Perang Arab – Israel 1948 (Bagian 1)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Perang Arab – Israel 1948 ini adalah salah satu artikel di Kategori Tarikh
Serial Lengkap dapat dilihat di Kategori Sejarah Palestina
أول حروب العرب مع إسرائيل، دارت عقب إنهاء الانتداب البريطاني على فلسطين وإعلان قيام إسرائيل، منتصف مايو/أيار ١٩٤٨، وأودت بحياة آلاف الجنود من الطرفين، وانتهت بهزيمة العرب، فأطلقوا عليها حرب “النكبة”.
Perang pertama antara Arab dan Israel terjadi setelah berakhirnya mandat Inggris atas Palestina dan deklarasi pembentukan negara Israel pada pertengahan Mei 1948. Perang ini menelan ribuan korban jiwa dari kedua belah pihak dan berakhir dengan kekalahan di pihak Arab, sehingga mereka menyebutnya sebagai Perang “an Nakbah” (Malapetaka).
أسباب الحرب
Penyebab Perang
ان سعي اليهود لإقامة وطن لهم في فلسطين سببا رئيسيا لهذه الحرب، فقد سعوا -بمعاونة دول غربية- لتفريغ فلسطين من سكانها العرب، وإقامة دولة إسرائيل، وهو ما أكده عضو الكنيست الإسرائيلي السابق يشعياهو بن فورت بقوله “لا دولة يهودية بدون إخلاء العرب من فلسطين ومصادرة أراضيهم وتسييجها”.
Upaya orang Yahudi untuk mendirikan tanah air mereka di Palestina merupakan penyebab utama dari perang ini. Mereka berusaha—dengan bantuan negara-negara Barat—untuk mengosongkan Palestina dari penduduk Arabnya dan mendirikan negara Israel. Hal ini ditegaskan oleh mantan anggota Knesset Israel, Yeshayahu Ben Porat, yang mengatakan “Tidak ada negara Yahudi tanpa mengusir orang Arab dari Palestina dan menyita tanah mereka serta mengelilinginya dengan pagar.”
وانتهج الاستيطان اليهودي فلسفة أساسها الاستيلاء على الأراضي الفلسطينية، بعد طرد سكانها الأصليين بحجج ودعاوى دينية وتاريخية مزعومة، والترويج لمقولة “أرض بلا شعب لشعب بلا أرض”.
Pemukiman Yahudi mengadopsi filosofi yang didasarkan pada perebutan tanah Palestina, setelah mengusir penduduk aslinya dengan dalih dan klaim agama serta sejarah yang tidak benar. Mereka juga mempromosikan slogan “Tanah tanpa rakyat untuk rakyat tanpa tanah.”
وقد سعت “الحركة الصهيونية” في النصف الثاني من القرن التاسع عشر للسيطرة على أكبر مساحة من الأراضي الفلسطينية، كما دعا المبشرون الأميركيون اليهودَ إلى العودة إلى أرض صهيون (فلسطين)، وكان أولهم راعي الكنيسة الإنجيلية القس جون ماكدونالد سنة ١٩١٤.
Gerakan Zionis berusaha pada paruh kedua abad ke-19 untuk menguasai wilayah terbesar dari tanah Palestina. Para penginjil Amerika juga menyerukan agar orang-orang Yahudi kembali ke tanah Sion (Palestina), dan yang pertama melakukannya adalah pendeta gereja Injili, Pendeta John Macdonald, pada tahun 1914.
شهدت فترة الدولة العثمانية أولى مراحل الاستيطان، ولا سيما بعد انعقاد مؤتمر لندن عام ١٨٤٠. واستمرت هذه المرحلة حتى عام ١٨٨٢، وأطلق البعض عليها اسم “الاستيطان الروتشيلدي” نسبة إلى المليونير اليهودي البريطاني ليونيل دي روتشيلد، الذي تولى إنشاء المستوطنات في هذه الفترة، حتى وصل عددها إلى ٣٩ مستوطنة يسكنها ١٢ ألف يهودي.
Daulah Utsmaniyah menyaksikan tahap awal pemukiman Yahudi, terutama setelah diadakannya Konferensi London pada tahun 1840. Tahap ini berlanjut hingga tahun 1882, dan beberapa orang menyebutnya sebagai “pemukiman Rothschild” mengacu pada jutawan Yahudi Inggris, Lionel de Rothschild, yang mendirikan pemukiman-pemukiman selama periode ini. Jumlahnya mencapai 39 pemukiman yang dihuni oleh 12 ribu orang Yahudi.
ورغم عدم ترحيب الدولة العثمانية بالاستيطان اليهودي في فلسطين، إلا أن نظام حيازة الأراضي في فلسطين في العهد العثماني ساعد على توسيعه، حيث استغلت المنظمات اليهودية العالمية كل الظروف لتكثيف الاستيطان وترحيل يهود العالم إلى فلسطين.
Meskipun Daulah Utsmaniyah tidak menyambut pemukiman Yahudi di Palestina, Aturan Sistem kepemilikan tanah di Palestina pada masa Daulah Utsmaniyah secara tidak langsung memudahkan perluasan pemukiman Yahudi tersebut. Organisasi-organisasi Yahudi internasional memanfaatkan setiap kesempatan untuk memperbanyak pemukiman dan memindahkan orang Yahudi dari seluruh dunia ke Palestina.
وبعد صدور وعد بلفور سنة ١٩١٧، الذي يقضي بإنشاء وطن قومي لليهود في فلسطين، ودخول فلسطين تحت الانتداب البريطاني، نشطت المؤسسات الصهيونية، ولعبت حكومة الانتداب دورا كبيرا في تمكين اليهود من السيطرة على مساحات كبيرة من الأراضي الفلسطينية.
Setelah dikeluarkannya Deklarasi Balfour pada tahun 1917, yang menetapkan pembentukan tanah air nasional bagi orang Yahudi di Palestina, dan setelah Palestina berada di bawah mandat Inggris, institusi-institusi Zionis menjadi aktif. Pemerintah mandat Inggris memainkan peran besar dalam memungkinkan orang Yahudi menguasai wilayah besar tanah Palestina.
وتعتبر مرحلة الانتداب البريطاني المرحلة الذهبية للاستيطان، حيث دخلت بريطانيا فلسطين وهي ملتزمة بوعد بلفور، وبذلك أصبح الاستيطان اليهودي يتم تحت رقابة دولة عظمى عملت على مساندته وتدعيمه.
Masa mandat Inggris dianggap sebagai masa keemasan pemukiman, karena Inggris memasuki Palestina sebagai komitmen terhadap Deklarasi Balfour. Dengan demikian, pemukiman Yahudi berlangsung di bawah pengawasan negara besar yang bekerja untuk mendukung dan memperkuat pendiriannya
Bersambung in sya Allah
ٍSumber Utama : Al Jazeera
Leave a Reply