Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Allah ﷻ memuji diri-Nya dengan sebutan Rabb al-‘Arsy dalam beberapa ayat Al-Quran, di antaranya firman-Nya:
﴿عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ﴾
“Kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Rabb pemilik ‘Arsy yang agung.” (Surah At-Taubah: 129)
﴿فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ﴾
“Maha Suci Allah, Rabb pemilik ‘Arsy, dari apa yang mereka sifatkan.” (Surah Al-Anbiya: 22)
﴿قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ﴾
“Katakanlah: Siapakah Rabb langit yang tujuh dan Rabb pemilik ‘Arsy yang agung?” (Surah Al-Mu’minun: 86)
Abdullah bin Rawahah radhiyallahu ‘anhu memuji Rabb-nya dengan syair:
“Aku bersaksi bahwa janji Allah adalah benar, Dan bahwa neraka adalah tempat kembali orang-orang kafir. Bahwa ‘Arsy berada di atas air, Dan di atas ‘Arsy ada Rabb seluruh alam. Para malaikat yang mulia membawanya, Malaikat-malaikat Allah yang bersayap-sayap.”
Syair ini diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr dalam Al-Isti‘ab, dan beliau berkata: Kami meriwayatkannya dari jalur-jalur yang sahih.
Kita tidak mengetahui bagaimana cara istiwā’-Nya Allah, karena kita juga tidak mengetahui hakikat Dzat-Nya. Akan tetapi, kita mengetahui makna kata istawa dalam bahasa Arab. Apabila kata itu disertai huruf ‘ala, maka maknanya ada empat: menetap, tinggi, naik, dan berada di atas. Hal ini ditegaskan oleh Ibnul Qayyim.
Abu al-Hasan al-Asy‘ari menukil bahwa kaum Mu‘tazilah menafsirkan firman Allah: “Istawā ‘ala al-‘Arsy” dengan makna menguasai. Maka barang siapa menakwilkan istiwā dengan makna ini, sesungguhnya pendahulunya adalah kaum Mu‘tazilah. Dan mereka adalah seburuk-buruk pendahulu.