البقرة ١٤
[Ensiklopedi Al Quran] Al Baqarah ayat 14 (2) : wa idzaa khalaw ilaa syayaathinihim
Alih Bahasa dan Kompilasi : Reza Ervani bin Asmanu
بسم الله الرحمن الرحيم
Al Baqarah ayat 14 adalah lanjutan serial Ensiklopedi Al Quran
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ
وَإِذَا خَلَوْا : انصرفوا أو انفردوا, وخلا؛ بمعنى مضى, وذهب, وخلا به ,وإليه, أو معه: سأله أن يجتمع به في خلوة.
wa idza khalaw (dan ketika mereka pergi). Berpaling, atau memisahkan diri, pergi. Bermakna Meninggalkan, Pergi darinya dan berpaling kepadanya, atau padanya ada pula makna : Meminta bergabung / berkumpul / bertemu dengannya secara rahasia.
إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ: أي: إلى رؤسائهم؛ وإخوانهم وكبرائهم, في الكفر والفساد.
ilaa syayathinihim (kepada setan-setan mereka). Yakni kepada pemimpin mereka, saudara-saudara mereka, dan para pembesar dalam kekafiran dan kejahatan.
وَخَلَوْتُ بِفُلَانٍ وَإِلَيْهِ: إِذَا انْفَرَدْتُ بِهِ. وَإِنَّمَا عُدِّيَ بِإِلَى وَهُوَ يَتَعَدَّى بِالْبَاءِ فَيُقَالُ: خَلَوْتُ بِهِ لَا خَلَوْتُ إِلَيْهِ، لِتَضَمُّنِهِ مَعْنَى ذَهَبُوا وَانْصَرَفُوا.
Dikatakan : Khalawtu bi fulaanin dan khalawtu ilaihi – jika dia memisahkan diri bersama sesuatu atau memisahkan diri kepada sesuatu. Pada ayat ini digunakan ilaa (khalaw ilaa) – padahal biasanya digunakan huruf baa (khalaw bi) – adalah untuk mengumpulkan makna mereka pergi dan berpaling.
وشياطين : جمع شيطان: من شطن, إذا بَعْدَ عن الحق, والشاطن؛ الخبيث.
Syayaathiin (setan-setan). Jamak dari Syaithaan. Berasal dari kata syathona yang bermakna jauh dari kebenaran. Dapat juga berasal dari kata Asy Syaathinu : Kebusukan / Kotoran
وتعريف الشيطان: هو كل عات, متمرد, من الجن والإنس. كما قال تعالى :
Definisi setan : Setan adalah setiap makhluk yang durhaka dan memberontak, baik itu dari golongan jin maupun manusia. Sebagaimana Firman Allah Ta’ala :
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). (surah al A’raaf ayat 112)
وَالشَّيَاطِينُ جَمْعُ شَيْطَانٍ عَلَى التَّكْسِيرِ. وَقَدِ اخْتَلَفَ كَلَامُ سِيبَوَيْهِ فِي نُونِ الشَّيْطَانِ فَجَعَلَهَا فِي مَوْضِعٍ مِنْ كِتَابِهِ أَصْلِيَّةً وَفِي آخِرَ زَائِدَةً،
Asy-Syayathiin adalah bentuk jamak dari syaithaan, yakni bentuk jamak taksir. Ada perbedaan pendapat Sibawaih mengenai huruf nun pada kata syaithaan, di satu buku ia menyatakan bahwa huruf nun itu adalah huruf asli sedangkan di buku lainnya ia mengatakan bahwa huruf nun adalah huruf zaidah (tambahan).
فَعَلَى الْأَوَّلِ هُوَ مِنْ شَطَنَ أَيْ بَعُدَ عَنِ الْحَقِّ، وَعَلَى الثَّانِي مِنْ شَطَّ: أَيْ بَعُدَ. أَوْ شَاطَ: أَيْ بَطَلَ، وَشَاطَّ: أَيِ احْتَرَقَ، وَأَشَاطَ: إِذَا هَلَكَ
Alasan pendapat pertamanya, adalah bahwa akar kata syaithaan adalah syathana yang artinya jauh dari kebenaran sedangkan alasan pendapatnya yang kedua adalah bahwa akar katanya adalah syaththa yang berarti jauh atau syaatha yang artinya bathil atau syaaththa yang artinya terbakar atau a-syaatha yang artinya binasa.
قَالَ:
Seorang penyair mengatakan :
وَقَدْ يَشِيطُ عَلَى أَرْمَاحِنَا الْبَطَلُ
Sesungguhnya para ksatria itu binasa di ujung tombak kami
أَيْ يَهْلِكُ.
Yasyiitu pada syair tersebut bermakna Yahliku : Binasa
وَقَالَ آخَرُ:
Penyair lain mengatakan
وَأَبْيَضَ ذِي تَاجٍ أَشَاطَتْ رِمَاحُنَا … لِمُعْتَرَكٍ بَيْنَ الْفَوَارِسِ أَقْتَمَا
Yang putih bermahkota telah binasa oleh tombak-tombak kami
Saat berkecamuk perang antar para penunggang kuda
أَيْ أَهْلَكَتْ.
a-syaathat pada bait syair tersebut bermakna : Ahlakat (Binasa)
وَحَكَى سِيبَوَيْهِ أَنَّ الْعَرَبَ تَقُولُ: تَشَيْطَنَ فُلَانٌ: إِذَا فَعَلَ أَفْعَالَ الشَّيَاطِينِ. وَلَوْ كَانَ مِنْ شَاطَ لَقَالُوا: تَشَيَّطَ،
Sibawaih mengatakan : Bahwa orang-orang arab mengatakan : Tasyaythana Fulaanun – Jika Fulan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh setan-setan. Jika akar katanya adalah Syaatha maka mereka akan mengatakan tasyayyatha
وَمِنْهُ قَوْلُ أُمَيَّةَ بْنِ أَبِي الصَّلْتِ:
Diantaranya adalah perkataan Amiyyah bin Abi ash Shalti :
أَيُّمَا شَاطِنٌ عصاه عكاه … ثم يلقى فِي السِّجْنِ وَالْأَغْلَالِ
Siapapun yang menentang dan memberontak perintahnya (syaathinun)
maka ia akan menghukumnya dan membelenggunya
Allahu Ta’ala ‘A’lam
In sya Allah bersambung
Leave a Reply