Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Adapun raja lebah, ia jarang sekali keluar dari sarangnya kecuali sesekali jika ingin bersenang-senang. Saat ia keluar, para pemimpin lebah dan para pelayan ikut bersamanya, lalu mereka berkeliling di padang rumput, taman-taman, dan kebun-kebun selama beberapa saat di siang hari, kemudian kembali lagi ke tempatnya.
Di antara keajaiban urusannya adalah terkadang ia mendapat gangguan dari lebah-lebah lain, atau dari pemilik sarang, atau dari para pelayannya sendiri, sehingga ia marah dan keluar dari sarang, menjauh darinya. Semua lebah pun mengikutinya, dan sarang itu menjadi kosong.
Apabila pemilik sarang melihat hal itu dan khawatir lebah-lebah tersebut akan dibawa pergi oleh rajanya ke tempat lain, ia berusaha mencari cara untuk mengembalikannya dan meredakan amarah sang raja. Ia mencari tahu di mana raja itu berada melalui lebah-lebah yang berkumpul di sekitarnya, karena lebah tidak pernah meninggalkannya. Mereka berkumpul di atasnya hingga membentuk gumpalan, sedangkan raja yang keluar karena marah biasanya hinggap di tempat yang tinggi di sebuah pohon, lalu lebah-lebah mengelilinginya hingga menyerupai sebuah bola. Maka pemilik lebah pun mengambil tombak atau tongkat panjang, lalu mengikatkan seikat tumbuhan harum, bersih, dan wangi di ujungnya, kemudian mendekatkannya ke arah sang raja. Ia juga membawa seruling, serunai, atau alat musik lainnya, lalu ia mainkan, sementara tumbuhan harum itu didekatkan kepada raja. Ia terus melakukan itu hingga raja tenang. Jika kemarahannya reda, ia melompat dan hinggap pada ikatan tumbuhan itu, diikuti para pelayannya dan seluruh lebah. Pemiliknya pun membawa mereka kembali ke sarang, lalu raja dan tentaranya masuk kembali ke dalamnya. Menariknya, lebah tidak pernah hinggap pada bangkai, hewan, atau makanan yang kotor.
Di antara keajaiban lainnya, lebah-lebah membunuh raja-raja yang zalim dan merusak, dan tidak pernah tunduk pada kekuasaan mereka. Lebah-lebah kecil yang berbadan ramping disebut “ʿassālah” (pembuat madu), dan mereka berusaha melawan lebah-lebah yang besar namun sedikit manfaatnya, untuk mengusir dan menyingkirkannya dari sarang. Jika mereka berhasil melakukan itu, kualitas madu menjadi lebih baik. Mereka juga berusaha membunuh lebah yang hendak mereka binasakan di luar sarang, agar sarang tidak ternodai oleh bangkainya.