[TADABBUR HARIAN] Isti’aadzah secara Lughah dan Ishtilah
Kompilasi dan Alih Bahasa oleh Reza Ervani bin Asmanu
w
أولًا: المعنى اللغوي:
Pertama : Makna Lughawi
الاستعاذة: مصدر استعاذ، وهي قول القائل: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. وأعوذ فعل مضارع يصلح للحال والاستقبال، وهو مشتق من العوذ؛ وهو الالتجاء إلى الشيء، ثم يحمل عليه كل شئ لصق بشئ أو لازمه1. وعلى هذا فإن العوذ له معنيان:
Al Isti’aadzah : Mashdar dari Isti’aadza. Yakni ucapan : A’uudzu billahi minasy syaithoonir rajiim.
A’uudzu fi’il mudhori’ yang menunjukkan saat ini dan yang akan datang. Merupakan musytaq (derivatif) dari Al ‘awdzu, yakni meminta perlindungan kepada sesuatu. kemudian membawa kepadanya (yang dimintakan padanya perlindungan itu) segala sesuatu untuk menempel (bergantung) kepadanya atau melazimkannya. (Kitab Maqoyisul Lughah)
Dari situ maka Al ‘Awdzu padanya memiliki dua makna
أحدهما: الالتجاء إلى الشيء، والانحياز له، والاستجارة به.
Yang pertama : Meminta perlindungan kepada sesuatu, mengambil posisi disisinya, menggantungkan pertolongan padanya.
يقال: عذت بالشيء أعوذ عوذًا وعياذًا إذا لجأت إليه، وهو عياذي: أي ملجئي
Dikatakan ‘Adztu bi syay-in – a’uudzu – ‘awdzan – ‘iyaadzan jika berpihak/berpaling kepada sesuatu itu. ‘Iyaadziiy yakni Maljaiy : Perlindunganku/Bentengku (Kitab Jamharatul Lughah – Ibnu Durayd)
قال ابن منظور: «عاذ به يعوذ عوذًا وعياذًا ومعاذًا: لاذ به ولجأ إليه واعتصم
Ibnu Manzhur berkata : ‘aadza bihi ya’uudzu ‘awdzan wa ‘iyaadzan wa ma’aadzan : Berlindung dengannya, mencari keamanan kepadanya dan memegangnya (untuk perlindungan) (Kitab Lisanul Arabi)
والثاني: الالتصاق، يقال: أطيب اللحم عوذه، وهو ما التصق منه بالعظم
Makna yang kedua : Al Iltishooq (Menempel). Dikatakan : Athyabul Lahmi ‘Awdzatun (Kelezatan Dagingnya menempel), yakni apa yang tertinggal/masih terasa darinya (daging tersebut) kelezatannya/yang berkesan darinya. (Kitab Lisanul Arabi)
فعلى الوجه الأول: معنى قوله: أعوذ بالله: أي ألتجئ إلى رحمة الله وعصمته، ومنه: العوذة، وهو ما يعاذ به من الشر، وقيل للرقية والتميمة- وهو ما يعلق على الصبي-: عوذة وعوذة
Dalam bentuk yang pertama : Makna ‘Audzu billah adalah meminta perlindungan pada rahmat Allah dan berpegang dengannya. Darinya muncul kata Al ‘Awdzah yakni berlindung padanya dari keburukan. Diucapkan untuk ruqyah dan tamyimah (semacam jimat yang digantungkan pada anak-anak). Bentuk katanya adalah ‘Awdzatun – ‘Uudzatun (Kitab Lisanul Arabi)
وعلى الوجه الثاني: معناه: التصق نفسي بفضل الله ورحمته
Dalam bentuk yang kedua makna ‘Audzuu billah adalah : Menempelkan/menggantungkan diri pada keutamaan Allah dan rahmatNya (Kitab Mafaatihul Ghaib – Ar Razi)
قال ابن القيم: “والقولان حق، والاستعاذة تنتظمهما معًا”
Ibnu Qayyim mengatakan : Kedua pendapat itu benar. Al Isti’aadzah adalah gabungan keduanya. (Kitab Al Fawaa-id, Ibnu Qayyim)
ثانيًا: المعنى الاصطلاحي:
Kedua : Makna Secara Istilah
لا يختلف معنى الاستعاذة الاصطلاحي كثيرًا عن المعنى اللغوي.
Tidak ada perbedaan yang banyak terkait makna isti’aadzah secara istilah sesuai makna bahasanya
عرفها ابن كثير بقوله: “هي الالتجاء إلى الله والالتصاق بجنابه من شر كل شر، والعياذة تكون لدفع الشر، و اللياذة تكون لطلب الخير”
Ibnu Katsiir mengatakan : Yang dimaksud dengannya adalah berlindung kepada Allah dan menempatkan diri di SisiNya untuk menghindari keburukan semua kejahatan. Al ‘Iyaadzah menunjukkan untuk menghindari keburukan, Al Layaadzah adalah meminta kebaikan. (Tafsir Al Quranul Azhiim)
Allahu Ta’ala ‘A’lam
Leave a Reply