
وجوب عداوة اليهود والمشركين وغيرهم من الكفار
Kewajiban Memusuhi Yahudi, Musyrikin, dan Selainnya dari Kalangan Kafir (Bagian Ketiga)
Oleh : Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz – Majmū‘ Fatāwā wa Maqālāt Mutanawwi‘ah — Jilid 2, halaman 178
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Kewajiban Memusuhi Yahudi, Orang Musyrik, dan Selainnya dari Kalangan Orang Kafir ini bagian dari Koleksi Fatwa Syaikh bin Baz rahimahuLlahu Ta’ala
وقوله تعالى:
Dan firman Allah Ta’ala:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ [الزخرف:٢٦، ٢٧]
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kepada kaumnya: ‘Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah, kecuali (kepada) Dzat yang telah menciptakanku; karena sesungguhnya Dia pasti akan memberi petunjuk kepadaku.'” (Surah az Zukhruf ayat 26 – 27)
وقوله عز وجل :
Dan firman-Nya ‘Azza wa Jalla :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءََ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ [المائدة : ٥٧]
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan orang-orang yang menjadikan agama kalian sebagai ejekan dan permainan — dari kalangan Ahlul Kitab sebelum kalian maupun dari kalangan orang-orang kafir — sebagai wali (teman dekat atau orang kepercayaan). Bertakwalah kalian kepada Allah jika kalian benar-benar orang-orang beriman.” (Surah al Maaidah ayat 57)
والآيات في هذا المعنى كثيرة.
Dan ayat-ayat dalam makna ini sangatlah banyak.
وفي قوله تعالى :
Dan dalam firman Allah Ta’ala:
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا [المائدة : ٨٢]
“Sungguh engkau akan mendapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (Surah al Maaidah ayat 82)
دلالة ظاهرة على أن جميع الكفار كلهم أعداء للمؤمنين بالله سبحانه وبرسوله محمد ﷺ،
Terdapat dalil yang sangat jelas bahwa seluruh orang kafir — semuanya — adalah musuh bagi orang-orang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan beriman kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad ﷺ.
ولكن اليهود والمشركين عباد الأوثان أشدهم عداوة للمؤمنين،
Akan tetapi, orang-orang Yahudi dan kaum musyrikin penyembah berhala adalah golongan yang paling keras permusuhannya terhadap kaum mukminin.
وفي ذلك إغراء من الله سبحانه للمؤمنين على معاداة الكفار والمشركين عموما وعلى تخصيص اليهود والمشركين بمزيد من العداوة في مقابل شدة عداوتهم لنا، وذلك يوجب مزيد الحذر من كيدهم وعداوتهم.
Dan dalam hal ini terdapat dorongan dan motivasi dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi kaum mukminin untuk memusuhi orang-orang kafir dan musyrikin secara umum, dan untuk memberikan perlakuan permusuhan yang lebih keras secara khusus terhadap orang-orang Yahudi dan kaum musyrikin, sebagai balasan atas kerasnya permusuhan mereka terhadap kita. Dengan demikian, hal ini mewajibkan kita untuk lebih berhati-hati dan lebih waspada terhadap makar, tipu daya, dan permusuhan mereka.
ثم إن الله سبحانه مع أمره للمؤمنين بمعاداة الكافرين أوجب على المسلمين العدل في أعدائهم
Kemudian, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala — meskipun telah memerintahkan kaum mukminin untuk memusuhi orang-orang kafir — juga mewajibkan kepada kaum Muslimin untuk berlaku adil terhadap musuh-musuh mereka.
فقال تعالى :
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى [المائدة : ٨]
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian orang-orang yang selalu menegakkan keadilan karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencian kalian terhadap suatu kaum mendorong kalian untuk tidak berlaku adil. Berlaku adillah, karena sesungguhnya adil itu lebih dekat kepada takwa.” (Surah al Maaidah ayat 8)
فأمر سبحانه المؤمنين أن يقوموا بالعدل مع جميع خصومهم، ونهاهم أن يحملهم بغض قوم على ترك العدل فيهم
Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada kaum mukminin untuk menegakkan keadilan terhadap seluruh musuh-musuh mereka. Dan Dia melarang mereka untuk menjadikan kebencian terhadap suatu kaum sebagai sebab untuk meninggalkan keadilan terhadap mereka.
