الوسواس القهري : ماهيته – علاجه
Waswas : Hakikat dan Pengobatannya (Bagian Kedua)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Waswas : Hakikat dan Pengobatannya ini masuk dalam Kategori Tanya Jawab
ومما يندفع به الوسواس الاستغفار، فعن ابن مسعود رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
Dan di antara hal yang dapat mengusir waswas adalah istighfar. Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“إِنَّ لِلشَّيْطَانِ لَمَّةً بِابْنِ آدَمَ وَلِلْمَلَكِ لَمَّةً فَأَمَّا لَمَّةُ الشَّيْطَانِ فَإِيعَادٌ بِالشَّرِّ وَتَكْذِيبٌ بِالحَقِّ، وَأَمَّا لَمَّةُ الْمَلَكِ فَإِيعَادٌ بِالخَيْرِ وَتَصْدِيقٌ بِالحَقِّ، فَمَنْ وَجَدَ ذَلِكَ فَلْيَعْلَمْ أَنَّهُ مِنَ اللهِ فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ الأُخْرَى فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، ثُمَّ قَرَأَ {الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالفَحْشَاءِ} الآيَةَ”. رواه الترمذي في سننه وابن حبان في صحيحه.
“Sesungguhnya pada anak Adam ada bisikan setan dan ada bisikan malaikat. Bisikan setan berupa janji keburukan dan pendustaan terhadap kebenaran, sedangkan bisikan malaikat berupa janji kebaikan dan pembenaran terhadap kebenaran. Barang siapa mendapatkan hal itu maka ketahuilah bahwa itu dari Allah, hendaklah ia memuji Allah. Dan barang siapa mendapatkan yang lain maka hendaklah ia berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.” Kemudian beliau membaca firman Allah: “Setan menjanjikan kepadamu kemiskinan dan menyuruhmu berbuat kejahatan…” (Surah Al-Baqarah: 268). (Hadits Riwayat Tirmidzi dalam Sunannya dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya).
وعن عثمان بن أبي العاص قال: يا رسول الله : إن الشيطان قد حال بيني وبين صلاتي وقراءتي يلبسها علي، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
Dari Utsman bin Abil ‘Ash, ia berkata: Aku berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya setan telah menghalangiku dari shalat dan bacaanku, ia mengacaukannya atasku.” Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ذاك شيطان يقال له خنزب ، فإذا أحسسته فتعوذ بالله منه، واتفل عن يسارك ثلاثاً. قال : ففعلت ذلك فأذهبه الله عني رواه مسلم .
“Itu adalah setan yang disebut Khinzab. Jika engkau merasakannya maka berlindunglah kepada Allah darinya, dan ludahlah ke sebelah kirimu tiga kali.” Ia berkata: “Aku pun melakukan itu, lalu Allah menghilangkannya dariku.” (Hadits Riwayat Muslim).
وغرض الشيطان من تلك الوسوسة – كما بينها حديث عثمان – أن يلبس على العبد صلاته ويفسدها عليه، وأن يحول بينه وبين ربه، فيندفع هذا الكيد بالاستغفار والاستعاذة .
Tujuan setan dari waswas tersebut — sebagaimana dijelaskan dalam hadits Utsman — adalah untuk mengacaukan shalat seorang hamba, merusaknya, dan menghalanginya dari Rabb-nya. Tipu daya ini dapat ditolak dengan istighfar dan isti‘adzah (meminta perlindungan kepada Allah).
قال ابن القيم في زاد المعاد:
Ibnul Qayyim dalam kitab Zaadul Ma’ad berkata :
ولما كان الشيطان على نوعين : نوع يرى عياناً وهو شيطان الإنس، ونوع لا يرى وهو شيطان الجن، أمر سبحانه وتعالى نبيه صلى الله عليه وسلم أن يكتفي من شر شيطان الإنس بالإعراض عنه والعفو والدفع بالتي هي أحسن، ومن شيطان الجن بالاستعاذة بالله منه، انتهى.
