Tidak Ada Pengganti Agama (2)



لا بديل عن الدين

Tidak Ada Pengganti Agama (Bagian Dua)

د. يوسف القرضاوي

Oleh : DR. Yusuf al Qaradhawiy

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Tidak Ada Pengganti Agama ini bagian dari Koleksi Terjemahan Tulisan Yusuf al Qaradhawiy

وحين يعيش الإنسان في الحياة بغير “قلب الإنسان”؛ تستحيل أدوات العلم في يديه إلى مخالب وأنياب تقتل وترهب، وإلى معاول وألغام تنسف وتدمر. تستحيل أدوات العلم إلى أسلحة ذرية، وقنابل نابالم، وغازات سامة، وأسلحة كيماوية، وجرثومية تنشر الموت والخراب عند استعمالها، وتشيع الذعر والخوف قبل استعمالها.

Ketika manusia hidup di dunia tanpa memiliki “hati seorang manusia,” alat-alat ilmu pengetahuan di tangannya berubah menjadi cakar dan taring yang membunuh dan meneror, menjadi palu godam dan ranjau yang menghancurkan dan merusak. Alat-alat ilmu pengetahuan berubah menjadi senjata nuklir, bom napalm, gas beracun, serta senjata kimia dan biologis yang menyebarkan kematian dan kehancuran ketika digunakan, dan menebarkan ketakutan serta teror bahkan sebelum digunakan.

أجل قد استطاع العلم أن يضع قدم الإنسان على سطح القمر، ولكنه لم يملك أن يضع يده على سر وجوده وغاية حياته!

Benar, ilmu pengetahuan telah mampu membawa manusia melangkahkan kakinya ke permukaan bulan, tetapi ia tidak mampu membuat manusia memahami rahasia keberadaannya dan tujuan hidupnya !

لقد اكتشف الإنسان بالعلم “أشياء” كثيرة، ولكنه لم يكتشف حقيقة نفسه! أوصله علم القرن العشرين إلى القمر، ولكن لم يوصله إلى السعادة والطمأنينة على ظهر الأرض! جلب من هناك بعض الصخور والأتربة، ولكنه لم يجد هناك ما يخرجه من التعاسة والقلق والضياع في كوكبه !

Ilmu telah memungkinkan manusia menemukan banyak “hal,” tetapi tidak mampu membuat manusia menemukan hakikat dirinya! Ilmu abad ke-20 membawa manusia ke bulan, tetapi tidak membawanya kepada kebahagiaan dan ketenangan di bumi! Manusia membawa kembali bebatuan dan debu dari sana, tetapi tidak menemukan sesuatu yang mampu membebaskannya dari kesedihan, kecemasan, dan keterasingan di planetnya sendiri!

أصلح العلم ظاهر الإنسان، وعجز عن إصلاح باطنه، لم يستطع أن ينفذ إلى تلك “اللطيفة الربانية” المدركة الواعية، الشاعرة الحساسة، التي إذا صلحت صلح الإنسان كله، وإذا فسدت فسد الإنسان كله، ألا وهي القلب، أو النفس، أو الروح، سمها ما شئت، فهي حقيقة الإنسان!

Ilmu pengetahuan telah memperbaiki sisi luar manusia, tetapi gagal memperbaiki batinnya. Ia tidak mampu menjangkau “substansi ilahiah” yang sadar, peka, dan halus—yang jika baik, maka baiklah seluruh manusia, dan jika rusak, maka rusaklah seluruh manusia. Substansi itu adalah hati, jiwa, atau ruh; sebutlah dengan nama apa pun, itulah hakikat manusia!

أعطى العلم إنسان القرن العشرين سلاحًا انتصر به على بعض قوى الطبيعة، ولم يعطه ما ينتصر به على نفسه: على شهواته، وشكه، وقلقه، وخوفه، وتخبطه، وصراعه الداخلي والاجتماعي.

Ilmu pengetahuan telah memberikan manusia abad ke-20 senjata yang membuatnya menang melawan beberapa kekuatan alam, tetapi tidak memberinya kekuatan untuk menang melawan dirinya sendiri—melawan hawa nafsunya, keraguannya, kecemasannya, ketakutannya, kebimbangannya, serta konflik batin dan sosialnya.

