Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Al Aqidah fiLlah - Detail Buku
Halaman Ke : 9
Jumlah yang dimuat : 228
« Sebelumnya Halaman 9 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

Maka berkatalah seorang ulama itu: “Subhanallah! Jika akal sehat tidak menerima bahwa sebuah kapal bisa berlayar di lautan dengan rapi tanpa ada pengurus dan pengemudinya, maka bagaimana mungkin dunia ini dengan segala perubahan keadaannya, bergantinya peristiwanya, luasnya penjuru-penjurunya, dan berbedanya bagian-bagiannya bisa tegak tanpa ada Pencipta dan Pemelihara?” Lalu mereka semua menangis seraya berkata: “Engkau benar.” Maka mereka pun bertaubat.

Inilah hukum akal yang disepakati oleh pikiran manusia dan tunduk kepadanya, yang ditunjukkan oleh ayat mulia:

أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ

“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun, ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?” (Surah Ath-Thur: 35)

Ayat ini menjadi bukti yang memaksa orang-orang berakal untuk mengakui bahwa pasti ada Pencipta yang berhak disembah. Hanya saja ayat ini disusun dengan ungkapan yang sangat indah dan mengguncang jiwa. Tidaklah ayat ini didengar, melainkan segera menggoncangkan perasaan dan menggetarkan hati.

Imam al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya dari Jubair bin Muth’im, ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam membaca Surah Ath-Thur dalam shalat Maghrib. Ketika sampai pada ayat ini: (أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ – أَمْ خَلَقُوا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بَل لَا يُوقِنُونَ – أَمْ عِندَهُمْ خَزَائِنُ رَبِّكَ أَمْ هُمُ الْمُصَيْطِرُونَ) (Surah Ath-Thur: 35–37), hampir saja hatiku terbang.” (1)

Al-Baihaqi meriwayatkan (2) bahwa Abu Sulaiman al-Khaththabi berkata: “Sesungguhnya kegoncangan hatinya ketika mendengar ayat ini disebabkan karena ketajaman penerimaannya terhadap makna ayat, serta pengetahuannya terhadap kandungan hujjah yang sangat kuat di dalamnya. Dengan kejernihan tabiatnya ia segera menyadarinya, dan dengan kecerdasan pemahamannya ia menyingkap maknanya ….”

Al-Khaththabi memilih pendapat tentang makna firman Allah (أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ) (Surah Ath-Thur: 35): “Apakah mereka ada tanpa ada Pencipta? Itu adalah sesuatu yang mustahil, karena adanya makhluk pasti terkait dengan adanya Pencipta, maka mau tidak mau harus ada Pencipta. Jika mereka mengingkari adanya Tuhan yang menciptakan, dan tidak mungkin mereka ada tanpa ada yang menciptakan, apakah berarti mereka menciptakan diri mereka sendiri? Itu lebih rusak dan lebih batil lagi. Sebab sesuatu yang tidak ada, bagaimana mungkin disifati dengan kemampuan? Bagaimana bisa mencipta? Bagaimana bisa melakukan perbuatan? Maka ketika kedua kemungkinan ini sama-sama batal, tegaklah hujjah atas mereka bahwa mereka memiliki Pencipta. Maka hendaknya mereka beriman kepada-Nya.”


  1. Shahih al-Bukhari, 8/603, no. 4854.
  2. Al-Asma’ wa al-Shifat, karya al-Baihaqi, 1/391.

Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 9 dari 228 Berikutnya » Daftar Isi