Toleransi dalam Pandangan Islam



Toleransi dalam Pandangan Islam

Alih Bahasa dan Kompilasi : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Toleransi dalam Pandangan Islam masuk dalam Kategori Tsaqafah Islamiyah

السؤال

Pertanyaan

نرجو شرح مصطلح التسامح الديني.

Kami mohon penjelasan tentang istilah at Tasaamuh ad Diiniy (toleransi beragama)

الإجابــة

Jawaban

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد:

فالتسامح الديني مصطلح شائك له أكثر من مفهوم، ويختلف حكمه باختلاف مدلوله،

Istilah “toleransi beragama” merupakan istilah yang rumit dan memiliki lebih dari satu makna, serta hukumnya berbeda-beda tergantung pada maknanya.

فإن قصد به قبول الديانات الأخرى غير دين الإسلام على أنها طرق موصلة إلى الله سبحانه ومنجية من عذابه يوم الدين، فهو حينئذ مصطلح فاسد، بل هذا هو الكفر البواح الذي لا يقبل معه عمل صالح لمصادمته لقول الله -جلَّ وعلا-:

Jika yang dimaksud dengan toleransi beragama adalah menerima agama-agama lain selain Islam sebagai jalan yang dapat mengantarkan seseorang menuju Allah Ta’ala dan dapat menyelamatkannya dari siksa-Nya di hari kiamat, maka istilah ini adalah istilah yang salah, keliru dan rusak. Bahkan, hal ini merupakan kekufuran yang nyata, yang tidak diterima amal saleh apa pun bersamaan dengannya karena bertentangan dengan Firman Allah Jalla wa ‘Alaa :

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ [أل عمران:٨٥].

“Barang siapa mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Surah Ali Imran ayat 85).

أما إن أريد به أن الإسلام يقر أصحاب الديانات الأخرى على دياناتهم إذا هم سالموا المسلمين وأدوا لهم الجزية، فهو حينئذ مصطلح شرعي، لأن الإسلام لا يكره أحداً على الدخول فيه، لقوله تعالى:

Namun, jika yang dimaksud adalah bahwa Islam mengakui keberadaan pemeluk agama lain di atas agama mereka selama mereka berdamai dengan umat Islam dan membayar jizyah, maka istilah ini merupakan istilah yang syar’i (sesuai syariat), karena Islam tidak memaksa siapa pun untuk memeluknya, sebagaimana Firman Allah Ta’ala  :

لاَ إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ [البقرة : ٢٥٦]

“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.” (Surah Al Baqarah ayat 256).

ومن صور التسامح الديني في شريعة الإسلام أن الله سبحانه قد أمر بتحسين الخلق مع الناس كافة بصرف النظر عن دياناتهم واعتقاداتهم ما داموا غير محاربين لله ورسوله، فقال سبحانه:

Salah satu bentuk toleransi beragama dalam syariat Islam adalah bahwa Allah memerintahkan untuk berperilaku baik kepada semua orang, terlepas dari agama dan keyakinan mereka, selama mereka tidak memerangi Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala  berfirman :

وَقُولُواْ لِلنَّاسِ حُسْناً.. [البقرة : ٨٣]

“Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.” (Surah Al Baqarah ayat 83)

وقال سبحانه :  وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِلَّا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ [العنكبوت: ٤٦]

dan Allah Ta’ala juga berfirman: “Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang yang zhalim di antara mereka.” (Surah Al Ankabut ayat 46).

، وجوز الفقهاء دفع الصدقات المندوبة للكفار، كما بينا ذلك في الفتوى الأخرى

Para ahli fikih juga membolehkan memberikan sedekah sunnah kepada orang kafir, sebagaimana yang telah kami jelaskan dalam fatwa yang lain

والخلاصة: أن أهل الذمة لهم ما للمسلمين وعليهم ما على المسلمين، كما قال علي بن أبي طالب -رضي الله عنه-: إنما قبلوا الجزية لتكون أموالهم كأموالنا، ودماؤهم كدمائنا. انتهى.

Kesimpulannya : Kaum ahludz dzimmah yang hidup di bawah perlindungan negara Islam memiliki hak-hak yang sama seperti kaum Muslimin dan juga memiliki kewajiban yang sama, sebagaimana yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu : “Mereka harus memenuhi jizyah agar harta mereka seperti harta kita dan darah mereka seperti darah kita.”

— Selesai semua kutipan —

جاء في كتاب الخلاصة في أحكام أهل الذمة :

Dalam kitab “Al Khulashah fi Ahkam Ahl adz Dzimmah” disebutkan :

وعلى ذلك فلأهل الذمة حق الإقامة آمنين مطمئنين على دمائهم وأموالهم وأعراضهم،

Oleh karena itu, kaum ahluldz dzimmah yang hidup di bawah perlindungan negara Islam berhak hidup dengan aman, merasa tenang atas darah, harta, dan kehormatan mereka.

وعلى الإمام حمايتهم من كل من أراد بهم سوءاً من المسلمين أو أهل الحرب أو أهل الذمة، لأنه التزم بالعهد حفظهم من الاعتداء عليهم، فيجب عليه الذب عنهم ومنع من يقصدهم بالأذى من المسلمين أو الكفار واستنقاذ من أسر منهم واسترجاع ما أخذ من أموالهم، سواء كانوا مع المسلمين أم منفردين عنهم في بلد لهم،

Imam (pemimpin) wajib melindungi mereka dari siapa pun yang ingin mencelakakan mereka, baik dari kaum Muslimin maupun dari pihak musuh atau sesama ahludz dzimmah, karena imam telah berjanji untuk melindungi mereka dari serangan. Oleh karena itu, ia wajib membela mereka dan mencegah siapa pun dari kalangan Muslim atau kafir yang berniat mencelakai mereka. Dia harus menyelamatkan siapa pun di antara mereka yang ditawan, dan mengembalikan harta mereka yang dirampas, baik mereka tinggal bersama kaum Muslimin atau terpisah di negeri mereka.

لأنهم بذلوا الجزية لحفظهم وحفظ أموالهم، ومن مقتضيات عقد الذمة أن أهل الذمة لا يظلمون ولا يؤذون،

Hal itu karena mereka telah membayar jizyah untuk menjaga diri dan harta mereka. Serta di antara konsekuensi perjanjian perlindungan adalah bahwa kaum ahludz dzimmah yang hidup di bawah perlindungan negara Islam tidak boleh dizhalimi atau disakiti.

قال النبي صلى الله عليه وسلم:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

ألا من ظلم معاهداً أو انتقصه حقه، أو كلفه فوق طاقته أو أخذ منه شيئاً بغير طيب نفس منه، فأنا حجيجه يوم القيامة. انتهى.

“Ketahuilah, barang siapa yang menzhalimi seorang kafir mu’ahid (yang terikat perjanjian damai dengan kaum Muslimin), mengurangi haknya, membebaninya di luar kemampuannya, atau mengambil sesuatu darinya tanpa kerelaannya, maka aku akan menjadi pembelanya di hari kiamat.”

— Selesai kutipan dari Al Khulashah fi Ahkam Ahl adz Dzimmah —

وقد سبق أن بينا طريقة الإسلام في التعامل مع أهل الذمة، في الفتوى الأخرى

Kami juga telah menjelaskan cara Islam dalam berinteraksi dengan kaum ahludz dzimmah yang hidup di bawah perlindungan negara Islam dalam fatwa yang lain.

والله أعلم.

Sumber Utama : IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.