مخططات “التنظيم” الإسرائيلية: الأداة الكامنة لدمج الأراضي الفلسطينية المحتلة في إسرائيل
Rencana “Tanzhim” Israel: Alat Tersembunyi untuk Mengintegrasikan Tanah Palestina yang Diduduki ke dalam Israel (Bagian Pertama)
Penulis: Ali al-Jarbawi dan Rami Abdul Hadi
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Rencana “Tanzhim” Israel ini masuk dalam Kategori Sejarah Palestina
نبذة مختصرة:
Abstrak
يهدف هذا البحث إلى إبراز ملامح سياسة “التنظيم” الإسرائيلية الإستعمارية في الضفة المحتلة، وطرائف تنفيذها، وآثارها السلبية في حاضر الشعب الفلسطيني ومستقبله، وفي إمكانيات التوصّل إلى تسوية سياسية مقبولة للقضية الفلسطينية والصراع العربي – الإسرائيلي. ولهذا الغرض تمّ إبراز الهدف الإستراتيجي لعملية إستيعاب إسرائيل للضفة المحتلة عملياً، وعرض “نشاطات” جهاز التنظيم الإسرائيلي المكملّة لممارسات السلطة العسكرية المحتلة والموجهة لتحقيق هدف استيعاب الضفة إسرائيلياً. كما تمّ، في هذا السياق، التعرّض للكيفية التي تستغل إسرائيل بها أوضاع الإنتفاضة الفلسطينية وآثارها، تسريعاً في تنفيذ مخططاتها التهويدية للأراضي الفلسطينية المحتلة. يستخلص هذا البحث أن جهاز التنظيم الإسرائيلي عمل منذ بداية الإحتلال، وبشكل مبرمج ومتدرّج، على إسناد مهمّة السلطات العسكرية المحتلة الموجهة نحو خلق واقع “جديد” من الأراضي الفلسطينية المحتلة، يهوّدها ويدمجها فعلياً في إسرائيل، ويصعّب إمكانات إستعادة هويّتها الفلسطينية في المستقبل.
Penelitian ini bertujuan menyoroti ciri-ciri kebijakan kolonial “tanzim” Israel di Tepi Barat yang diduduki, cara pelaksanaannya, serta dampak negatifnya terhadap masa kini dan masa depan rakyat Palestina, serta pada kemungkinan tercapainya penyelesaian politik yang dapat diterima bagi masalah Palestina dan konflik Arab-Israel. Untuk tujuan ini, penelitian menyoroti tujuan strategis dari proses penyerapan Tepi Barat oleh Israel secara praktis, serta memaparkan “aktivitas” aparatur tanzim Israel yang melengkapi praktik otoritas militer pendudukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan integrasi Tepi Barat ke dalam Israel. Dalam konteks ini, dibahas juga bagaimana Israel memanfaatkan situasi Intifada Palestina dan dampaknya, guna mempercepat pelaksanaan rencana Yahudisasi atas tanah Palestina yang diduduki. Penelitian ini menyimpulkan bahwa aparatur tanzim Israel sejak awal pendudukan, secara terprogram dan bertahap, telah mendukung peran otoritas militer pendudukan yang diarahkan untuk menciptakan realitas “baru” di tanah Palestina yang diduduki, yang mengarah pada Yahudisasi dan integrasi faktualnya ke dalam Israel, serta mempersulit kemungkinan pemulihan identitas Palestina di masa depan.
النص الكامل:
Naskah Lengkap
في الوقت الذي تتواصل المساعي الحثيثة، على مختلف الصعد، لإحداث تحرك في المسيرة السياسية من أجل إيجاد حل للقضية الفلسطينية والصراع العربي – الإسرائيلي، خرج شمير على العالم بتصريح مقتضب، لكن واضح وصريح، يتناقض تماماً مع الجوهر المأمول من هذه المسيرة، ويؤكد النيات المبيتة للحكومة الإسرائيلية الحالية تجاه الأراضي الفلسطينية المحتلة منذ سنة 1967.
Pada saat berbagai upaya intensif terus berlangsung di berbagai tingkatan untuk menggerakkan proses politik dalam rangka menemukan solusi bagi permasalahan Palestina dan konflik Arab–Israel, Syamir tampil di hadapan dunia dengan sebuah pernyataan singkat, namun jelas dan tegas, yang sama sekali bertentangan dengan esensi yang diharapkan dari proses tersebut. Ia menegaskan niat tersembunyi pemerintah Israel saat ini terhadap tanah Palestina yang diduduki sejak tahun 1967.

