Derajat Kisah Nabi Idris ‘Alaihissalam dengan Malaikat Maut



درجة قصة إدريس عليه السلام مع ملك الموت

Derajat Kisah Nabi Idris ‘Alaihissalam dengan Malaikat Maut

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Derajat Kisah Nabi Idris ‘Alaihissalam dengan Malaikat Maut ini masuk dalam Kategori Tanya Jawab

السؤال

Pertanyaan:

يقول المجنون: وإني لمشتاق إلى ريح جيبها كما اشتاق إدريس إلى جنة الخلد. فما قصة اشتياق إدريس إلى جنة الخلد ؟ أم تراها من نسج خيال المجنون ؟ ولم خص إدريس بهذا الشوق إلى جنة الخلد دون غيره من الأنبياء والرسل عليهم الصلاة والسلام ؟

Al-Majnūn berkata: “Sungguh aku sangat merindukan aroma bajunya sebagaimana Idris merindukan Surga yang kekal.” Apa kisah kerinduan Idris terhadap Surga yang kekal itu? Ataukah hal itu hanyalah hasil khayalan Al-Majnūn? Dan mengapa Idris secara khusus dikaitkan dengan kerinduan terhadap Surga yang kekal dibanding para nabi dan rasul lainnya ‘alaihimussalām?

الإجابــة

Jawaban:

الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه، أما بعد:

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga, dan para sahabat beliau, amma ba’du:

فلعله يقصد باشتياق إدريس إلى الجنة تلك القصة الطويلة التي ذكرها بعض أهل التفسير والأخباريون، ولعلها من الإسرائيليات،

Kemungkinan yang dimaksud dengan kerinduan Idris terhadap surga adalah kisah panjang yang disebutkan oleh sebagian ahli tafsir dan ahli sejarah, dan kemungkinan kisah itu termasuk Israiliyat.

وخلاصتها: أن ملك الموت كان صديقًا لإدريس، وقد صحبه في رحلته التي كان يتعبد فيها ويسيح في الأرض. فقال له: أسألك بالذي أحببتني لأجله أن تريني لمحة من الجنة – وكان قد طلب منه قبل ذلك أن يميته ويريه النار ليحمله ذلك على العبادة – فقال له ملك الموت عليه السلام: يا نبي الله، أبشر، فإنك إن شاء الله من خيار أهلها، وإنها إن شاء الله مقيلك ومصيرك. فقال: يا ملك الموت، إني أحب أن أنظر إليها، ولعل ذلك أن يكون أشد لشوقي وحرصي وطلبي. 

Ringkasannya: Malaikat Maut adalah sahabat Nabi Idris. Ia pernah menemaninya dalam perjalanan ibadah dan perantauannya di bumi. Maka Idris berkata kepadanya: “Aku memohon kepadamu, demi Dzat yang membuatmu mencintaiku karena-Nya, tunjukkan kepadaku sekilas surga.” — sebelumnya Idris telah meminta agar ia dimatikan dan diperlihatkan neraka agar itu menambah semangat ibadahnya. Maka Malaikat Maut berkata: “Wahai Nabi Allah, bergembiralah! Sesungguhnya engkau, insya Allah, termasuk penghuni terbaik surga, dan sesungguhnya itu akan menjadi tempat peristirahatan dan tempat kembalimu, insya Allah.” Idris berkata: “Wahai Malaikat Maut, aku ingin melihat surga, mudah-mudahan hal itu semakin menambah kerinduanku dan semangatku untuk mencapainya.”

فذهب به إلى باب من أبواب الجنة، فنادى بعض خزنتها، فأجابوه، فقالوا: من هذا؟ قال: ملك الموت. فارتعدت فرائصهم، وقالوا: أُمِرت فينا بشيء؟ فقال: لو أُمِرت فيكم بشيء ما ناظرتكم، ولكن نبي الله إدريس عليه السلام سأل أن ينظر إلى لمحة من الجنة فافتحوا له. فلما فُتح أصابه من بردها وطيبها وريحانها ما أخذ بقلبه، فقال: يا ملك الموت، إني أحب أن أدخل الجنة فآكل أكلة من ثمارها وأشرب شربة من مائها، فلعل ذلك أن يكون أشد لطلبتي ورغبتي وحرصي. فقال: ادخل. فدخل فأكل من ثمارها وشرب من مائها. 

