مخططات “التنظيم” الإسرائيلية: الأداة الكامنة لدمج الأراضي الفلسطينية المحتلة في إسرائيل
Rencana “Tanzhim” Israel: Alat Tersembunyi untuk Mengintegrasikan Tanah Palestina yang Diduduki ke dalam Israel (Bagian Ketiga)
Penulis: Ali al-Jarbawi dan Rami Abdul Hadi
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Rencana “Tanzhim” Israel ini masuk dalam Kategori Sejarah Palestina
وأتاحت حرب 1967 للحركة الصهيونية الفرصة لتنفيذ جزء آخر من مخططها الأصلي، فكان أن احتلت بقية فلسطين، إضافة إلى الجولان وسيناء، وحاولت طرد ما أمكن من المواطنين العرب من هذه المناطق واستيعابها إسرائيلياً.
Perang 1967 memberi gerakan Zionis kesempatan untuk melaksanakan bagian lain dari rencana aslinya. Mereka berhasil menduduki sisa wilayah Palestina, selain juga Dataran Tinggi Golan dan Sinai, serta berusaha mengusir sebanyak mungkin warga Arab dari wilayah-wilayah tersebut dan mengintegrasikannya ke dalam Israel.
لكن، بما أن الكثافة السكانية الفلسطينية في الضفة والقطاع بقيت مرتفعة بعد استنفاد جميع محاولات الطرد الجماعي للفلسطينيين منها، فإن إسرائيل لم تتمكن من ضم هذه المناطق رسمياً إليها (باستثناء منطقة القدس)، لأن ذلك كان سينسف مبدأ “النقاء العرقي” الذي تعمل الحركة الصهيونية جاهدة لتحقيقه.
Namun, karena kepadatan penduduk Palestina di Tepi Barat dan Gaza tetap tinggi setelah semua upaya pengusiran massal dari sana gagal, Israel tidak dapat secara resmi mencaplok wilayah-wilayah ini (kecuali wilayah al-Quds), sebab hal itu akan menghancurkan prinsip “kemurnian ras” yang berusaha keras diwujudkan oleh gerakan Zionis.
وبما أن الحركة الصهيونية لم تكن أيضاً على استعداد للتخلي عن المناطق التي احتلتها سنة 1967، وتقع ضمن مخططها الأصلي للدولة اليهودية، فقد كان عليها اللجوء إلى العمل بوسائل أخرى لتحقيق استيعاب الضفة والقطاع إسرائيلياً.
Karena gerakan Zionis juga tidak siap melepaskan wilayah yang didudukinya sejak 1967, yang masuk dalam rencana asal negara Yahudi, maka mereka harus menggunakan cara lain untuk mengintegrasikan Tepi Barat dan Gaza ke dalam Israel.
وانطلقت الحركة الصهيونية، هذه المرة أيضاً، من سياسة فرض الأمر الواقع التي تضمن ضم الأرض فعلياً إلى إسرائيل وتحويل أهلها الفلسطينيين إلى مجرد سكان من دون أدنى حقوق المواطنة التي منحت كاملة، طبعاً، للمستوطنين اليهود(7) (تم ضم الجولان رسمياً إلى إسرائيل لمحدودية سكانه العرب).
Gerakan Zionis kembali mengadopsi kebijakan fait accompli (pemaksaan realitas), yang menjamin pencaplokan tanah secara de facto ke dalam Israel dan menjadikan rakyat Palestina di sana hanya sekadar penduduk tanpa hak kewarganegaraan sedikit pun — yang tentunya diberikan penuh kepada para pemukim Yahudi. 1 (Dataran Tinggi Golan secara resmi dicaplok Israel karena jumlah penduduk Arab di sana terbatas).
ولتحقيق سياسة فرض الأمر الواقع، شجعت الحكومات الإسرائيلية المتعاقبة ومولت، إلى جانب جهات يهودية رسمية وغير رسمية، الاستيطان اليهودي للضفة والقطاع. وانبرى العديد من الهيئات والأشخاص لتقديم مشاريع خطط استيطانية لتهويد هذه المناطق المحتلة.(8)
Untuk melaksanakan kebijakan fait accompli ini, pemerintah Israel yang silih berganti mendorong dan membiayai, bersama dengan badan-badan Yahudi resmi maupun tidak resmi, pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat dan Gaza. Banyak lembaga dan individu turut serta mengajukan rencana pemukiman guna Yahudisasi wilayah pendudukan tersebut. 2
وكان لا بد، لإحكام طوق سياسة فرض الأمر الواقع، من أن تقوم السلطة الإسرائيلية المحتلة، كما فعلت سابقاً مع الفلسطينيين داخل إسرائيل في الفترة الواقعة بين سنة 1948 وسنة 1967، باتباع سياسة خنق منهجية للفلسطينيين في الضفة والقطاع، وذلك بقصد التضييق والتعجيز للتسريع في عملية التفريغ النازف للأراضي المحتلة من أهلها. وضمن هذه السياسة، قامت إسرائيل بإصدار أوامر عسكرية عديدة ومتنوعة مكّنتها من إحكام سيطرتها على جوانب عديدة من حياة الفلسطينيين في المناطق المحتلة من جهة، وفرض استيلائها على مساحات شاسعة من أراضيها من جهة أخرى.(9)
Untuk memperkuat cengkeraman kebijakan pemaksaan realitas, otoritas Israel yang menduduki wilayah ini — sebagaimana yang mereka lakukan sebelumnya terhadap orang-orang Palestina di dalam Israel pada periode 1948–1967 — menerapkan kebijakan mencekik secara sistematis terhadap rakyat Palestina di Tepi Barat dan Gaza. Kebijakan ini dimaksudkan untuk mempersempit ruang gerak dan memperberat kondisi mereka agar mempercepat proses pengosongan wilayah pendudukan dari penduduk aslinya. Sebagai bagian dari kebijakan ini, Israel mengeluarkan berbagai perintah militer yang beraneka ragam, yang memungkinkan mereka menguasai berbagai aspek kehidupan rakyat Palestina di wilayah pendudukan di satu sisi, serta memaksakan penguasaan mereka atas wilayah yang sangat luas di sisi lain. 3
ولضمان استكمال عملية الخنق المنهجي للفلسطينيين في ظل الاحتلال، اعتمدت السلطة المحتلة على تنفيذ سياسة تخطيط وتنظيم محكمة لتجريدهم من المزيد من الأراضي، وتحديد استخداماتهم للفضلة المتبقية منها بين أيديهم.