لقد تقدم الطب الحديث والجراحة إلى أقصى حدودهما في هذا القرن، وبدأ الأطباء يقولون: إن العلم يستطيع القضاء على كل مرض غير الموت والشيخوخة!! ولكن الأمراض تكثر وتتشعب وتنتشر بسرعة مذهلة، ومنها “الأمراض العصبية” و”النفسية” التي هي نتائج وأعراض “التناقض” الشديد الذي يمر به الفرد والمجتمع.

Ilmu kedokteran modern dan bedah telah mencapai puncak kemajuannya di abad ini, sehingga para dokter mulai berkata bahwa ilmu mampu mengatasi semua penyakit kecuali kematian dan penuaan! Namun, penyakit-penyakit justru semakin banyak, beragam, dan menyebar dengan kecepatan yang mencengangkan. Di antaranya adalah “penyakit saraf” dan “penyakit jiwa” yang merupakan akibat dan gejala dari “kontradiksi” yang ekstrem dalam kehidupan individu dan masyarakat.

وسر ذلك أن العلم المادي ـ على سعته واكتشافاته ـ لم يعرف حقيقة الإنسان، الذي عرف المادة وقوانينها، ولكنه لم يعرف نفسه، ولا غرو أن كتب أحد أقطاب العلم “ألكسيس كاريل” كتابه الشهير: “الإنسان ذلك المجهول”.

Penyebabnya adalah ilmu pengetahuan materialistis—sebesar apa pun cakupan dan penemuannya—tidak memahami hakikat manusia. Ia mengenal materi dan hukumnya, tetapi tidak mengenal dirinya sendiri. Tidak mengherankan jika seorang tokoh ilmu pengetahuan, Alexis Carrel, menulis buku terkenalnya, Manusia, Makhluk yang Tidak Diketahui.

ومن هنا حاول العلم الحديث أن يغذي كل الجوانب المادية في الجسم الإنساني، ولكنه فشل في تغذية النفس الإنسانية مما فيها من شعور وأماني وإرادة.. وكانت حصيلة ذلك جسمًا طويل القامة، قوي العضلات، ولكن الجانب الآخر ـ وهو أصل الإنسان ـ أصبح يعانى من أزمات لا حل لها.

Ilmu pengetahuan modern telah berusaha keras untuk memenuhi semua aspek material dalam tubuh manusia. Namun, ia gagal memberi makan jiwa manusia—jiwa yang penuh dengan perasaan, harapan, dan kehendak. Akibatnya, ilmu hanya berhasil menciptakan tubuh yang tinggi dan berotot kuat, sementara sisi lainnya—yang merupakan inti manusia—mengalami krisis yang tak dapat terpecahkan.

لقد أكدت إحصائية: أن ثمانين في المائة (80%) من مرضى المدن الأمريكية الكبرى يعانون أمراضًا ناتجة عن أزمات نفسية وعصبية من ناحية أو أخرى. ويقول علم النفس الحديث: إن من أهم جذور هذه الأمراض النفسية: الكراهية والحقد والخوف والإرهاق واليأس والترقب والشك والآثرة والانزعاج من البيئة؛ وكل هذه الأعراض تتعلق مباشرة بالحياة المحرومة من الإيمان بالله.

Sebuah statistik menunjukkan bahwa 80% dari pasien di kota-kota besar Amerika Serikat menderita penyakit yang disebabkan oleh krisis psikologis atau saraf, dalam satu bentuk atau lainnya. Psikologi modern mengungkapkan bahwa akar utama dari penyakit-penyakit ini adalah kebencian, dendam, ketakutan, kelelahan, keputusasaan, kecemasan, keraguan, egoisme, dan ketidaknyamanan terhadap lingkungan. Semua gejala ini secara langsung berkaitan dengan kehidupan yang kosong dari keimanan kepada Allah.

Bersambung ke Bagian Berikutnya in sya Allah

Sumber : Web Yusuf al Qaradhawi



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.