Lalu Malaikat Maut membawanya ke salah satu pintu surga, dan memanggil sebagian penjaganya. Mereka bertanya: “Siapa ini?” Ia menjawab: “Malaikat Maut.” Maka tubuh mereka gemetar dan berkata: “Apakah engkau diperintah untuk melakukan sesuatu terhadap kami?” Ia menjawab: “Jika aku diperintahkan terhadap kalian tentu aku tidak akan memberi kalian tenggang waktu. Akan tetapi Nabi Allah Idris ‘alaihissalām meminta untuk melihat sekilas surga, maka bukalah pintu.” Ketika dibuka, Idris merasakan kesejukan, keharuman, dan semerbak surga yang memikat hatinya. Ia berkata: “Wahai Malaikat Maut, aku ingin masuk ke dalam surga dan memakan sedikit buah-buahannya serta meminum airnya. Mungkin hal itu akan menambah semangat dan kerinduanku.” Malaikat Maut berkata: “Masuklah.” Maka Idris pun masuk, memakan sebagian buah-buahannya dan meminum airnya.

فقال له ملك الموت: اخرج يا نبي الله، قد أصبت حاجتك حتى يردك الله مع الأنبياء يوم القيامة. فاحتضن بساق شجرة من شجر الجنة وقال: ما أنا بخارج منها، وإن شئت أن أخاصمك خاصمتك. فأوحى الله إلى ملك الموت: قاضه الخصومة. فقال له ملك الموت: ما الذي تخاصمني به يا نبي الله؟ فقال إدريس: قال الله تعالى: 

Kemudian Malaikat Maut berkata kepadanya: “Keluarlah wahai Nabi Allah, engkau telah mendapatkan apa yang engkau inginkan, hingga Allah mengembalikanmu bersama para nabi pada hari kiamat.” Namun Idris memeluk batang pohon di surga dan berkata: “Aku tidak akan keluar darinya. Jika engkau mau, aku akan memperkarakanmu.” Maka Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut: “Berilah dia kesempatan berdebat.” Malaikat Maut berkata : “Apa yang akan engkau jadikan alasan dalam perdebatan ini, wahai Nabi Allah?” Idris menjawab: “Allah berfirman :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ، 

‘Setiap jiwa akan merasakan kematian’ (Surah Ali ‘Imran ayat 185).

فقد ذقت الموت الذي كتبه الله على خلقه مرة واحدة. وقال الله تعالى: 

Aku telah merasakan kematian itu sekali sebagaimana yang telah ditetapkan atas seluruh makhluk. Allah juga berfirman :

وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا، 

‘Dan tidak ada seorang pun di antara kalian melainkan akan mendatanginya (neraka)’ (Surah Maryam ayat 71).

وقد وردتها، أفأردها مرة بعد مرة؟ وإنما كتب الله ورودها على خلقه مرة واحدة. وقال لأهل الجنة: 

Aku pun telah mendatanginya, apakah aku harus mendatanginya lagi? Padahal Allah menetapkan hal itu hanya sekali atas makhluk-Nya. Dan Allah berfirman kepada penghuni surga :

وَمَا هُمْ مِنْهَا بِمُخْرَجِينَ،

‘Dan mereka tidak akan dikeluarkan darinya’ (Surah Al-Hijr ayat 48).

أفأخرج من شيء ساقه الله إلي؟ 

Apakah aku akan keluar dari sesuatu yang telah Allah anugerahkan kepadaku?”

فأوحى الله إلى ملك الموت: خصمك عبدي إدريس، وعزتي وجلالي، إن في سابق علمي قبل أن أخلقه أنه لا موت عليه إلا الموتة التي ماتها، وأنه لا يرى جهنم إلا الورد الذي وردها، وأنه يدخل الجنة في الساعة التي دخلها، وأنه ليس بخارج منها، فدعه يا ملك الموت.

Maka Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut: “Hamba-Ku Idris telah memenangkan perkaranya. Demi keagungan dan kebesaran-Ku, sesungguhnya dalam ilmu-Ku yang terdahulu sebelum Aku menciptakannya, Aku telah menetapkan bahwa tidak ada kematian baginya kecuali kematian yang telah dialaminya, dan ia tidak akan melihat neraka kecuali sebatas lewat, dan bahwa ia akan masuk surga pada waktu ia memasukinya, dan ia tidak akan keluar darinya. Maka biarkanlah dia, wahai Malaikat Maut.”

والله أعلم.

Wallahu a’lam.

Sumber : IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.