Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Prolegomena to the Metaphysics of Islam - Detail Buku
Halaman Ke : 5
Jumlah yang dimuat : 22
« Sebelumnya Halaman 5 dari 22 Berikutnya » Daftar Isi
English published

something false (i.e. bāṭil); whereas reality is the actualization always of something true (i.e. ḥaqq). What is meant by ‘worldview’, according to the perspective of Islām, is then the vision of reality and truth that appears before our mind’s eye revealing what existence is all about; for it is the world of existence in its totality that Islām is projecting. Thus by ‘worldview’ we must mean ru’yat al-islām li al-wujūd.

The Islamic vision of reality and truth, which is a metaphysical survey of the visible as well as the invisible worlds including the perspective of life as a whole, is not a worldview that is formed merely by the gathering together of various cultural objects, values and phenomena into artificial coherence.¹ Nor is it one that is formed gradually through a historical and developmental process of philosophical speculation and scientific discovery, which must of necessity be left vague and open-ended for future change and alteration in line with paradigms that change in correspondence with changing circumstances. It is not a worldview that undergoes a dialectical process of transformation repeated through the ages, from thesis to antithesis then synthesis, with elements of each of these stages in the process being assimilated into the other, such as a worldview based upon a system of thought that was originally god centered, then gradually became god-world centered, and is now world centered and perhaps shifting again to form a new thesis in the dialectical process. Such a worldview changes in line with ideological ages characterized by a predominance of the influence of particular and opposing systems of thought advocating different interpretations of worldview and value systems like that which have occurred and will continue to occur in the


¹ I mean by ‘artifical coherence’, a coherence that is not natural in the sense we mean as fitrah. Such coherence projected as a worldview must necessarily be subject to change with the change of circumstances.

Bahasa Indonesia Translation

sesuatu yang batil (yakni bāṭil); sedangkan realitas adalah aktualisasi yang selalu dari sesuatu yang benar (yakni ḥaqq). Maka yang dimaksud dengan ‘pandangan dunia’ menurut perspektif Islām adalah visi tentang realitas dan kebenaran yang muncul di hadapan mata batin kita, yang menyingkapkan apa hakikat keberadaan itu sendiri; sebab sesungguhnya yang diproyeksikan Islām adalah dunia keberadaan dalam keseluruhannya. Dengan demikian, yang kita maksud dengan ‘pandangan dunia’ adalah ru’yat al-islām li al-wujūd.

Visi Islām tentang realitas dan kebenaran, yang merupakan tinjauan metafisis terhadap alam yang tampak maupun yang gaib, termasuk perspektif tentang kehidupan secara menyeluruh, bukanlah suatu pandangan dunia yang terbentuk sekadar dengan mengumpulkan berbagai objek budaya, nilai, dan fenomena ke dalam suatu koherensi buatan.¹ Dan bukan pula pandangan dunia yang terbentuk secara bertahap melalui proses historis dan perkembangan spekulasi filosofis serta penemuan ilmiah, yang niscaya harus dibiarkan samar dan terbuka untuk perubahan serta pergeseran di masa depan sesuai paradigma yang berubah mengikuti keadaan. Bukan pula suatu pandangan dunia yang mengalami proses dialektis transformasi yang berulang sepanjang zaman, dari tesis menuju antitesis kemudian sintesis, dengan unsur-unsur dari setiap tahap proses tersebut diserap ke dalam tahap lainnya, seperti pandangan dunia yang didasarkan pada suatu sistem pemikiran yang semula berpusat pada Tuhan, kemudian secara bertahap menjadi berpusat pada Tuhan-dunia, dan kini berpusat pada dunia, bahkan mungkin bergeser lagi membentuk tesis baru dalam proses dialektika. Pandangan dunia semacam itu berubah mengikuti zaman ideologi yang ditandai dengan dominasi pengaruh sistem pemikiran tertentu yang saling bertentangan, yang mengajukan tafsir berbeda mengenai pandangan dunia dan sistem nilai, seperti yang telah terjadi dan akan terus terjadi dalam ...

Catatan Kaki

  1. Yang saya maksud dengan ‘koherensi buatan’ adalah koherensi yang tidak alami dalam pengertian yang kita maksud sebagai fitrah. Koherensi semacam ini bila diproyeksikan sebagai sebuah pandangan dunia, niscaya harus tunduk pada perubahan seiring dengan perubahan keadaan.
IDWaktuBahasaPenerjemahStatusAksi
#120 Sep 2025, 08:14:19idadminTervalidasi

sesuatu yang batil (yakni bāṭil); sedangkan realitas adalah aktualisasi yang selalu dari sesuatu yang benar (yakni ḥaqq). Maka yang dimaksud dengan ‘pandangan dunia’ menurut perspektif Islām adalah visi tentang realitas dan kebenaran yang muncul di hadapan mata batin kita, yang menyingkapkan apa hakikat keberadaan itu sendiri; sebab sesungguhnya yang diproyeksikan Islām adalah dunia keberadaan dalam keseluruhannya. Dengan demikian, yang kita maksud dengan ‘pandangan dunia’ adalah ru’yat al-islām li al-wujūd.

Visi Islām tentang realitas dan kebenaran, yang merupakan tinjauan metafisis terhadap alam yang tampak maupun yang gaib, termasuk perspektif tentang kehidupan secara menyeluruh, bukanlah suatu pandangan dunia yang terbentuk sekadar dengan mengumpulkan berbagai objek budaya, nilai, dan fenomena ke dalam suatu koherensi buatan.¹ Dan bukan pula pandangan dunia yang terbentuk secara bertahap melalui proses historis dan perkembangan spekulasi filosofis serta penemuan ilmiah, yang niscaya harus dibiarkan samar dan terbuka untuk perubahan serta pergeseran di masa depan sesuai paradigma yang berubah mengikuti keadaan. Bukan pula suatu pandangan dunia yang mengalami proses dialektis transformasi yang berulang sepanjang zaman, dari tesis menuju antitesis kemudian sintesis, dengan unsur-unsur dari setiap tahap proses tersebut diserap ke dalam tahap lainnya, seperti pandangan dunia yang didasarkan pada suatu sistem pemikiran yang semula berpusat pada Tuhan, kemudian secara bertahap menjadi berpusat pada Tuhan-dunia, dan kini berpusat pada dunia, bahkan mungkin bergeser lagi membentuk tesis baru dalam proses dialektika. Pandangan dunia semacam itu berubah mengikuti zaman ideologi yang ditandai dengan dominasi pengaruh sistem pemikiran tertentu yang saling bertentangan, yang mengajukan tafsir berbeda mengenai pandangan dunia dan sistem nilai, seperti yang telah terjadi dan akan terus terjadi dalam sejarah.

Catatan Kaki

  1. Yang saya maksud dengan ‘koherensi buatan’ adalah koherensi yang tidak alami dalam pengertian yang kita maksud sebagai fitrah. Koherensi semacam ini bila diproyeksikan sebagai sebuah pandangan dunia, niscaya harus tunduk pada perubahan seiring dengan perubahan keadaan.

Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 5 dari 22 Berikutnya » Daftar Isi