلاح وتحديد مصادره وأنواعه، في أقرب وقت، دون رقابة.

Kurangnya persenjataan dan waktu yang terbatas membuat pimpinan militer Mesir membentuk “Komite Kebutuhan Angkatan Darat” pada 13 Mei 1948, yang diberi kewenangan luas untuk membeli senjata dan menentukan sumber serta jenisnya, secepat mungkin, tanpa pengawasan.

ومع حظر مجلس الأمن بيع الأسلحة للدول المتحاربة في فلسطين، لتحجيم قدرة الدول العربية على القتال، لجأت الحكومة المصرية لعقد صفقات مع شركات السلاح تحت غطاء أسماء وسطاء مصريين وأجانب، للتحايل على القرار.

Dengan adanya larangan Dewan Keamanan PBB terhadap penjualan senjata kepada negara-negara yang berperang di Palestina, berdampak pada keterbatasan kemampuan negara-negara Arab dalam berperang. Oleh karena itu pemerintah Mesir membuat kesepakatan dengan perusahaan senjata baik melalui perantara orang-orang Mesir sendiri maupun perantara asing, guna mensiasati keputusan PBB tersebut.

Investigasi Pembelian Senjata Rusak

وقد أصدر ديوان المحاسبة تقريرا سنة ١٩٥٠، حمل مخالفات مالية جسيمة شابت صفقات أسلحة للجيش تمت في عامي ١٩٤٨ و١٩٤٩.

Badan Pemeriksa Keuangan kemudian menerbitkan laporan pada tahun 1950 yang mengungkapkan pelanggaran keuangan yang serius dalam transaksi senjata untuk angkatan darat yang dilakukan pada tahun 1948 dan 1949.

وقدم المسؤولون عن هذه الصفقات للمحاكمة، بعد ضغوط كبيرة، لكنهم حصلوا جميعا على البراءة في ١٠ يونيو/حزيران ١٩٥٣ (بعد الإطاحة بالملك)، ما عدا متهمين اثنين حكم عليهما بغرامة مائة جنيه على كل منهما، وهما القائم مقام عبد الغفار عثمان والبكباشي حسين مصطفى منصور.

Para pejabat yang bertanggung jawab atas transaksi tersebut diajukan ke pengadilan setelah adanya tekanan besar, tetapi semuanya dibebaskan pada 10 Juni 1953 (setelah penggulingan raja), kecuali dua terdakwa, yaitu Kolonel Abdul Ghaffar Osman dan Mayor Hussein Mustafa Mansour, yang dijatuhi denda masing-masing seratus pound.

Propaganda Media ?

Perang Arab - Israel 1948 : Salah Satu Surat Kabar di Mesir Memberitakan tentang Investigasi Pembelian Senjata Rusak pada saat berlangsungnya Perang Arab - Israel 1948
Perang Arab – Israel 1948 : Salah Satu Surat Kabar di Mesir Memberitakan tentang Investigasi Pembelian Senjata Rusak pada saat berlangsungnya Perang Arab – Israel 1948

البداية من إحسان عبد القدوس

في مايو ١٩٥٠، بدأ إحسان عبد القدوس حملة صحفية ضارية في روز اليوسف، امتدت إلى ٢٣ مقالًا خلال عام واحد.

Dimulai dari Ihsan Abdel Quddous

Pada Mei 1950, Ihsan Abdel Quddous memulai kampanye pers yang gencar di majalah Rose Al-Yusuf, yang berlanjut hingga 23 artikel selama satu tahun.

انطلقت الحملة تحت عنوان “٧٥% من نفقات التسليح تضيع في الهواء”، واتهمت قيادات الجيش بـ”الإثراء غير المشروع عبر التلاعب في صفقات السلاح”، ليس فقط عبر سرقة أموال التسليح، بل “منح الجنود معدات فاسدة”؛ تشمل”قنابل تنطلق إلى الوراء، ورصاص خردة لا يصل إلى صدور العدو”.

Kampanye ini diluncurkan dengan judul “75% dari Anggaran Persenjataan Terbuang Sia-sia,” dan menuduh para pemimpin militer melakukan “pengumpulan kekayaan yang tidak sah melalui manipulasi dalam transaksi senjata,” bukan hanya dengan mencuri uang persenjataan, tetapi juga “memberikan peralatan rusak kepada tentara,” termasuk “granat yang meluncur ke belakang, dan peluru bekas yang tidak mencapai dada musuh.”

وأضاف: الضباط والجنود المصريون الذين حاربوا في فلسطين لم تهزمهم جرأة العدو وحنكته، وإنما هزمتهم جرأة موردي السلاح والذخيرة.

Ia menambahkan: para perwira dan tentara Mesir yang berperang di Palestina tidak dikalahkan oleh keberanian dan kecerdikan musuh, tetapi oleh “keberanian” para pemasok senjata dan amunisi.

في مقالٍ لاحق، اتّهم إحسان أسماءً بعينها من المسؤولين المتورطين في تلك الصفقات المشبوهة، وطالب بمحاكمتهم لأنهم “لم يتقوا الله في مصر”.

Dalam artikel berikutnya, Ihsan menuduh nama-nama tertentu dari pejabat yang terlibat dalam transaksi mencurigakan tersebut, dan menuntut agar mereka diadili karena mereka “tidak takut kepada Allah.”

أدت الحملة مبدئيًا إلى استقالة القائد العام للقوات المصرية حيدر باشا.

Kampanye ini pada awalnya menyebabkan pengunduran diri Panglima Angkatan Bersenjata Mesir, Haidar Pasha.

Tidak Terbukti dan Tidak Berpengaruh Pada Perang ?

وتشير كثير من شهادات الجنود والضباط إلى أن الأسلحة الفاسدة لم يكن لها تأثير في مجريات حرب ١٩٤٨.

Banyak kesaksian dari tentara dan perwira menunjukkan bahwa senjata rusak tersebut tidak mempengaruhi jalannya Perang 1948.

فعندما وجدت لجنة احتياجات الجيش أن الوقت ضيق جدا للحصول على السلاح الذي يحتاجه الجيش للحرب، قررت اللجوء لمصادر كثيرة ومنها مصادر سريعة وغير مضمونة لتوريد السلاح وتمثلت في تجميع أسلحة ومعدات من مخلفات الحرب العالمية الثانية في الصحراء الغربية واختيار الصالح منها وإرساله إلى الجيش، وأدى استخدام عدد منها إلى وفاة جنود.

Ketika Komite Kebutuhan Angkatan Darat menemukan bahwa waktu yang dimiliki sangat terbatas dalam memperoleh senjata yang diperlukan oleh tentara untuk perang, maka mereka memutuskan untuk mendapatkan senjata dari berbagai sumber, termasuk sumber yang cepat dan tidak terjamin, seperti mengumpulkan senjata dan peralatan dari sisa-sisa Perang Dunia II di Gurun Barat, memilih yang layak pakai, dan mengirimkannya ke tentara, yang berdampak kematian beberapa tentara.

وتجدر الإشارة إلى أن لجنة احتياجات الجيش قد نجحت في توريد أسلحة أخرى كثيرة متطورة أنقذت الجيش المصري من هزيمة أبشع، ومن سقوط قتلى أكثر مما حدث.

Akan tetapi perlu dicatat bahwa Komite Kebutuhan Angkatan Darat juga berhasil memasok banyak senjata canggih lainnya yang menyelamatkan tentara Mesir dari kekalahan yang lebih parah dan dari jatuhnya lebih banyak korban jiwa.

Bersambung in sya Allah

Sumber Utama : aljazeera.net



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.