Doa Saat Berwudhu
Kompilasi dan Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
w
السؤال
ما هي الأدعية التي تقال على الوضوء ؟.
Pertanyaan :
Apa doa-doa yang diucapkan saat berwudhu ?
Jawaban
الحمد لله.
ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم أدعية تقال في أول الوضوء وأخرى تقال بعده .
Ditetapkan dari Nabi shalallahu alaihi wa salam doa-doa yang dibaca di awal wudhu dan diakhir wudhdu.
فأما ما يقال في أول الوضوء فلم يثبت فيه إلا التسمية بلفظ : ( بسم الله ) .
Adapun yang dibaca saat awal wudhu, maka tidak ada yang ditetapkan kecualai membaca At Tasmiyah, yakni lafazh : Bismilah
ودليل ذلك قول النبي صلى الله عليه وسلم
Dalil untuk hal tersebut adalah sabda Nabi shalallahu alaihi wasalam :
( لا وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرْ اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ ) روه الترمذي (٢٥)
Tidak ada wudhu bagi mereka yang tidak menyebutkan Nama Allah padanya (Hadits Riwayat Imam At Tirmidzi)
وقَالَ : وَفِي الْبَاب عَنْ عَائِشَةَ وَأَبِي سَعِيدٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَسَهْلِ بْنِ سَعْدٍ وَأَنَسٍ . قَالَ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ : لا أَعْلَمُ فِي هَذَا الْبَابِ حَدِيثًا لَهُ إِسْنَادٌ جَيِّدٌ انتهى كلام الترمذي .
Dalam bab ini diriwayatkan dari Aisyah, Abi Said, Abu Hurairah, Sahl bin Sa’ad dan Anas. Imam Ahmad bin Hambal berkata, “Dalam bab ini saya tidak mengetahui ada hadits dengan sanad yang baik.” demikian yang dikatakan oleh Imam At Tirmidzi
ونقل النووي في “المجموع” (١/٣٨٥) عن البيهقي قوله :
Imam An Nawawi mengatakan dalam Al Majmu’ (1/385) dari Al Baihaqi, bahwa beliau mengatakan
” أَصَحُّ مَا فِي التَّسْمِيَةِ حَدِيثُ أَنَسٍ : أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم وَضَعَ يَدَهُ فِي الإِنَاءِ الَّذِي فِيهِ الْمَاءُ ثُمَّ قَالَ : تَوَضَّئُوا بِاسْمِ اللَّهِ , قَالَ : فَرَأَيْت الْمَاءَ يَنْبُعُ مِنْ بَيْنِ أَصَابِعِهِ ، وَالْقَوْمُ يَتَوَضَّؤُنَ حَتَّى تَوَضَّئُوا مِنْ عِنْدِ آخِرِهِمْ ، وَكَانُوا نَحْوَ سَبْعِينَ رَجُلا .
‘Riwayat yang paling sahih dalam masalah tasmiah (membaca basmalah dalam berwudu) adalah hadits Anas, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam memasukkan tangannya dalam wadah berisi air, kemudian beliau berkata, ‘Berwudulah kalian dan bismillah’ Dia (Anas) berkata, ‘Lalu aku lihat air mengalir di antara jemarinya, sementara orang-orang berwudu yang orang terakhir dari mereka, jumlah mereka sekitar tujuh puluh orang.’
وَإِسْنَادُهُ جَيِّدٌ . وَاحْتَجَّ بِهِ الْبَيْهَقِيُّ فِي كِتَابِهِ “مَعْرِفَةِ السُّنَنِ وَالآثَارِ” وَضَعَّفَ الأَحَادِيثَ الْبَاقِيَةَ ” انتهى
Sanad hadits ini jayid (baik). Baihaqi berdalil dengan hadits ini dalam kitabnya Ma’rifatus Sunan wal Aatsar, lalu beliau menyatakan dha’if hadits-hadits yang lainnya.
— Selesai Kutipan dari Imam An Nawawi —
وأما ما يقال بعده : فقد وردت فيه عدة أحاديث .
Adapun doa yang dibaca setelah berwudhu, maka ada beberapa hadits yang disebutkan :
ومجموع ما ورد أنه يقول :
Berikut ini kumpulan riwayat terkait doa setelah wudhu :
( أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ، اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَوَّابِينَ ، واجْعَلْني مِنَ المُتَطَهِّرِينَ ، سُبْحانَكَ اللَّهُمَّ وبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وأتُوبُ إِلَيْكَ ) .
روى مسلم (٢٣٤) عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال :
Diriwayatkan oleh Imam Muslim (Hadits Nomor 234) dari Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda :
( مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ أَوْ فَيُسْبِغُ الْوَضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ : أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ، إِلا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ ) رواه مسلم (٢٣٤)
Setiap kalian yang berwudhu, lalu dia menyempurnakan wudhunya, setelah itu membaca : Asyhadu allaa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuuluh, niscaya akan dibukakan baginya pintu surga yang delapan, dia dapat masuk dari pintu mana saja yang dia suka.