“Karena setan ada dua jenis: jenis yang terlihat nyata yaitu setan dari kalangan manusia, dan jenis yang tidak terlihat yaitu setan dari kalangan jin, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Nabi-Nya shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk menghadapi kejahatan setan manusia dengan berpaling darinya, memaafkan, dan menolak dengan cara yang lebih baik, sedangkan setan jin dihadapi dengan isti‘adzah kepada Allah darinya.”
﴿ وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴾ (الأعراف: ٢٠٠)
“Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Surah Al-A’raf: 200)
قال ابن كثير في تفسيره :
Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata :
فأما شيطان الجن فإنه لا حيلة فيه إذا وسوس إلا الاستعاذة بخالقه الذي سلطه عليك، فإذا استعذت بالله والتجأت إليه كفه عنك ورد كيده، اهـ.
“Adapun setan dari kalangan jin, maka tidak ada cara menghadapinya ketika ia berbisik kecuali dengan isti‘adzah kepada Penciptamu yang telah menjadikannya berkuasa atasmu. Jika engkau berlindung kepada Allah dan bersandar kepada-Nya, niscaya Allah akan menahannya darimu dan membatalkan tipu dayanya.”
ومن الأمور النافعة- كذلك في علاج الوسوسة استحضار القلب والانتباه عند الفعل وتدبر ما هو فيه من فعل أو قول ، فإنه إذا وثق من فعله وانتبه إلى قوله وعلم أن ما قام به هو المطلوب منه كان ذلك داعياً إلى عدم مجاراة الوسواس ، وإن عرض له فلا يسترسل معه لأنه على يقين من أمره
Di antara hal-hal yang bermanfaat dalam mengobati waswas adalah menghadirkan hati dan memperhatikan amal ketika melakukannya serta merenungi ucapan atau perbuatannya. Jika ia yakin dengan amalnya, sadar akan ucapannya, dan mengetahui bahwa yang ia lakukan sudah sesuai tuntutan, maka itu akan mendorongnya untuk tidak menuruti waswas. Jika waswas datang, ia tidak perlu mengikutinya karena ia sudah berada di atas keyakinan.
ومن ذلك في الوضوء مثلاً: أن يتوضأ من إناء فيه قدر ما يكفي للوضوء بلا زيادة، ويجاهد نفسه أن يكتفي به، فقد كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يتوضأ بأقل منه . وفي باب التطهر من النجاسة يحاول رش المحل الذي يعرض له فيه الوسواس بالماء، ويقنع نفسه أن ما يجده من بلل هو من أثر الماء لا من البول.
Misalnya dalam wudhu: ia berwudhu dari bejana yang hanya berisi air secukupnya untuk wudhu, lalu memaksa dirinya mencukupkan diri dengan itu, padahal Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dengan air yang lebih sedikit dari itu. Dalam bersuci dari najis, ia mencoba menyiram bagian yang menjadi objek waswas dengan air, lalu meyakinkan dirinya bahwa basah yang ia rasakan hanyalah dari air, bukan dari kencing.
وفي الصلاة يجتهد في متابعة الإمام ، حتى ولو خيل إليه أنه لم يأت بالذكر المطلوب ، وإذ قرأ الإمام ينصت له، ويقرأ معه الفاتحة إن كان ممن يرى وجوب قراءتها على المأموم في الصلاة الجهرية… . وهكذا يحاول اتخاذ حلول عملية، يدرب نفسه عليها شيئاً فشيئاً. والله سبحانه وتعالى هو الكاشف لكل ضر والرافع لكل بلوى.
Dalam shalat, ia berusaha mengikuti imam, meskipun ia merasa belum membaca dzikir tertentu. Jika imam membaca, ia mendengarkan, dan ia membaca Al-Fatihah bersamanya jika ia termasuk yang berpendapat wajib membacanya dalam shalat jahr. Dengan demikian, ia melatih dirinya sedikit demi sedikit dengan solusi praktis. Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Dzat yang menghilangkan segala kesulitan dan mengangkat segala musibah.
والله أعلم.
Wallahu a’lam.
Alhamdulillah selesai rangkaian artikel 2 (Dua) Seri
Sumber : IslamWeb
Leave a Reply