وأخبر عز وجل أن العدل مع العدو والصديق هو أقرب للتقوى والمعنى: أن العدل في جميع الناس من الأولياء والأعداء هو أقرب إلى اتقاء غضب الله وعذابه.
Kemudian Allah ‘Azza wa Jalla memberitahukan bahwa keadilan — baik terhadap musuh maupun terhadap teman — adalah perkara yang lebih dekat kepada takwa. Maknanya adalah: bahwa berlaku adil terhadap seluruh manusia — baik kepada para wali Allah (orang-orang beriman) maupun kepada para musuh Allah (orang-orang kafir) — merupakan perbuatan yang paling mendekatkan seseorang kepada sifat takwa, dan paling menjauhkan seseorang dari kemurkaan dan azab Allah Subhanahu wa Ta’ala.
وقال عز وجل :
Dan Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ [النحل:٩٠]
“Sesungguhnya Allah memerintahkan (kalian) untuk berlaku adil, berbuat ihsan (kebaikan), dan memberikan kepada kaum kerabat; serta melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan kedzaliman. Dia memberikan peringatan kepada kalian agar kalian mau mengambil pelajaran.” (Surah an Nahl ayat 90)
وهذه الآية الكريمة من أجمع الآيات في الأمر بكل خير والنهي عن كل شر،
Ayat yang mulia ini termasuk salah satu ayat Al-Qur’an yang paling sempurna dalam memuat perintah untuk melaksanakan seluruh kebaikan dan larangan dari melakukan seluruh bentuk keburukan.
ولهذا روي أن النبي ﷺ لما بعث عبدالله بن رواحة الأنصاري إلى خيبر ليخرص على اليهود ثمرة النخل، وكان النبي ﷺ قد عاملهم على نخيلها وأرضها بنصف ثمرة النخل والزرع، فخرص عليهم عبدالله ثمرة النخل،
Oleh karena itu, telah diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ ketika mengutus Abdullah bin Rawahah Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu ke Khaibar untuk memperkirakan hasil panen kurma orang-orang Yahudi — sementara Nabi ﷺ telah mengadakan perjanjian dengan mereka atas hasil pohon kurma dan tanah pertanian mereka, yaitu separuh dari hasil panen kurma dan pertanian — maka Abdullah pun memperkirakan hasil panen mereka.
فقالوا له إن هذا الخرص فيه ظلم،
Lalu orang-orang Yahudi berkata kepadanya: “Sesungguhnya perkiraanmu ini mengandung kezaliman.”
فقال لهم عبدالله رضي الله عنه:
Maka Abdullah bin Rawahah radhiyallahu ‘anhu berkata kepada mereka:
(والذي نفسي بيده إنكم لأبغض إلي من عدتكم من القردة والخنازير، وإنه لن يحملني بغضي لكم وحبي لرسول الله ﷺ على أن أظلمكم)
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya kalian itu lebih aku benci dibandingkan kera dan babi (yang kalian ketahui dalam kitab kalian sendiri). Akan tetapi kebencianku terhadap kalian, dan kecintaanku kepada Rasulullah ﷺ, tidak akan pernah mendorongku untuk berlaku zalim kepada kalian.”
فقال اليهود :
Maka orang-orang Yahudi pun berkata:
بهذا قامت السموات والأرض.
“Dengan inilah langit dan bumi ini tegak.” (Yakni: dengan keadilan inilah langit dan bumi ini tegak dan terjaga.)
فالعدل واجب في حق القريب والبعيد والصديق والبغيض،
Maka ketahuilah, bahwa berlaku adil adalah suatu kewajiban — baik terhadap orang yang dekat maupun terhadap orang yang jauh, terhadap teman maupun terhadap musuh.
ولكن ذلك لا يمنع من بغض أعداء الله ومعاداتهم ومحبة أولياء الله المؤمنين وموالاتهم، عملا بالأدلة الشرعية من الكتاب والسنة، والله المستعان.
Namun demikian, kewajiban untuk berlaku adil tersebut tidaklah menafikan kewajiban untuk membenci musuh-musuh Allah, memusuhi mereka, serta mencintai para wali Allah dari kalangan orang-orang beriman dan memberikan loyalitas kepada mereka. Hal ini semua merupakan perintah dan ketetapan syariat berdasarkan dalil-dalil yang shahih dari Al-Kitab (Al-Qur’an) dan As-Sunnah. Dan hanya kepada Allah-lah kita memohon pertolongan.
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Sumber : https://binbaz.org.sa
Leave a Reply