زاد الترمذي (٥٥) :
Imam At Tirmidzi menambahkan dalam hadits nomor 55 :
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ التَّوَّابِينَ ، وَاجْعَلْنِي مِنْ الْمُتَطَهِّرِينَ
وهذه الزيادة ضعفها الحافظ ابن حجر رحمه الله ، فإنه قال : “هذه الزيادة التي عند الترمذي لم تثبت في هذا الحديث ” انتهى من “الفتوحات الربانية” (٢/١٩) .
Tambahan ini dianggap dhaif oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah, bahwa dia berkata, “Tambahan yang terdapat dalam riwayat Imam At Tirmizi tidak kuat dalam hadits ini” Demikian dikutip dari Al-Futuhat Ar-Rabbaniyah, 2/19
وجزم ابن القيم في “زاد المعاد” بثبوتها عن النبي صلى الله عليه وسلم .
Ibnul Qoyyim memastikan dalam “Zaadul Ma’ad” bahwa hadits ini berasal dari Nabi shalallahu alaihi wa salam
وأما
Adapun bacaan :
سُبْحانَكَ اللَّهُمَّ وبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وأتُوبُ إِلَيْكَ
فقد رواه النسائي في “عمل اليوم والليلة” والحاكم في المستدرك عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه . وقد اختلف الرواة هل الحديث مرفوع إلى النبي صلى الله عليه وسلم أو من قول أبي سعيد رضي الله عنه ؟
Ini diriwayatkan oleh Imam Nasa’i dalam Kitab Amalul Yaumi wal Lailah, juga diriwayatkan oleh Imam Hakim dalam Kitab Al-Mustadrak, dari Abu Said Al Khudri radhiyallahu ‘anhu. Para perawi berbeda pendapat, apakah hadits ini marfu (sampai) ke Nabi shallallahu alaihi wa sallam, atau hanya perkataan Abu Said radhiyallahu anhu
قال الحافظ ابن حجر رحمه الله :
Imam Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu mengatakan :
” والسند صحيح بلا ريب ، إنما اختلف في رفع المتن ووقفه”
Sanad riwayat ini tidak diragukan kesahihannya, akan tetapi diperselisihkan apakah hadits ini marfu (sampai kepada Nabi shalallahu alaihi wa salam) atau mauquf (hanya perkataan sahabat).
فالنسائي جرى على طريقته في الترجيح بالأكثر والأحفظ ، فلذا حكم عليه بالخطأ ،
Imam An Nasa’i dengan metodenya dalam mentarjih lebih hati-hati, oleh karenanya beliau menghukumi hadits ini salah (bukan perkataan Nabi shallallahu alaihi wa sallam)
وأما على طريق الشيخ المصنف (يعني النووي) تبعاً لابن الصلاح وغيرهم فالرفع عندهم مقدم لما مع الرافع من زيادة العلم
Sedangkan metode Syaikh pengarang (maksudnya Imam Nawawi), yang mengikuti metode Ibnu Shalah dan lainnya, maka beliau menetapkan hadits ini sebagai hadits marfu, karena dengan menetapkan demikian, akan bertambahnya ilmu.
وعلى تقدير العمل بالطريقة الأخرى فهذا مما لا مجال للرأي فيه فله حكم الرفع ” انتهى من “الفتوحات الربانية” (٢/٢١) .
Dan dengan perkiraan bahwa amal dengan cara tertentu bukan perkara yang dapat disimpulkan oleh pandangan akal semata, maka dihukumi marfu’
— Selesai kutipan dari Al-Futuhat Ar-Rabaniyah, 2/21 —
فهذا ما ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم من الأذكار التي تقال على الوضوء ،
Demikianlah apa yang ditetapkan oleh Nabi shalallahu alaihi wa salam terkait doa-doa yang dibacakan saat berwudhu.
أما الدعاء عند غسل أعضاء الوضوء فلم يثبت فيه شيء عن النبي صلى الله عليه وسلم
Adapun berdoa di sela-sela membasuh anggota wudu, tidak ada satu pun riwayat yang kuat dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
قال النووي في الأذكار (ص ٣٠) :
Imam An Nawawi menyatakan dalam Al Adzkar (halaman 30) :
وأما الدعاء على أعضاء الوضوء فلم يجئ فيه شيء عن النبي صلى الله عليه وسلم .
“Adapun doa yang dibaca saat membasuh anggota wudu, tidak ada satupun riwayat dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam”
وقال ابن القيم في “زاد المعاد” (١/١٩٥) :
Ibnu Qoyyim mengatakan dalam Zaadul Ma’ad (1/195) :
ولم يحفظ عنه أنه كان يقول على وضوئه شيئا غير التسمية ، وكل حديث في أذكار الوضوء الذي يقال عليه فكذب مختلق ، لم يقل رسول الله صلى الله عليه وسلم شيئا منه ، ولا علمه لأمته ، ولا ثبت عنه غير التسمية في أوله
Tidak ada satupun riwayat bahwa beliau (Nabi shallallahu alaihi wa sallam) membaca sesuatu saat berwudhu selain tasmiyah (bismillah). Semua hadits tentang zikir-zikir di tengah wudhu (saat membasuh masing-masing anggota wudhu) yang diriwayatkan adalah dusta dan dibuat-buat, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak membacanya, tidak pula mengajarkannya kepada umatnya.
— Selesai Kutipan dari Zaadul Ma’ad —
Allahu Ta’ala ‘A’lam
Leave a Reply