
تكفل الله بالرزق.. والمجاعات
Tentang Jaminan Rezeki dari Allah
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Tentang Jaminan Rezeki dari Allah ini masuk dalam Kategori Tanya Jawab
السؤال
Pertanyaan
قال الله عز وجل في آية كريمة: وما من دابة في الأرض إلا على الله رزقها. لكن هناك مجاعات في إفريقيا وأطفال يموتون؟
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman dalam ayat yang mulia : “Dan tidak ada suatu makhluk melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya”. Namun, mengapa masih terjadi bencana kelaparan di Afrika dan anak-anak yang meninggal dunia?
الإجابــة
Jawaban
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه، أما بعد:
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga, dan para shahabat beliau. Amma ba’du:
فالله تعالى كما أخبر في هذه الآية أن رزق الخلائق عليه، فقد أخبر في آيات أخرى أنه يبسط الرزق لمن يشاء، ويقدره ويضيقه على من يشاء، على ما يقتضيه علمه وحكمته سبحانه، كما قال تعالى :
Maka ketahuilah bahwa Allah Ta’ala, sebagaimana Dia kabarkan dalam ayat ini bahwa rezeki seluruh makhluk berada di tangan-Nya, Dia juga telah mengabarkan dalam ayat-ayat lain bahwa Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki, dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki, sesuai dengan ilmu dan hikmah-Nya yang sempurna. Sebagaimana firman-Nya:
لَهُ مَقَالِيدُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ. {الشورى:١٢}.
“Milik-Nya-lah kunci-kunci perbendaharaan langit dan bumi. Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki, dan menyempitkannya. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Surah Asy Syura ayat 12).
وقال:
Juga FirmanNya :
إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيراً بَصِيراً. {الإسراء : ٣٠}
“Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki, dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat hamba-hamba-Nya.” (Surah Al-Isra ayat 30).
وقد جعل الله هذا البسط وضده من آياته التي ينتفع بها المؤمنون، فقال :
Allah menjadikan kelapangan dan kesempitan rezeki ini sebagai tanda-tanda kekuasaan-Nya yang dapat diambil pelajaran darinya oleh orang-orang yang beriman. Sebagaimana firman-Nya:
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآياتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ. {الروم : ٣٧}.
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.” (Surah Ar-Rum ayat 37).
حيث يستدلون بها على كمال القدرة والحكمة، ولله تعالى در من قال:
Mereka mengambil pelajaran darinya tentang kesempurnaan kekuasaan dan hikmah Allah. Betapa indahnya perkataan seorang penyair:
كدر الأريب وطيب عيش الجاهل * قد أرشداك إلى حكيم كامل.
“Sempitnya hidup orang cerdas dan nyamannya hidup si bodoh, keduanya menunjukkan kepada hikmah Tuhan yang sempurna.”
قال الطيبي: كانت الفاصلة قوله تعالى : لّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ. إيذاناً بأنه تعالى يفعل ذلك بمحض مشيئته سبحانه،
Ath-Thibi mengatakan bahwa penutupan ayat dengan kalimat “bagi kaum yang beriman” menunjukkan bahwa Allah melakukan semua itu semata-mata dengan kehendak-Nya.
وليس الغنى بفعل العبد وجهده، ولا العدم بعجزه وتقاعده، ولا يعرف ذلك إلا من آمن بأن ذلك تقدير العزيز العليم كما قال :
Kekayaan seseorang bukanlah karena perbuatannya dan usahanya, begitu pula kefakiran seseorang bukan karena kelemahannya dan kemalasannya. Hal itu tidak akan diketahui kecuali oleh orang yang beriman bahwa semua itu adalah takdir dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Sebagaimana dikatakan dalam syair:
كم من أريب فهم قلبه * مستكمل العقل مقل عديم.
Berapa banyak orang cerdas, sempurna akalnya, namun sedikit harta dan kekayaannya
ومن جهول مكثر ماله * ذلك تقدير العزيز العليم.
Dan berapa banyak orang bodoh, tetapi hartanya melimpah
من تفسير الألوسي.
(Dinukil dari Tafsir al Ausiy)
وهذه الآية من آيات الله لا ينتفع بها إلا المؤمنون فأكثر الناس عنها غافلون، كما قال تعالى :
Ayat ini adalah bagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah yang hanya bisa diambil manfaatnya oleh orang-orang yang beriman. Adapun kebanyakan manusia lalai darinya, sebagaimana firman-Nya:
قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ. {سـبأ : ٣٦}.
“Katakanlah, sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Surah Saba’ ayat 36).
والمقصود أن تكفل الله برزق الخلق موكول إلى مشيئته سبحانه، ولذلك نص القرآن على أن إغناء الله لأحد من خلقه متعلق بمشئيته سبحانه، كما في قوله :
Intinya adalah bahwa penjaminan Allah terhadap rezeki makhluk-Nya bergantung pada kehendak-Nya. Karena itu, Al-Qur’an menegaskan bahwa kekayaan yang diberikan Allah kepada makhluk-Nya terkait dengan kehendak-Nya, sebagaimana firman-Nya:
وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ إِنْ شَاءَ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ. {التوبة: ٢٨}.
“Jika kamu takut menjadi fakir, maka Allah akan memberimu kekayaan dari karunia-Nya jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Surah At-Taubah ayat 28).
ولذلك قال البغوي في قوله تعالى :
Oleh karena itu, Al-Baghawi mengatakan dalam menafsirkan Firman Allah :
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا. {هود: ٦}
“Dan tidak ada suatu makhluk melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya.” (Surah Hud ayat 6):
قال: أي هو المتكفل بذلك فضلا، وهو إلى مشيئته إن شاء رزق وإن شاء لم يرزق. اهـ.
Beliau (al Baghawi) mengatakan : Maksudnya adalah, Dialah yang menjamin rezeki makhluk-Nya sebagai anugerah dari-Nya, dan semua itu bergantung pada kehendak-Nya. Jika Dia berkehendak, Dia memberi rezeki; dan jika Dia berkehendak, Dia tidak memberi rezeki.
— Selesai kutipan dari Tafsir al Baghawi —
ولمزيد الفائدة يرجى الاطلاع على الفتاوى الأخرى هنا :
Untuk penjelasan lebih lanjut, silakan merujuk pada fatwa-fatwa lainnya berikut ini :
وليعلم أن الله تعالى هو الرازق بأن يسر أسباب الرزق وسهلها ثم أمر عباده بطلبه والسعي في تحصيله، فإذا لم يفعلوا ويبذلوا جهدهم وفكرهم في ذلك فهم الملومون.
Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala adalah Sang Pemberi Rezeki, yaitu dengan memudahkan sebab-sebab rezeki dan melapangkannya, kemudian memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk mencarinya dan berusaha mendapatkannya. Maka jika mereka tidak melakukannya, tidak bersungguh-sungguh, dan tidak berpikir untuk mendapatkannya, maka merekalah yang layak disalahkan.
والله أعلم.
Sumber : IslamWeb
Leave a Reply