
خادمة المسجد النبوي
Pelayan Masjid Nabawi (Bagian Kedua)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Pelayan Masjid Nabawi ini termasuk dalam kategori Sirah Nabawiyah
ضاءات حول الموقف
Cahaya-Cahaya dari Peristiwa Ini
دررٌ كثيرة احتواها هذا الموقف النبوي الكريم، يأتي في مقدّمها : القيمة الاعتبارية التي جعلها النبي – صلى الله عليه وسلم – للضعفة والبسطاء،
Banyak mutiara yang terkandung dalam peristiwa mulia nan nabawi ini. Di antaranya yang paling utama: nilai penghargaan yang diberikan Nabi ﷺ kepada orang-orang lemah dan kaum sederhana.
ليكون الدرس الذي نتعلّمه، أن كلّ إنسان له دورٌ وقيمة، وتلك قضيّة ينبغي الوقوف عندها، إذ لا قيام للمجتمعات ولا نهوض للأمم إلا بعمل الجميع وإنتاجهم،
Dari situ kita belajar bahwa setiap manusia memiliki peran dan nilai. Ini adalah sebuah prinsip yang patut direnungkan, karena tidak akan tegak suatu masyarakat dan tidak akan bangkit sebuah bangsa kecuali dengan kerja dan kontribusi semua orang.
ولولا أصحاب الأدوار الهامشيّة في الحياة لما استقامت المعيشة أو صلُحت الأرض للسكنى، ولنا العبرة في الآلات الكبيرة، والتي تعمل من خلال المئات من التروس مختلفة الأحجام، ولو تعطّل واحد منها لتوقّفت الآلة كلّها عن العمل، ما يعني أن على المؤمن ألاّ يحقر من الأعمال الصالحة شيئاً ولو كان في نظر الناس صغيراً، والصغير عند الله كبير.
Kalau bukan karena peran-peran yang tampak kecil dalam kehidupan, niscaya kehidupan ini tidak akan berjalan dan bumi tak akan layak dihuni. Kita dapat mengambil pelajaran dari mesin-mesin besar yang bekerja dengan ratusan roda gigi dari berbagai ukuran; jika satu saja rusak, seluruh mesin akan berhenti. Maka itu berarti bahwa seorang mukmin tidak boleh meremehkan amal saleh apa pun, meskipun kecil di mata manusia, karena yang kecil di sisi manusia bisa jadi besar di sisi Allah.
وفي الحديث إشارة إلى فضل تنظيف المسجد وتعاهده، وقد تضافرت الأدلّة التي تحثّ على ذلك، منها حديث أنس رضي الله عنه أن النبي – صلى الله عليه وسلم – رأى نُخامة في قبلة المسجد، فغضب حتى احمر وجهه ، فجاءته امرأة من الأنصار فحكّتها وجعلت مكانها خَلوقاً – نوع من أنواع الطيب، فقال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : ( ما أحسن هذا ) رواه النسائي ، وطبّق ذلك النبي – صلى الله عليه وسلم – بنفسه فأزال نُخامةً رآها في المسجد كما جاء في الصحيحين وغيرهما.
Hadits ini juga menunjukkan keutamaan membersihkan masjid dan menjaga kebersihannya. Banyak dalil yang mendukung hal ini, di antaranya adalah hadits dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ pernah melihat dahak di arah kiblat masjid, lalu beliau marah hingga wajahnya memerah. Lalu datanglah seorang wanita dari kalangan Anshar, ia menggosok dahak itu dan menggantinya dengan khuluq (sejenis wewangian). Rasulullah ﷺ pun bersabda, “Alangkah baiknya ini.” (Hadits Riwayat Imam an-Nasa’i). Bahkan Rasulullah ﷺ sendiri pernah langsung menghapus dahak yang beliau lihat di masjid, sebagaimana disebutkan dalam Shahihain dan riwayat lainnya.
ومما يدلّ عليه الحديث، أن الدعاء لصاحب المعروف مكافأة له، فقد دعا النبي – صلى الله عليه وسلم – للمرأة بعد موتها.
Hadits ini juga menunjukkan bahwa mendoakan orang yang telah berbuat baik merupakan bentuk balasan atas kebaikannya. Nabi ﷺ mendoakan wanita itu setelah wafatnya.
كما استدلّ العلماء على الترغيب في شهود الجنائز ،وعلى استحباب الصلاة على الميت الحاضر عند قبره لمن لم يصلِ عليه، وعلى مشروعيّة الدفن ليلاً، والإخبار بالموت.
Para ulama juga menjadikan hadits ini sebagai dalil anjuran untuk menghadiri jenazah, serta disunnahkannya menyalatkan jenazah di kuburnya bagi orang yang belum sempat menyalatkannya sebelumnya. Juga menunjukkan bolehnya mengubur jenazah di malam hari, dan pentingnya memberitahukan kematian kepada orang-orang.
Alhamdulillah, Selesai artikel 2 (Dua) Seri
Sumber: IslamWeb
Leave a Reply