Rencana “Tanzhim” Israel (16)



مخططات “التنظيم” الإسرائيلية: الأداة الكامنة لدمج الأراضي الفلسطينية المحتلة في إسرائيل

Rencana “Tanzhim” Israel: Alat Tersembunyi untuk Mengintegrasikan Tanah Palestina yang Diduduki ke dalam Israel (Bagian Keenambelas)

Penulis: Ali al-Jarbawi dan Rami Abdul Hadi

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Rencana “Tanzhim” Israel ini masuk dalam Kategori Sejarah Palestina

وقد ركزت إسرائيل في استراتيجية مواجهتها على تحقيق ثلاثة أهداف متكاملة. الأول، تمحور حول القضاء على الانتفاضة بأسرع وقت ممكن والحد من تبعاتها السلبية على إسرائيل قدر الإمكان، واستغلال الوضع السياسي الناجم عنها لتمرير حل سياسي للصراع يتلاءم والمخططات الاستراتيجية الإسرائيلية. ولتحقيق هذا الهدف، استنفرت إسرائيل منذ اندلاع الانتفاضة مجمل إمكانات قوتها ونفوذها، ووجهتها في اتجاهين متوازيين: أحدهما داخلي، استخدمت السلطة المحتلة فيه كل وسائل القمع والتنكيل ضد فلسطينيي الأراضي المحتلة على مدار العامين الماضيين لخنق الحركة الجماهيرية العارمة للانتفاضة والقضاء على نواتها المحركة؛ والثاني خارجي، وظفت إسرائيل فيه إمكاناتها الدبلوماسية والإعلامية لتطويق النتائج الإيجابية التي حققتها الانتفاضة على صعيد الرأي العام العالمي، وخصوصاً الغربي. وفي هذا السياق، حاولت إسرائيل إظهار نفسها بمظهر الباحث عن السلام، فطرحت خطة شمير الحكومية لتخفيف الضغوط الدولية عليها، وكسب الوقت للتركيز على محاولة القضاء على الانتفاضة بالوسائل العسكرية القمعية. وتجدر الإشارة، في هذا السياق، إلى أن السقف الأعلى لما يمكن أن تحققه خطة شمير لا يتجاوب مطلقاً مع المطالب الفلسطينية – العربية الدنيا.

Israel memusatkan strateginya dalam menghadapi Intifada pada pencapaian tiga tujuan yang saling melengkapi. Tujuan pertama berfokus pada upaya menghentikan Intifada secepat mungkin, membatasi dampak negatifnya terhadap Israel sejauh mungkin, serta memanfaatkan situasi politik yang ditimbulkannya untuk mendorong solusi politik atas konflik yang sesuai dengan rencana strategis Israel. Untuk mencapai tujuan ini, sejak awal meletusnya Intifada, Israel mengerahkan seluruh kekuatan dan pengaruhnya, dengan diarahkan pada dua jalur paralel: pertama, di dalam negeri, otoritas pendudukan menggunakan seluruh bentuk penindasan dan kekerasan terhadap rakyat Palestina di wilayah pendudukan selama dua tahun terakhir dengan tujuan mencekik gerakan massa luas Intifada dan menghancurkan inti penggeraknya; kedua, di luar negeri, Israel mengerahkan kekuatan diplomasi dan medianya untuk membendung dampak positif yang dicapai Intifada dalam opini publik internasional, khususnya di Barat. Dalam konteks ini, Israel berusaha menampilkan diri sebagai pihak pencari perdamaian dengan mengajukan Rencana Pemerintah Shamir, guna meredakan tekanan internasional dan membeli waktu untuk fokus menghentikan Intifada melalui cara-cara militer yang represif. Perlu dicatat bahwa batas maksimal dari apa yang ditawarkan Rencana Shamir sama sekali tidak sejalan dengan tuntutan minimal Palestina–Arab.

لم تستطع إسرائيل على صعيد هدفها الأول، حتى الآن، سوى تسجيل “نجاحات” جزئية، تمثلت في قدرتها الفائقة على رفع درجة معاناة الشعب الفلسطيني الرازح تحت الاحتلال و”جرجرة” مسلسل التسوية السياسية في طريق يتلاءم وتحقيق مخططاتها الصهيونية الاستراتيجية. أما أحداث ومجريات الانتفاضة على أرض الواقع، فقد بقيت مستمرة على الرغم من كل الوسائل الإسرائيلية المستخدمة ضدها.

Dalam kaitannya dengan tujuan pertama ini, sejauh ini Israel hanya mampu mencatat “keberhasilan” parsial, yang tercermin dalam kemampuannya meningkatkan penderitaan rakyat Palestina yang hidup di bawah pendudukan serta “menyeret” proses penyelesaian politik ke jalur yang sesuai dengan rencana strategis Zionisnya. Namun, fakta dan dinamika Intifada di lapangan tetap terus berlanjut meskipun seluruh cara represif Israel telah diterapkan untuk menghentikannya.

وفي ظل الفشل الإسرائيلي في قمع عسكري سريع وحاسم للانتفاضة، وجهت إسرائيل جهودها أيضاً نحو استغلال الوضعين المحلي والدولي لتحقيق الهدفين الآخرين؛ فتحت ضغط الانهماك الفلسطيني داخل الأراضي المحتلة في المواجهة اليومية لمسلسل القمع المتصاعد، وسلسلة القيود المتزايدة التي تفرضها السلطة المحتلة على المواطنين في محاولة يائسة للحد من استمرار الانتفاضة، وتحت ستار انشغال العالم الخارجي بمتابعة الأحداث وملاحقة التقارير اليومية للانتفاضة، بما تتضمنه من قضايا وجوانب فلسطينية مؤلمة تفرض طغيان حضورها الإعلامي، قررت إسرائيل أن هذا الوقت الحرج يوفر لها أفضل غطاء لتكثيف تنفيذ مخططها الصهيوني الاستيعابي للأراضي المحتلة.

