المسألة السادسة: أَسْاَر الآدميين وبهيمة الأنعام
Masalah Keenam : Air Sisa Manusia dan Hewan Ternak
Kompilasi dan Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
w
السُّؤر: هو ما بقي في الإناء بعد شرب الشارب منه، فالآدمي طاهر، وسؤره طاهر، سواء كان مسلماً أو كافراً، وكذلك الجنب والحائض، وقد ثبت أن رسول الله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قال:
As Su’ru adalah sisa di bejana setelah ada yang minum darinya. Manusia itu suci, maka sisa minumannya pun suci, baik dia seorang muslim ataupun seorang kafir. Demikian pula orang yang sedang junub dan haidh,
Diriwayatkan dari Rasulullah shalallahu alaihi wa salam, beliau bersabda :
(المؤمن لا ينجس)
“Seorang mu’min itu tidak Najis” 1
. وعن عائشة: أنها كانت تشرب من الإناء وهي حائض، فيأخذه رسول الله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -، فيضع فاه على موضع فيها
Dan diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu anha : Bahwa beliau (Aisyah) pernah minum dari bejana saat beliau haidh, kemudian Rasulullah shalallahu alaihi wa salam mengambil bejana tersebut (untuk minum darinya), dan meletakkan mulut beliau pada tempat bekas Aisyah tadi meminumnya. 2
وقد أجمع العلماء على طهارة سؤر ما يؤكل لحمه من بهيمة الأنعام وغيرها.
Para ulama telah ber’ijma akan sucinya sisa minuman hewan yang dagingnya bisa dimakan (halal), baik hewan ternak maupun selainnya.
أما ما لا يؤكل لحمه كالسباع والحمر وغيرها فالصحيح: أن سؤرها طاهر، ولا يؤثر في الماء، وبخاصة إذا كان الماء كثيراً.
Adapun hewan yang tidak boleh dimakan dagingnya seperti binatang buas, keledai dan selainnya, maka yang shahih adalah : Jika airnya banyak (lebih dari dua qullah), maka sisa airnya suci, tidak ada bekas pada airnya.
أما إذا كان الماء قليلاً وتغيَّر بسبب شربها منه، فإنه ينجس.
Sementara jika airnya sedikit (kurang dari dua qullah) dan berubah karena sebab hewan tadi minum darinya, maka air tersebut najis.
ودليل ذلك: الحديث السابق، وفيه: أنه – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – سُئل عن الماء، وما ينوبه من الدواب والسباع، فقال:
Adapun dalil untuk itu adalah hadits sebelumnya, dimana Rasulullah shalallahu alaihi wa salam ditanya tentang air (danau / kolam) dimana hewan-hewan dan binatang buas datang minum kesana. Maka beliau menjawab :
(إذا بلغ الماء قلتين لم يحمل الخبث)،
Jika airnya mencapai dua qullah maka air tersebut tidak membawa khabats 3
وقوله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – في الهرة وقد شربت من الإناء:
Dan sabda Nabi shalallahu alaihi wa salam tentang kucing peliharaan yang minum dari bejana :
(إنها ليست بنجس، إنما هي من الطوافين عليكم والطوافات)
Sesungguhnya kucing itu tidak najis, dia adalah binatang jantan dan betina yang berada di sekitar kalian 4
ولأنه يشق التحرز منها في الغالب. فلو قلنا بنجاسة سؤرها، ووجوب غسل الأشياء، لكان في ذلك مشقة، وهي مرفوعة عن هذه الأمة.
Dan juga membuatnya (kucing-kucing tersebut) senantiasa menjauh/terpisah dari kita adalah hal yang sulit, sehingga jika kita berpendapat bahwa sisa minumannya adalah najis, maka wajib untuk mencuci bekas sisa minumannya, dan merupakan hal yang menyusahkan. Kesusahan seperti itu sudah diangkat dari ummat ini.
أما سؤر الكلب فإنه نجس، وكذلك الخنزير.
Adapun sisa minuman anjing, maka dia najis, demikian pula dengan babi.
أما الكلب: فعن أبي هريرة – رضي الله عنه – أن رسول الله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قال
Terkait dengan Anjing, diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda :
: (طهور إناء أحدكم إذا وَلَغَ فيه الكلب، أن يغسله سبع مرات، أولاهن بالتراب)
Sucinya bejana seseorang dari kalian jika dia dijilat anjing adalah dengan mencucinya sebanyak tujuh kali, dan kali pertamanya dengan tanah. 5
وأما الخنزير: فلنجاسته، وخبثه، وقذارته، قال الله تعالى:
Terkait dengan babi, adalah karena dia najis, buruk dan kotor. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
(فَإِنَّهُ رِجْسٌ) [الأنعام: 145].
Maka sungguh dia adalah kotor/menjijikkan (Surah Al An’aam ayat 145)
Allahu Ta’ala ‘A’lam
Catatan Kaki
- Diriwayatkan oleh Imam Muslim Hadits Nomor 371
- Diriwayatkan oleh Imam Muslim Hadits Nomor 300
- Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan nomor 2/27, Imam Abu Dawud dalam Kitab At Thaharah Bab Maa Yunajissul Maa-a hadits nomor 63. Imam At Tirmidzi dalam Kitab Ath Thaharah Bab Annal Maa-a laa yunajissuhu syai’ hadits nomor 67. Imam An Nasaa-i dalam kitab Ath Thaharah hadits nomor 52. Imam Ibnu Majah di Kitab Ath Thaharah Bab Miqdaarul Maa-il ladzi Laa Yanjus, hadits nomor 517 dengan lafazh : إذا كان الماء قلتين لم ينجسه شيء
- Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud dalam Kitab Ath Thaharah, Bab Su’r al Hirrah, Imam At Tirmidzi dalam kitab Ath Thaharah bab Maa Jaa-a fii Su’ri al Hirrah, beliau berkata hadits ini hasan Shahih
- Muttafaq ‘alaihi, diriwayatkan Imam Bukhari hadits nomor 172, Imam Muslim Hadits nomor 91, dan lafazh ini adalah miliki Imam Muslim
Leave a Reply