Untuk memastikan terlaksananya proses pencekikan sistematis ini terhadap orang-orang Palestina di bawah pendudukan, otoritas Israel menerapkan kebijakan perencanaan dan tanzim (pengaturan) yang ketat, yang bertujuan untuk merampas lebih banyak tanah mereka, serta membatasi penggunaan mereka atas sisa kecil tanah yang masih berada di tangan mereka.
يهدف هذا البحث إلى وصف السياسات التخطيطية وإجراءات وممارسات سلطة التنظيم الإسرائيلية في الضفة الفلسطينية منذ احتلالها سنة 1967، وتقويم دور هذه السلطة في عملية استعمار الأراضي الفلسطينية المحتلة وتهويدها.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kebijakan perencanaan, prosedur, dan praktik otoritas tanzim Israel di Tepi Barat Palestina sejak pendudukannya pada tahun 1967, serta mengevaluasi peran otoritas ini dalam proses kolonisasi dan Yahudisasi tanah Palestina yang diduduki.
في الجزء الأول من البحث، نتطرق إلى الجوانب القانونية لعملية التخطيط، بما في ذلك إلقاء الضوء على التغييرات والتعديلات التي أدخلتها السلطة المحتلة بواسطة أوامرها العسكرية على القوانين والإجراءات التي كانت سارية وقت الاحتلال.
Pada bagian pertama, penelitian ini membahas aspek hukum dari proses perencanaan, termasuk menyoroti perubahan dan amandemen yang diberlakukan oleh otoritas pendudukan melalui perintah-perintah militernya terhadap undang-undang dan prosedur yang berlaku pada saat pendudukan.
أما الجزء الثاني فيصف خطط التنظيم الإقليمية في الضفة الفلسطينية المحتلة، ويسعى لتحليل أهدافها وعلاقتها بسياسة الاستيطان اليهودي، ويوضح طرائق ووسائل تنفيذها.
Bagian kedua menggambarkan rencana tanzim regional di Tepi Barat yang diduduki, berupaya menganalisis tujuan-tujuannya dan hubungannya dengan kebijakan pemukiman Yahudi, serta menjelaskan cara dan sarana pelaksanaannya.
وفي الجزء الثالث يتم التعرض لتأثيرات فترة الانتفاضة في عملية تنفيذ سياسات ومخططات التنظيم الإسرائيلي المختلفة، مع إيراد مثال لتوضيح الآثار والانعكاسات السلبية على فلسطينيي الضفة المحتلة من جراء هذا التنفيذ.
Sedangkan pada bagian ketiga dibahas pengaruh periode Intifada terhadap pelaksanaan kebijakan dan rencana tanzim Israel yang berbeda-beda, dengan menyajikan sebuah contoh untuk memperjelas dampak dan konsekuensi negatif yang dialami oleh orang-orang Palestina di Tepi Barat akibat pelaksanaannya.
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Sumber: Majalah ad Dirasaat Al Filisthiniyyah Edisi Musim Semi Tahun 1990
Catatan Kaki
- Lihat: Ali al-Jarbawi, “Al-‘Arab fi al-Ard al-Muhtallah wa Tahaddiyat al-Ihtilal”, al-Majallah al-‘Arabiyyah li al-‘Ulum al-Siyasiyyah, edisi 1, tahun 1 (1986), hlm. 181–199
- ‘Abd al-Rahman Abu ‘Arafah, al-Istithan: al-Tatbiq al-‘Amali li al-Suhyuniyyah (al-Quds: Wakalah Abu ‘Arafah li al-Shahafah wa al-Nashr, 1981), hlm. 238–250
- Raja Shehadeh & Jonathan Kuttab, al-Dhifah al-Gharbiyyah wa Hukm al-Qanun, terj. Wadi‘ Khuri (Beirut: Dar al-Kalimah, 1982)
Leave a Reply