إذ شدد شمير، في أثناء لقائه مجموعة من اليهود حديثي الهجرة من الاتحاد السوفياتي، على ضرورة وجود “إسرائيل كبرى وقوية” كي تتمكن من استيعاب موجة الهجرة اليهودية الجديدة من الاتحاد السوفياتي، والتي من المتوقع أن تضخ إلى إسرائيل نحواً من ٧٠٠ ألف يهودي خلال السنوات القليلة المقبلة.(1)
Dalam pertemuannya dengan sekelompok orang Yahudi yang baru saja berimigrasi dari Uni Soviet, Syamir menekankan perlunya keberadaan “Israel yang besar dan kuat” agar mampu menyerap gelombang baru imigrasi Yahudi dari Uni Soviet, yang diperkirakan akan membawa sekitar 700 ribu orang Yahudi ke Israel dalam beberapa tahun mendatang. 1
وطبعاً، كان المعنى المتضمن في التصريح الشميري واضحاً من دون لبس، وهو ضرورة التمسك بالضفة الفلسطينية وقطاع غزة المحتلين والاحتفاظ بهما، واستخدامهما مجالاً رحباً للتوسع الاستعماري الصهيوني.
Tentu saja, makna yang tersirat dalam pernyataan Syamir tersebut sangat jelas tanpa keraguan, yaitu keharusan untuk tetap berpegang pada Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki serta mempertahankannya, sekaligus menjadikannya sebagai ruang yang luas untuk ekspansi kolonial Zionis.
لم يأت تصريح شمير من فراغ، ولم يكن يمثل نزعة ليكودية يمينية متطرفة فقط، بل جاء امتداداً طبيعياً للأسس والمرتكزات العقائدية والممارسات التطبيقية للحركة الصهيونية منذ نهاية القرن الماضي. فمن الناحية العقائدية، قامت الحركة الصهيونية على مخطط يهدف إلى إقامة دولة يهودية نقية العرق “… في أرض إسرائيل التي لا يعرف حدودها أحد، إنما كانت الحدود التي أعلنتها المنظمة الصهيونية في مؤتمر السلام في عام 1919 تشمل فلسطين الانتدابية، وجنوب لبنان حتى منابع الليطاني، وشرقي الأردن على خط سكة حديد الحجاز.”(2)
Pernyataan Syamir tidak datang begitu saja, dan tidak hanya mewakili kecenderungan sayap kanan Likud yang ekstremis, melainkan merupakan kelanjutan alami dari landasan ideologis dan praktik aplikatif gerakan Zionis sejak akhir abad lalu. Dari sisi ideologi, gerakan Zionis dibangun di atas rencana yang bertujuan mendirikan sebuah negara Yahudi yang murni rasnya “… di Tanah Israel yang batas-batasnya tidak seorang pun mengetahuinya. Namun batas-batas yang diumumkan oleh Organisasi Zionis dalam Konferensi Perdamaian tahun 1919 mencakup Palestina mandat, wilayah selatan Lebanon hingga sumber mata air Litani, serta Yordania timur hingga jalur kereta api Hijaz.” 2
وبناء على الهدف المنشود بالاستعمار الزاحف لفلسطين، قامت الحركة الصهيونية على المحورية العقائدية لمرتكزين أساسيين: ضرورة الاستيلاء المبرمج على الأرض وإفراغها من أهلها الفلسطينيين، وضرورة إحلال اليهود مكان الفلسطينيين عن طريق الهجرة الاستيطانية والزاحفة.
Berdasarkan tujuan kolonisasi merayap terhadap Palestina tersebut, gerakan Zionis berdiri di atas pokok ideologis dengan dua landasan utama: pertama, keharusan penguasaan tanah secara terprogram dengan mengosongkannya dari penduduk aslinya yaitu bangsa Palestina; kedua, keharusan menggantikan orang-orang Palestina dengan orang-orang Yahudi melalui imigrasi kolonial yang masif dan terus-menerus.
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Sumber: Majalah ad Dirasaat Al Filisthiniyyah Edisi Musim Semi Tahun 1990
Leave a Reply