Dalam kondisi kegagalan Israel melakukan penumpasan militer yang cepat dan tegas terhadap Intifada, Israel juga mengarahkan upayanya untuk memanfaatkan situasi lokal dan internasional guna mencapai dua tujuan lainnya. Dengan adanya tekanan akibat keterlibatan penuh rakyat Palestina di wilayah pendudukan dalam menghadapi rangkaian penindasan yang terus meningkat, serta serangkaian pembatasan yang semakin ketat yang diberlakukan otoritas pendudukan untuk menghentikan Intifada, dan di balik perhatian dunia yang tersita dalam mengikuti peristiwa dan laporan harian mengenai Intifada—yang penuh dengan isu dan penderitaan rakyat Palestina yang mendominasi pemberitaan—Israel memutuskan bahwa momen kritis ini adalah kesempatan terbaik baginya untuk mempercepat pelaksanaan rencana Zionis dalam menyerap sepenuhnya wilayah-wilayah pendudukan.

من هذا المنطلق، جهدت إسرائيل منذ اندلاع الانتفاضة لتحقيق الهدف الثاني المتمثل في هدم البنى التحتية والمؤسساتية في الأراضي المحتلة (إضافة إلى إنهاك الاقتصاد الوطني الفلسطيني) لتسهيل استيعابها إسرائيلياً وحرمان الفلسطينيين من إمكان تطوير استقلالهم الوطني فعلياً. ولضمان تحقيق هذا الهدف، اتبعت السلطة المحتلة سياسة منهجية لإغلاق السواد الأعظم من المؤسسات المستقلة وشبه المستقلة الفاعلة في الأراضي المحتلة، من جامعات وجمعيات ونقابات ونواد ومكتبات عامة، والتي تشكل العمود الفقري للبنية المؤسساتية الفلسطينية في الضفة الغربية وقطاع غزة المحتلين. 

Berdasarkan hal tersebut, sejak pecahnya Intifada, Israel bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuan keduanya, yaitu menghancurkan infrastruktur dan institusi di wilayah pendudukan (selain melemahkan ekonomi nasional Palestina) demi memudahkan proses penyerapannya secara Israelisasi serta menghalangi rakyat Palestina dari kemungkinan membangun kemandirian nasional yang nyata. Untuk memastikan tercapainya tujuan ini, otoritas pendudukan menerapkan kebijakan sistematis dengan menutup sebagian besar lembaga independen maupun semi-independen yang aktif di wilayah pendudukan—seperti universitas, perkumpulan, serikat, klub, dan perpustakaan umum—yang merupakan tulang punggung struktur kelembagaan Palestina di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki.

كما حظرت السلطة المحتلة نشاط حركات طالبية وسياسية واعتبرتها خارج القانون، وشددت الحظر على عقد الاجتماعات السياسية. وبالنسبة إلى الأجهزة الحكومية المرتبطة بالحكم العسكري، كجهازي التعليم والصحة على سبيل المثال، فقد قلصت السلطة المحتلة حجم ميزانياتها عقاباً، بحجة استمرار الانتفاضة وامتناع الفلسطينيين من دفع الضرائب، فأصبحت هذه الأجهزة بفعل التقليصات هياكل متداعية. وإذا أضفنا إلى ذلك أن البلديات عاجزة، في وضعها الحالي، عن تقديم خدمات أساسية معقولة لسكانها، ناهيك بتوقف قديم لمشاريعها التطويرية، نجد أن الوضع الإجمالي للبنية المؤسساتية في الأراضي المحتلة ينذر بالخطر، ويؤثر سلباً في مجمل البنية التحتية الفلسطينية فيها. ولا بد من الإشارة إلى أن التضييق الإسرائيلي على إدخال الأموال للأراضي المحتلة من الخارج، بحجة أنها تأتي لدعم استمرار الانتفاضة، يصب أيضاً في مجال تحقيق هذا الهدف الإسرائيلي الذي تنوي السلطة المحتلة من خلاله إنهاك الفلسطينيين، وهدم المقومات الأساسية الموجودة لدولتهم المستقبلية.

Otoritas pendudukan juga melarang aktivitas gerakan mahasiswa dan politik dengan menganggapnya ilegal, serta memperketat larangan penyelenggaraan pertemuan politik. Sementara untuk lembaga pemerintah yang terkait dengan administrasi militer, seperti pendidikan dan kesehatan misalnya, anggarannya dipangkas sebagai bentuk hukuman dengan alasan Intifada terus berlanjut dan rakyat Palestina menolak membayar pajak. Akibat pemangkasan itu, lembaga-lembaga tersebut berubah menjadi struktur rapuh. Ditambah lagi, kondisi kotamadya yang kini tidak mampu memberikan layanan dasar yang memadai bagi warganya, apalagi menjalankan proyek pengembangan yang sejak lama terhenti, membuat situasi keseluruhan struktur kelembagaan di wilayah pendudukan berada dalam keadaan berbahaya dan berpengaruh buruk terhadap seluruh infrastruktur Palestina. Perlu juga dicatat bahwa pembatasan Israel terhadap masuknya dana dari luar negeri ke wilayah pendudukan, dengan alasan untuk mendukung keberlangsungan Intifada, juga merupakan bagian dari tujuan Israel untuk melemahkan rakyat Palestina dan menghancurkan fondasi utama bagi negara Palestina masa depan.

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Sumber: Majalah ad Dirasaat Al Filisthiniyyah Edisi Musim Semi Tahun 1990



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.