Catatan Hadits Sunan Abu Dawud : Keutamaan Belajar dan Menyampaikan Hadits



Catatan Hadits Sunan Abu Dawud :
Keutamaan Belajar, Menghafal hingga Menyampaikan Hadits

 
Kompilasi oleh : Reza Ervani
 
بسم الله الرحمن الرحيم
 
Dari Zaid bin Tsabit, beliau mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda :
 
نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ …
 
“Semoga Allah Ta’ala mencerahkan wajah siapa yang mendengar dari kami hadits, menghafalnya hingga kemudian menyampaikannya” (Hadits Riwayat Abu Dawud No. 3660)
 
Imam Al Khaththabiy dalam Mualimus Sunan Syarah Sunan Abi Dawud mengatakan bahwa makna نضر dalam hadits ini adalah doa agar diberikan kenikmatan, keceriaan, kecerahan.
 
Menurut beliau kata نضر bisa dibaca dengan takhfif (tanpa tasydid pada huruf dhad) dan bisa pula dengan tatsqiil (mentasydidkan huruf dhad). Adapun membacanya dengan takhfiif memiliki makna yang lebih indah.
 
Dikatakan dalam An-Nihayah Fii Ghoribil Hadits Wal Atsar نضره ونضره وأنضره bermakna kenikmatan, diriwayatkan dengan takhfif dan tasydid dari kata النضارة . Arti dasarnya adalah wajah yang baik dan cerah, yang bermakna baik dalam penciptaan dan ketetapannya.
 
Imam As Suyuthi rahimahullah mengatakan : Berkata Abu Abdillah Muhammad ibn Ahmad ibn Jaabir, maknanya adalah penampilannya cerah, bersih warnanya, terhias serta rupawan. Atau dapat juga bermakna Allah Ta’ala memasukkannya ke dalam keindahan surga dengan wajah yang berseri-seri penuh kenikmatan.
 
Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
 
فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَٰلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا
 
Maka Allah memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. (Surah Al Insaan ayat 11)
 
تَعْرِفُ فِي وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيمِ
 
Kamu dapat mengenali mereka dari wajah mereka yang berseri-seri penuh kenikmatan. (Surah Muthaffifin ayat 24)
 
Sufyan ibn Uyainah berkata, tidaklah seseorang mempelajari hadits melainkan wajahnya akan cerah berseri-seri.
 
Semoga kita dapat menjadi orang yang diberikan kesempatan mempelajari hadits-hadits Rasulullah shalallahu ‘alahi wa salam, menghafalnya, mengamalkannya juga kemampuan menyampaikannya kepada khalayak. Aamiin.
 
Cileungsi, 19 Syawal 1440 H – 23 Juni 2019


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.